Benarkah memotivasi orang lain lebih mudah daripada memotivasi diri sendiri?

Menurut saya analoginya seperti perbedaan tingkat kesulitan yang dirasakan ketika mempelajari teori sesuatu dan ketika mempraktikkannya langsung. Saat memotivasi orang lain sebetulnya kita sedang menyampaikan pengetahuan yang kita miliki sebelumnya, baik yang didapatkan dari pengalaman maupun dari bacaan. Ini setara dengan menyampaikan teori yang sudah kita pelajari. Tapi ketika kita sendiri diminta untuk mengaplikasikan apa yang kita sampaikan untuk diri kita sendiri, belum tentu hal itu sesederhana “teori” awalnya, bahkan untuk hal yang mungkin sebelumnya sudah pernah kita jalani. Misalnya kita memotivasi orang lain untuk bangkit dari patah hati berdasarkan pengalaman pribadi. Namun apabila hal itu terjadi lagi pada kita, tetap saja tidak mudah mengaplikasikan motivasi yang sudah kita sampaikan pada orang tadi.

Menurut saya, level tau dan paham beda dengan level tindakan. Saat kita memotivasi orang lain, kita menyadari bahwa kita tidak bisa berharap orang tersebut langsung tergerak. Pilihan orang lain sudah berada di luar kuasa kita. Berbeda halnya dengan diri sendiri. Ekspektasi yang kita harapkan ketika memotivasi diri sendiri tentu lebih besar daripada saat kita memotivasi orang lain. Kita berharap motivasi untuk diri sendiri dapat membantu kita bertindak dan menyelesaikan hal yang perlu kita selesaikan. Jadi goal motivasi diri sendiri ada pada level tindakan. Tentunya dengan goal yang berbeda, tingkat kesulitannya juga berbeda. Lebih ringan memotivasi orang lain karena kita tidak terlibat dalam proses eksekusinya, sementara memotivasi diri sendiri berarti siap juga dengan proses eksekusinya.

Betul kak, jadi karena tingginya ekpektasi tersebut membuat kita seolah-olah merasa sulit untuk memberikan motivasi pada diri sendiri. Sedangkan ketika memotivasi orang lain, tidak ada beban setelah memotivasinya, karena pada kahirnya dia yang menentukan bagaimana ke depannya…

Bahkan ketika kita sudah bertindak dan merasa gagal dari situ, bisa jadi akhirnya kita mengatakan bahwa kita tidak bisa memotivasi diri karena pada akhirnya ada perasaan ingin menyerah dari kegagalan yang terjadi.

1 Like

Untuk tetap bisa bersemangat dalam hidup baik pekerjaan maupun kehidupan pribadi kadang kita butuh suntikan motivasi dari orang lain baik secara verbal maupun visual. Tidak jarang jika seseorang yang sedang berada dalam tekanan sampai mencari konsultan psikolog untuk bisa keluar dari masalahnya atau sekedar mendapat motivasi untuk bisa kembali bangkit. Bagi yang tidak mau keluar banyak modal bisa hanya dengan menonton TV karena sekarang ini sudah banyak motivator yang masuk TV memberikan wejangan.

Ini merupakan manifestasi dari sifat manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki hubungan interpersonal, saya juga senang menonton jika ada seorang motivator memberikan tips agar kita bisa lebih kuat khususnya ketika menghadapi pressure. Tapi, muncul masalah baru ketika sedang down makan cukup sulit untuk bisa bangkit secara psikologis karena kita tidak memiliki kekuatan dari dalam. Disinilah baru terlihat bagaimana memotivasi diri sendiri jauh lebih baik daripada mendapatnya dari orang lain. Ada yang bilang “untuk mengatasi masalah carilah orang yang tidak punya masalah.” lalu siapa yang tidak punya masalah? semua orang punya masalah jadi kita harus mendorong diri sendiri untuk bisa keluar dari pressure

Namun, memotivasi diri sendiri bukanlah perkara mudah apalagi dalam situasi tertekan. Berbeda ketika kita mencoba untuk memotivasi orang lain apalagi jika tidak terlibat secara langsung semua akan terasa mudah. Untuk bisa keluar dari tekanan motivasi yang kita butuhkan bukan hanya semangat tapi juga kesabaran dan bagaimana kita memahami apa yang sedang terjadi, menerima, lalu mencoba untuk berpikir secara rasional agar mampu lepas dari masalah tersebut.

Ini masih menjadi sebuah misteri bagi kebanyakan orang. Kenapa kita bisa dengan mudah memberikan motivasi pada rekan yang sedang membutuhkan saran dan motivasi. Namun ketika kita sendiri membutuhkan motivasi sangat sulit. Karena pada dasarnya kita manusia sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.

Menurutku memotivasi diri sendiri suka susah dibanding memotivasi orng lain karena memotivasi diri sendiri itu kadang perlu dibarengi bukti atau omongan yg kita keluarkan contoh “ayo pasti km bisa keterima masuk smk B” nah ekspektasinya kan kadang beda sama realita ekspektasi bakal mulus berhasil ini itu tanpa adanya hambatan,tpi realitanya kita harus nem tinggi lah atau tb sesuai contoh,intinya klo memotivasi diri sendiri itu kita yg ngomong kita juga harus ngelakuin karna diri kita yg ngomong yg mau bertindak,
Beda dengan memotivasi orng lain mudah kenapa?

Ya karna klo kita memotivasi orang lain kita hanya sekedar memberi masukan² positif tanpa harus terlibat dalam kenyataan si orang tersebut kita hanya ngasih masukan² positif sepenuhnya kan yg kita kasih motivasi yg ngejalanin makanya terasa mudah karna kita gaperlu terjun langsung ke permasalahan si orng tersebut intinya,sangat berbanding terbalik sama memotivasi diri kita sendiri kita harus terjun karna kita sendiri yg membuat kolam"kita sendiri yg akan ngejalanin realita tsb"

Intinya menurutku memotivasi diri sendiri sama dengan realita,memotivasi orang lain sama dengan ekspektasi