Benarkah Orang yang Berkonsultasi ke Psikolog Artinya Sedang Sakit Mental?

cover topik psikologi

Masalah kesehatan mental memang sudah tidak tabu belakangan ini, namun tanpa kita sadari bahwa sebenarnya stereotypes negatif masih saja melekat kepada seseorang yang berkonsultasi ke psikolog. Anggapan bahwa mereka yang berkonsultasi sedang sakit jiwa, mental illnes, pemalas, hingga lemah masih saja melekat dibenak kebanyakan orang.
Hal ini tentu saja membuat orang yang hendak konsultasi psikolog untuk pertama kalinya harus berpikir dua kali karena stigma negatif tersebut. Padahal ketika seseorang berkonsultasi ke psikolog, mereka tidak sepenuhnya “sakit jiwa” seperti apa yang kebanyakan orang pikirkan.

Bagaimana menurut pendapatmu youdics? Apakah kamu pernah konsultasi juga?

Menurut saya, Orang yang berkonsultasi ke Psikolog itu tidak selalu orang yang memiliki penyakit mental ataupun gangguan kejiwaan. Pada kenyataannya, konsultasi ke Psikolog itu sangat penting jika memang kita merasakan adanya sebuah masalah dalam ranah psikologis kita yang sifatnya sudah berlarut - larut dan tidak dapat kita tangani sendirian. Kita membutuhkan psikolog karena memang mereka adalah orang - orang yang paham betul mengenai ranah psikologi manusia dan merupakan orang yang tepat untuk dimintai solusi ataupun saran terbaik mengenai berbagai macam permasalahan yang kita alami supaya tidak berdampak terlalu jauh kepada kondisi mental dan kejiwaan kita seperti depresi.

Sejujurnya saya sendiri belum pernah melakukan konsultasi ke psikolog. Tetapi saya tahu pentingnya untuk melakukan konsultasi terhadap masalah - masalah yang berpotensi mengganggu psikologis kita supaya mendapatkan solusi ketimbang hanya membiarkan saja. Jangan malu untuk pergi ke psikolog.

1 Like

Stigma negatif seperti inilah yang harus dihilangkan agar orang-orang tidak malu untuk berkonsultasi dengan psikolog. Dilansir dari Tempo, stigma dalam masyarakat yang cenderung membingkai konseling dengan psikolog sebagai suatu hal yang negatif membuat orang-orang harus berpikir dua kali untuk melakukannya. Padahal kesehatan mental penting dan sama saja dengan kesehatan fisik. Tubuh bagian dalam (jiwa) kita perlu juga diperhatikan kondisinya dan dirawat jika sakit, sama seperti tubuh bagian luar (fisik) kita. Lagipula, berkonsultasi ke psikolog bisa beragam tujuannya, ada yang ingin konsultasi seputar minat dan bakat, konsultasi untuk mengukur IQ, untuk melihat kecocokan dengan suatu pekerjaan, dan lain sebagainya. Jadi, jangan dikonotasikan sebagai sesuatu yang negatif.

Referensi:

https://gaya.tempo.co/read/1490286/sebab-orang-malu-konsultasi-gangguan-mental
https://www.kompasiana.com/ismuzianiita/5f8561a33d68d52d4f647cb2/menjumpai-psikolog-atau-psikiater-kenapa-harus-malu?page=all

2 Likes

Tidak selalu, menurut saya ini hanyalah sebuah stereotipe masyrakat yang menganggap kalau pergi ke psikolog atau psikiater berarti sakit jiwa. Seharusnya, orang-orang yang berani mengambil keputusan untuk pergi menemui psikolog atau psikiater ini patut diapresiasi karena mereka peka bahwa ada yang perlu dibenahi dalam diri mereka, selain itu mereka juga peduli dengan kesehatan mental mereka dan berhasil menemukan jalan yang tepat guna mengatasi permasalahan tersebut.

1 Like

Tidak semua yang datang konsultasi ke psikolog itu memiliki sakit mental atau kejiwaan. Orang yang tidak sakit mental juga penting untuk konsultasi dengan psikolog ketika kita merasakan memiliki masalah yang kita merasa tidak mampu untuk menyelesaikan maka harus datang berkonsultasi ke psikolog. Orang datang ke psikolog tidak hanya mengenai masalah mental atau kejiwaan ada yang nenili tujuan untuk konsultasi bakat dan minat yang ada dlaam dirinya dll. Orang yang datang ke psikolog merupakan orang yang sakit mental itu hanya sebuah stereotipe masyarakat yang harus dihilangkan.

