Konteks ini menuju kepada sikap peduli antar sesama.
Indonesia dikenal sebagai negara dengan masyarakatnya yang sangat ramah. Masyarakat Indonesia mudah tersenyum, senang bergotong royong, dan saling toleransi satu sama lainnya. Itulah negara Indonesia kita tercinta ini.
Namun, pertanyaan yang dilontarkan adalah benarkah masyarakat saat ini sedang apatis akibat perkembangan teknologi dan pandemi covid-19?
Maka jawaban yang saya berikan adalah tidak setuju atas pertanyaan diatas.
Pertanyaan diatas tidak bisa dijawab dengan pandangan mata sekilas bahwa masyarakat Indonesia semakin apatis. Hal ini dikarenakan masih banyak orang yang berhati baik diluar sana.
Diluar sana masih banyak orang-orang yang baik. Masih banyak warga negara Indonesia yang peduli satu sama lain. Contoh dalam skala kecil adalah beberapa waktu yang lalu masyarakat Indonesia sedang dalam masa pandemi, masyarakat sedang susah baik dari segi ekonomi, maupun kesehatan. Banyak sekali organisasi peduli masyarakat yang membuka open donasi yang jangkauannya nasional baik donasi berupa masker, sembako, maupun uang tunai. Kemudian hasil donasi tersebut diberikan kepada pihak yang berhak menerima. Pemanfaatan teknologi seperti membuka open donasi tersebut adalah bentuk kepedulian antar sesama, meskipun perkembangan teknologi semakin canggih.
Kemudian, untuk gotong royong masih banyak ditemukan di daerah Indonesia. Pasalnya, gotong royong adalah program kerja wajib disetiap kelurahan yang dilakukan sebulan dua kali umumnya.
Beberapa waktu yang lalu juga, Indonesia berulang tahun kemerdekaan yang ke 76. Perlombaan umumnya dilakukan setiap hari kemerdekaan Indonesia. Balap karung, tarik tambang, lomba lari dan panjat pinang adalah lomba yang sering dilakukan pada saat 17-san. Namun pada tahun ini masih dalam pandemi maka perlombaan diadakan dalam bentuk gotong royong disetiap lingkungan kelurahan. Lingkungan terbersih akan mendapat hadiah. Ini adalah bentuk inovasi meskipun dalam masa pandemi, masyarakat Indonesia dapat saling bergotong royong untuk membersihkan lingkungannya. Selain lingkungan bersih, hal ini menambah rasa persatuan dan kerukunan antar warga.
Maka, kesimpulannya saat ini negara Indonesia masih layak menyandang sebagai negara yang mempunyai warga yang ramah, peduli, dan saling toleransi. Meskipun saya juga setuju, apabila diluar sana ada yang bersikap apatis. Namun, hal ini bukan tolak ukur bahwa sepenuhnya saat ini masyarakat kita semakin apatis seperti pertanyaan yang dilontarkan. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dalam masa pandemi sekalipun dapat kita manfaatkan, seperti open donasi online yang jangkauannya nasional bahkan internasional dikarenakan sistem online yang tidak ada batasan jarak penggunanya.
Maka, satu kesalahan saja jangan lupakan seribu kebaikan. Hal ini lah cerminan masyarakat Indonesia saat ini. Meskipun ada yang bersikap apatis, jangan lupakan jutaan orang yang mempunyai hati yang baik.
Dalam kondisi seperti diskusi ini, maka menurut saya melestarikan budaya ramah Indonesia adalah dengan cara sebagai berikut :
- Gunakan teknologi untuk hal-hal yang positif
- Jadikan kesulitan sebagai kekuatan.
- Saring budaya kebarat-baratan.
- Selalu ingat semboyan Indonesia āBerbeda -beda namun tetap satu juaā
- Ciptakanlah dimulai dari diri sendiri yaitu rasa cinta terhadap sesama, bangsa, dan negara.
- Pemerintahan baik pusat dan daerah harus gencar menggalakkan program kerja yang meningkat persatuan, contohnya seperti gotong royong yang telah dijelaskan diatas.