Benarkah Memendam Emosi itu Lebih Baik?

Sejak lahir manusia telah dibekali dengan kemampuan untuk merasakan berbagai macam emosi. Kemampuan ini selanjutnya akan terus berkembang seiring dengan proses pematangan serta adanya proses belajar melalui pengalaman dan interaksi dengan orang lain di lingkungan sekitarnya. Bayi yang baru lahir memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengekspresikan emosi yang dirasakannya. Emosi yang ditunjukkan pun terbatas hanya pada perasaan senang dan tidak senang. Kemudian dengan seiring bertambahnya usia, perbendaharaan emosi anak juga akan ikut berkembang.

Dari segi etimologi, emosi berasal dari akar kata bahasa latin ‘movere’ yang berarti ‘menggerakkan, bergerak’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-’ untuk memberi arti ‘bergerak menjauh’. Makna ini mengisyaratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi dijelaskan secara berbeda oleh psikolog yang berbeda, namun semua sepakat bahwa emosi adalah bentuk yang kompleks dari organisme, yang melibatkan perubahan fisik dari karakter yang luas- dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar, dan sebagainya.

Singkatnya, Emosi adalah kumpulan perasaan terhadap sesuatu yang dipengaruhi subjektivitas kita, respon tubuh, dan respon perilaku kita. Menahan atau memendam emosi merupakan hal yang cukup sulit dilakukan oleh beberapa orang, dan berdasarkan perilaku sosial yang ada di sekitar kita bahwa seseorang yang menahan emosinya akan dilihat sebagai orang yang dewasa dan dirasa lebih baik. Namun, memendam emosi juga memiliki beberapa efek negatif dan bahkan bisa mengganggu mental kita.

Nah, menurut Youdics benarkah memendam emosi itu lebih baik dan merupakan hal yang tepat?

Referensi

Nadhiroh, Y. F. (2015). Pengendalian Emosi. Jurnal Saintifika Islamica , 2 (1), 53–63.

Setiawan, N. (2020). Emosi Itu Bukan Marah! (Mari Mengenal Emosi dari Aspek Ilmiah)) Diakses pada tanggal 29 September 2021.

2 Likes

Menurut saya pribadi, memendam emosi itu tidak baik, memendam emosi juga bukanlah solusi untuk masalah. Kita ini manusia dan perlu melampiaskan serta mengungkapkan sebuah emosi untuk mengurangi beban mental dan spiritual kita. Tetapi emosional untuk waktu yang lama akan berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental kita. Jadi menurut saya, memendam sebuah emosi itu tidak baik.

Dalam beberapa keadaan, menurut saya memendam emosi adalah pilihan yang tepat. Special cases disini adalah ketika kita sadar bahwa melampiaskan emosi pada saat itu hanya akan memperkeruh suasana dan mengestimasi bahwa tidak ada yang peduli dengan apa yang kita rasakan. Saya rasa memendam emosi adalah pilihan yang lebih baik di keadaan yang demikian. Sia-sia saja kita melampiaskan emosi, tapi tidak ada feedback yang kita dapatkan.

Memendam emosi mungkin lebih baik, tapi jelas bukan satu-satunya pilihan yang tepat. Saya sendiri lebih sering memilih untuk memendam emosi untuk menghindari konflik interpersonal. Menurut saya, orang-orang mungkin mengetahui bahwa kita sedang menyimpan emosi, tapi bukan berarti semya orang mengerti apa yang harus dilakukannya. Sampai saat ini saya juga masih teguh bahwa memendam emosi is the simplest way to do.

Melihat situasi dan memberikan respon yang tepat. Aku lebih yang memendam emosi, karna sadar bahwa emosi hanya menunjukan ekspresi bukan solusi. Cara aku mengutarakan kesedihan dengan bicara santai tapi tujuannya sesuai dengan permasalahan atau pembahasan yang ada.

Kalau sampai fatal, meluapkan emosi juga baik dan sewajarnya saja untuk menghargai diri sendiri dan menjaga psikis untuk stabil kedepannya.

Menurut ku memendam emosi memang akan lebih baik jika sedang berhadapan dengan orang banyak tapi akan menjadi sangat salah jika dikaitkan dengan kesehatan mental seseorang. Seperti yang tertulis di atas manusia sejak lahir sudah memiliki kemampuan untuk merasakan berbagai macam emosi jadi jika terus ditolak otomatis akan menjadi sebuah bencana yang besar bagi kehidupan orang tersebut. Di lansir dari alodok, Kebiasaan memendam emosi tidak akan membuat emosi itu hilang, justru malah akan membuat emosi tersebut tinggal di tubuh Anda. Alih-alih membuat lega, memendam emosi justru akan membuat Anda merasa lebih terbebani.
Macam-Macam Bahaya Memendam Emosi
Meski tidak berbentuk, emosi sering kali memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan. Jadi, tidak heran jika memendam emosi yang seharusnya disampaikan bisa berdampak negatif pada diri kita. Berikut ini adalah beberapa bahaya memendam emosi yang perlu diwaspadai:

  1. Melemahkan sistem kekebalan tubuh**
  2. Mengakibatkan kecemasan berlebih**
  3. Mengakibatkan depresi**
  4. Menyebabkan berbagai penyakit kronis**

menurut saya memendam emosi sesekali itu baik, namun jika terus - terusan memendam emosi itu sangat tidak baik dan pastinya sangat mengganggu mental dan kesehatan kita.

Dilansir dari grid.id, psikolog Perpetua Neo mengatakan, jika emosi terus ditimbun, dapat dengan membawa permasalahan lain yang jauh lebih berbahaya. Beberapa orag mungkin tidak ingin dikuasai oleh emosi mereka, tetapi memendamnya bukanlah solusi yang baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Penn State, Amerika Serikat menyatakan bahwa memendam emosi terus-menerus dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh seiring meningkatnya hormon stres, seperti kortisol dan adrenalin.

Sumber:

Bahaya Memendam Emosi, Bisa Sebabkan Berbagai Gangguan Kesehatan

Menurutku memendam emosi itu tidak baik dan memang sangat sulit dilakukan, memendam atau menahan emosi itu seperti bom waktu, semakin sering kita menahan dan memendamnya maka nantinya semakin banyak juga hal-hal yang akan “meledak” atau keluar. Lebih baik jika kita dihadapkan dengan kondisi dimana lebih baik tidak menunjukan emosi kita, “memendamnya sementara” dan mengeluarkannya setelah kondisinya sudah normal itu lebih baik daripada tidak mengeluarkannya sama sekali. Keluarkanlah emosi kita sewajarnya dan sebaik-baiknya, agar tidak berdampak buruk terhadap diri sendiri ataupun orang lain.

Saya setuju dengan pernyataan kak amel berikut ini. Memendam emosi memang tidak baik bagi kesehatan mental, akan tetapi dalam kondisi tertentu hal tersebut memang wajar untuk dilakukan. Karena ada banyak faktor juga sebenarnya membuat orang menjadi tipikal yang suka memendam emosi, mulai dari kebiasaan dari kecil, memiliki trust issues tersendiri hingga memang tidak punya sarana yang tepat untuk berbagi dan mencurahkan emosi. Jadi daripada mengeluarkan emosi dan menjadi masalah baru lebih baik memendam emosi itu.

Menurutku tidak baik untuk memendam emosi. Bagi ku emosi yang dipendam hampir sama seperti bom waktu, bisa meledak suatu saat apabila dibiarkan. Lebih baik kita mengungkapkan bagaimana emosi yang ada di kita entah lewat menangis atau rasa riang gembira karena pada dasarnya emosi bukanlah melulu soal marah-marah atau menangis tersedu-sedu

agian orang mungkin terbiasa untuk memendam emosinya dan tidak mengekspresikannya ke luar. Padahal, terbiasa menyimpan semuanya sendiri dan tidak membagikannya ke orang lain membuat beban pikiran dan mental menjadi bertambah. Hal ini yang kemudian dapat menimbulkan bahaya memedam emosi, sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Ketika emosi tidak dikeluarkan, energi negatif hasil dari emosi tidak pergi dari tubuh dan akan tertahan dalam tubuh. Energi negatif yang seharusnya dikeluarkan menjadi tersimpan dalam tubuh dan dapat mengganggu fungsi organ tubuh, termasuk otak. Berikut ini beberapa bahaya memendam emosi bagi kesehatan:
Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Psychosomatic Research ini menemukan bahwa memendam emosi dapat meningkatkan risiko kematian karena penyakit jantung dan juga kanker. Penelitian ini juga turut membuktikan penelitian sebelumnya yang menghubungkan antara emosi negatif, seperti marah, cemas, dan depresi, dengan pengembangan dari penyakit jantung (Kubzansky dan Kawachi, 2000).

Menurut saya ini bersifat situational, meskipun ada kalanya kita harus memendam emosi untuk kebaikan, ternyata tak jadang orang yang terbiasa memendam emosinya akan membawa pikiran negatif dalam tubuh yang dapat mengganggu keseimbangan hormon. Hal ini meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kerusakan sel. Risiko kesehatan meningkat ketika seseorang tidak mempunyai cara mengekspresikan perasaannya.

Nggak tahu apakah memendam emosi itu baik atau buruk. Tapi aku sendiri memang cukup sering memendam emosi, dan menurutku selama dampaknya hanya kepada diri sendiri dan bukan orang lain, itu masih OK. Aku memendam emosi biasanya simply karena takut bakal melakukan atau mengatakan sesuatu yang ke depannya bakal disesali. Karena kalau orang sudah marah/kecewa/sakit hati, semua unek-unek rasanya pengin dikeluarkan, kan? Dan terkadang tidak terkontrol. Jadi mungkin kalau suasananya masih panas, dipendam dulu itu wajar. Jika sudah siap, baru dikeluarkan dengan cara baik-baik.

Menurut saya, memendam emosi bukan merupakan hal yang baik untuk dilakukan. Efeknya akan sangat buruk bagi kesehatan mental dan kesehatan jasmani kita. Seperti yang kita tahu, di dalam tubuh yang sehat ada jiwa yang kuat. Memendam emosi, terutama emosi negatif seperti menyimpan sampah yang mencemari jiwa kita. Kita akan cenderung menyalahkan diri sendiri ketika ada keadaan yang tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, merasa mudah stress, dapat mengarah ke gejala-gejala depresi yang sedikit banyak bisa mempengaruhi kesehatan jasmani pula. Efek yang ditimbulkan dari memendam emosi tidak main-main. Oleh karena itu, saya rasa sebagai manusia biasa yang bisa merasakan berbagai macam emosi, kita harus bisa menyalurkan emosi dengan bijaksana.

Yang saya tahu, manusia memiliki beberapa emosi seperti bahagia, sedih, takut, marah, kaget, benci, malu, cemburu, dan beragam emosi lainnya. Lalu benarkah memendam emosi itu lebih baik? Saya percaya bahwa emosi itu perlu diungkapkan, dan memendam emosi itu bukan hal yang baik untuk dilakukan. Padahal faktanya saya sendiri tidak pandai dalam mengungkapkan emosi yang saya rasakan dan lebih sering memendam. Yang saya ingat adalah untuk tidak terlalu menunjukkan emosi yang sedang dirasakan. Untuk tidak membuat janji ketika sedang senang, karena tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya. Untuk lebih memilih diam ketika marah, karena ucapan lebih lama membekas dalam perasaan dan cenderung sulit dilupakan. Dan juga untuk tidak berlarut dalam perasaan sedih.

Saya percaya bahwa emosi perlu dilampiaskan secara perlahan. Selayaknya balon yang diisi udara terus menerus, balon tersebut besar kemungkinan untuk meletus. Begitu pula yang saya bayangkan ketika manusia terus menerus memendam emosi mereka. Yang ada justru dampak negatif yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental kita. Jadi, saya rasa memendam emosi itu tidak lebih baik dan bukan merupakan hal yang sepenuhnya tepat untuk dilakukan. Kita bisa belajar untuk memvalidasi emosi yang sedang kita rasakan dan meresponnya dengan sewajarnya.

Menurut saya memendam emosi itu tidak baik. tak apa jika kita menyatakan emosi kita. karena itu merupakan perasaan alami pada manusia. selain itu memendam emosi juga dapat berpengaruh negatif terhadap kondisi fisik maupun mental, serta memberikan dampak buruk juga pada hubungan dengan orang lain.