Pada dasarnya, film horor mengandung trik psikologis yang membuat ilusi bahaya melalui video, suara, dan cerita. Walaupun otak menyadari bahwa itu hanya film, tubuh akan merespons film horor seolah-olah itu adalah kejadian nyata. Ketika menonton film horor, sistem saraf otonom akan merespons dengan memproduksi adrenalin. Kondisi ini akan membuat tubuh kita dalam posisi “fight or flight” atau terancam. Meningkatnya adrenalin dalam darah akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis di dalam tubuh. Perubahan tersebut antara lain napas menjadi cepat, detak jantung meningkat, pupil membesar, otot tegang, dan berkeringat.
Selain itu, juga terjadi peningkatan suplai oksigen ke otak dan otot. Dalam mode “fight or flight”, kondisi ini akan meningkatkan kemampuan verbal dan kognitif. Ini memberikan kekuatan mental agar tubuh bisa menemukan jalan keluar dari kondisi yang menyeramkan. Selain meningkatkan adrenalin, menonton film horor juga bisa meningkatkan hormon dopamin. Dopamin adalah neurotransmitter yang membuat tubuh merasa bahagia. Namun, berdasarkan studi, kadar dopamin sangat kecil dibandingkan dengan adrenalin yang membuat Anda ketakutan.
Walau telah selesai menonton film horor, perasaan waspada biasanya masih terus dirasakan. Kondisi ini akan membuat seseorang sulit tidur, bahkan pada mereka yang gemar menonton film horor. Selain sulit tidur, film horor juga bisa memicu mimpi buruk. Padahal, tidur dengan kualitas yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sebesar 90 persen pasien dengan gangguan mental memiliki kualitas tidur yang buruk. Selain itu, rendahnya kualitas tidur pada orang tua, meningkatkan risiko kematian akibat bunuh diri. Orang tua yang kualitas tidurnya buruk sering mengalami delusi dan halusinasi
Untuk itu, menurut Youdics benarkah menintin film horror dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang?