Benarkah menggunakan smartphone dapat menyebabkan kanker?

smartphone

Handphone sebagai “pemicu kanker” merupakan salah satu “pengetahuan umum” yang beredar di masyarakat selama beberapa tahun terakhir, seiring dengan bertambahnya jumlah pengguna handphone di dunia.

Apa yang sebenarnya menyebabkan kanker dari penggunaan handphone? Apakah ada hubungannya lama penggunaan dengan meningkatnya risiko terkena kanker? Apakah kanker yang dapat ditimbulkan hanya terbatas pada kanker otak, atau dapatkan terbentuk kanker pada anggota tubuh lain?

Pernyataan penggunaan handphone dapat memicu kanker sebenarnya masih berupa perdebatan di dunia medis, karena meski telah banyak studi yang meneliti topik tersebut, seringkali studi tersebut tidak menemukan adanya hubungan yang kuat antara penggunaan handphone dengan risiko terkena kanker.

Findings from the experimental models that were evaluated by IARC experts in 2011 suggested that mobile phone radiation alone does not cause cancer, but there may be “cocarcinogenic” properties. Mobile phone radiation increased the development of cancer in animals simultaneously exposed to low doses of known chemical carcinogens in five studies, he pointed out.

Pada tahun 2011, IARC (International Agency for Research on Cancer) menetapkan radiasi yang dikeluarkan handphone kemungkinan bersifat karsinogenik (menyebabkan mutasi sel menjadi sel ganas), atau mungkin bersifat co-carcinogenic (tidak bersifat karsinogenik, namun dapat membantu kerja karsinogenik yang berasal dari tempat lain).

Pada studi yang terbit tahun 2014, ditemukan adanya hubungan antara lamanya penggunaan handphone dengan meningkatnya risiko terkena glioma (kanker otak yang berasal dari sel glia).

Sementara ini, studi-studi ilmiah mengaitkan penggunaan handphone dengan kanker otak—karena letak otak di kepala sering terekspos radiasi handphone.

Bacaan lebih lanjut: