Benarkah Pasangan Yang Berpacaran Sebelum Menikah Lebih Langgeng Dibandingkan Yang Tidak Pacaran?

Kebetulan saat ini saya belum menikah dan sedang tidak punya pacar. Teman-teman dekat seusia saya yang kebanyakan sudah punya pasangan, baik dalam hubungan pernikahan maupun pacaran, seringkali curhat sekaligus memberi saya wejangan-wejangan. Salah satu wejangan yang paling populer menyarankan saya untuk pacaran terlebih dahulu sebelum memutuskan menikah dengan siapa. Alasannya, dengan berpacaran kita bisa lebih saling mengenal sehingga lebih langgeng dalam hubungan pernikahan. Benarkah demikian?

2 Likes

Secara statistik jawabannya adalah iya. Tetapi yang lebih penting dari sekedar statistik adalah informasi apa yang bisa kita dapatkan dari hasil sebuah penelitian. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Francis-Tan & Mialon (2015), lama pacaran mempengaruhi kemungkinan perceraian di kemudian hari.

Menurut hasil penelitian mereka, apabila dibandingkan dengan pasangan yang pacaran kurang dari 1 tahun kemudian menikah, pasangan yang pacaran selama 1-2 tahun terlebih dahulu sebelum menikah akan menurunkan kemungkinan perceraian sebesar 20 %. Sedangkan pasangan yang pacaran lebih dari 3 tahun akan menurunkan kemungkinan perceraian hingga 50 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa lama pacaran berpengaruh terhadap kesuksesan pernikahan.

Tetapi lama pacaran tersebut tidak berlaku untuk semua umur, dimana pasangan yang pacaran umur 21 tahu mempunyai kemungkinan yang berbeda dengan pasangan yang mulai pacaran di usia 31 tahun atau bahkan 41 tahun. Semakin tua awal pacarannya, semakin besar kemungkinan sukses pernikahannya.

Selain itu, terdapat juga pengaruh bahwa sebelum mereka pacaran, apakah mereka berteman terlebih dahulu, atau memang benar-benar tidak mengenal satu dengan lainnya sebelumnya.

Intinya, pasangan yang saling mengenal lebih baik diantara pasangannya sebelum menikah, maka semakin rendah pula kemungkinan terjadinya perceraian.

Kalau kita lihat dari hasil penelitian diatas, kata kuncinya adalah mengenal pasanganmu terlebih dahulu sebelum menikah. Pertanyaannya adalah apakah dengan pacaran lalu secara otomatis kita saling mengenal ? Jawabannya bisa iya, bisa tidak.

Mengapa ada kemungkinan tidak mengenal pasangan kita, walaupun kita pacaran sebelumnya ? Karena pacaran malah membuat pasangan kita menggunakan “topeng” yang bisa jadi itu bukan dirinya. Biasanya, orang pacaran akan selalu menunjukkan sisi positifnya dan menutupi sisi negatifnya. Kalau kasus ini yang terjadi, maka kita hanya mengenal pasangan kita sebesar 50% dari dirinya.

Tetapi ada kasus yang lebih parah, dimana pasangan kita ketika berpacaran berpura-pura menjadi baik, sehingga terjadilah “penipuan” informasi tentang siapa sesungguhnya dirinya. Kalau kasus seperti ini yang terjadi, rasa-rasanya pacaran malah membuat angka perceraian menjadi lebih tinggi :rofl:

Idealnya, kalau berdasar penelitian diatas, sebelum pacaran lakukan pertemanan terlebih dahulu, sehingga kita bisa saling mengenal perilaku masing-masing. Setelah saling menerima perilaku masing-masing baru kita melangkah lebih jauh, yaitu pacaran. Ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan ketika berteman, misalnya terlalu masuk kedalam pribadi masing-masing. Dengan pacaran, kita bisa menanyakan hal-hal yang sifatnya sensitif, seperti prinsip-prinsip hidupnya, cita-citanya dan lain sebagainya. Setelah itu, baru menikah deh :partying_face: :partying_face: :partying_face:

Tapi yang perlu diingat, pacaran hanya salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan pernikahan. Masih banyak faktor-faktor lainnya yang mempengaruhinya. Maslaah rasa (emosi) terlalu kompleks untk dicari secret recipe-nya :sweat_smile:

Referensi : Francis‐Tan, A., & Mialon, H. M. (2015). “A Diamond Is Forever” And other fairy tales: The relationship between wedding expenses and marriage duration. Economic Inquiry, 53, 1919-1930.

3 Likes

Berdasarkan hasil riset National Autonomous University of Mexico yang membuktikan bahwa perasaan cinta pada pasangan tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun atau dengan kata lain jangan pacaran lama lama, nanti bosan. Tapi menurut pendapat pribadi sih, lama atau tidaknya dalam menjalin hubungan tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai langgeng atau tidaknya sebuah pernikahan. Keharmonisan rumah tangga ditentukan oleh pribadi masing masing pasangan. Mungkin, anggapan bahwa pacaran lama membuat langgeng itu karena selama masa pacaran mereka memiliki kedekatan yang baik dan sama sama tahu karakter pasangan sehingga saat memasuki jenjang pernikahan, keduanya sudah nyaman dan terbuka perihal apapaun tanpa perlu penyesuaian yang terlalu lama. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa yang baru pacaran atau bahkan tidak pacaran, dapat memiliki hubungan yang langgeng dalam rumah tangganya.

Tentunya banyak hal yang dapat mempengaruhi langgengnya sebuah pernikahan. Kita tidak bisa langsung dapat menyimpulkan benar atau tidaknya pengaruh pacaran terhadap kelanggengan pernikahan.

Pasangan yang berpacaran sebelum menikah mungkin punya kecenderungan lebih besar dalam keharmonisan rumahtangga sebab keduanya sudah lebih dulu saling mengenal. Setidaknya untuk karakter tertentu mereka sudah tahu.

Sedangkan untuk pasangan yang tidak berpacaran, misalnya menikah karena perjodohan perlu waktu yang lebih banyak untuk saling mengenal lebih dalam. Tetapi kedua jenis latar belakang pernikahan tersebut menurut saya tidak punya pengaruh signifikan dalam keharmonisan maupun kelanggengan sebuah pernikahan.