1 Like

Menurut saya, tidak melulu orang yang berkunjung ke psikolog dikategorikan orang yang sakit mental. Hal tersebut sejatinya salah besar dan harusnya hal tersebut dihilangkan dari tengah masyarakat. Orang yang berkunjung ke psikolog bisa karena bermacam macam hal, misalkan konsultasi terkait susah tidur, atau tes iq, tes minat bakat, dll. Jika sedang merasa gelisah atau sedang mengalami masalah, namun merasa tidak sanggup untuk menghadapinya, kita tidak perlu merasa sendiri dan merasa ragu. Datang dan temuilah psikolog. Kita mendatangi psikolog bukan berarti kita mengalami gangguan jiwa, tetapi kita berhasil menyadari bahwa kita berhak atas kebahagiaan diri kita dan peduli akan kesehatan mental kita. Ketahuilah, bahwa psikolog tidak akan memandang kita sebagai orang yang negatif atau mengalami gangguan jiwa. Psikolog memandang kita sebagai seorang klien yang setara dengan dirinya, menerima klien apa adanya, dan menjamin kerahasian klien. Perlu diketahui pula, bahwa peran psikolog bukan sebagai pemberi solusi, namun memfasilitasi dan membantu mengarahkan klien untuk menemukan solusi yang terbaik untuk dirinya sendiri. Tentunya dengan empati, tanpa menghakimi dan berfokus pada klien. Bagi kita yang membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi masalah yang dihadapi, jangan ragu untuk datang ke psikolog. Pedulikan kesehatan mental kita. Jangan ragu atau malu untuk datang ke psikolog. Mari berproses dan bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Jadilah pribadi yang positif dan temukan kembali kebahagiaan diri kita.

1 Like

Stigma yang ada di dalam masyarakat mengenai seseorang yang datang ke psikolog, yaitu orang yang sedang memiliki masalah kejiwaan atau mental illness. Padahal orang yang datang ke psikolog itu sama dengan kontrol ke dokter, yang tentu tujuannya untuk mengecek apakah dirinya sedang baik-baik saja atau justru ada suatu hal yang tidak beres. Kesimpulannya orang yang dateng ke psikolog belum tentu orang yang sedang “sakit”, tapi bisa jadi tujuannya hanya sekadar cek apakah dirinya sedang besar baik saja

1 Like

Tentu tidak. Stigma seperti ini sudah menjamur di masyarakat, bahkan terkadang di keluarga sendiri. Aku nggak bisa bicara untuk mewakilkan semua orang, tapi buat aku sendiri terkadang pergi ke psikolog hanya untuk sekadar mengobrol itu wajar. Obrolannya juga tentu bisa tentang apa saja, tidak melulu soal sakit mental yang parah gitu. Terkadang ada orang yang purely suka didengar saja, tidak perlu tanggapan atau bahkan saran. Dan kalau psikolog bisa mem-provide itu, kenapa tidak? Apalagi daripada buang-buang energi untuk cerita ke orang yang mungkin tidak bisa menjaga rahasia, lebih baik buang uang untuk psikolog karena rahasia dijamin aman plus dapat masukan-masukan yang jauh lebih membangun. Jadi jawabannya adalah tidak benar.

Sebenarnya tidak hanya karena stigma masyarakat saja, terkadang bahkan alasan kita mengurungkan diri untuk pergi ke psikolog atau psikiater adalah dari keluarga. Biasanya dibilang kita hanya kurang ibadah,mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Padahal masalahnya terkadang tidak sesimpel itu.

Sebelumnya, mari kita lihat apa perbedaan psikolog dan psikiater. Psikolog berfokus pada psikologis pasien, sedangkan psikiater adalah seorang dokter yang mengambil spesialisasi di bidang kejiwaan.

Misalnya ada individu yang susah tidur, seorang psikolog akan mencari alasan kenapa kamu sulit tidur, seorang psikolog akan mencari tau alasan pasien sulit tidur hingga ke akar-akarnya di pola pikir/mental. Sedangkan psikiater akan melihat dari sisi medis dan bisa meresepkan [obat untuk membantu pasien tidur.

Seseorang yang berkonsultasi ke psikolog dan psikiater bukan “sakit jiwa”, malah mereka lebih baik karena mengetahui lebih dulu apa yang salah dari dirinya kan bertanya kepada seorang ahli dibandingkan self diagnosis yang biasa dilakukan dengan referensi google.

Summary

Ilustrasi: perbedaan-psikolog-dan-psikiater.jpg (1000×1499) (bp.blogspot.com)

1 Like