Benarkah kebiasaan menentukan masa depan seseorang?

“Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Keunggulan bukan sebuah tindakan, tetapi kebiasaan”

Senada dengan kalimat bijak dari Aristoteles tersebut, kebiasaan punya kekuatan yang besar. Kebiasaan bisa menciptakan sebuah keunggulan. Kebiasaan kecil yang diulangi hari demi hari, minggu demi minggu, tahun demi tahun, bisa mengubah siapa dirimu hari ini juga bisa menentukan akan menjadi apa kamu di masa depan.

Ketika kita melihat ke masa lalu, akan ada begitu banyak hal yang bisa dipelajari termasuk perubahan nasib seseorang yang dulu sengsara tetapi sekarang berubah menjadi sejahtera, tetapi ada juga yang sebaliknya. Dari semua faktor pendukung hal tersebut, selalu ada faktor karakter yang menentukan perubahan nasib, seperti etos kerja, kemampuan berhemat, dan hidup penuh perencanaan.

Nah menurut kalian gimana nih?

menurut saya memang bisa menentukan masa depan, tetapi perlu diingat kembali mengenai kebiasaan itu masih bisa dirubah.

Oleh karenanya menurut saya penting sekali untuk bisa mengenal diri sendiri, agar bisa terus melakukan peningkatan terhadap kebiasaan-kebiasaan buruk yang kita miliki. Hal tersebut sangat baik untuk masa depan karena tentu saja setiap orang ingin menjadi versi terbaik dirinya.

selain itu dengan memiliki kebiasaan-kebiasaan yang baik juga bisa membantu kita di masa depan. Seperti misalnya, dulu saat SMA saya suka membaca buku terkadang kurang sesuai umur saya sehingga banyak kalimat yang kurang saya pahami. tetapi karena pernah membaca hal tersebut setelah saya kuliah saya merasakan beberapa kali “oh ini aku pernah baca di buku A, ternyata seperti ini maksudnya”.

selain itu juga dulu orang tua saya membiasakan saya untuk selalu berkata tolong saat membutuhkan bantuan, meminta maaf jika melakukan kesalahan dan berterima kasih jika telah menerima sesuatu baik itu berupa barang atau jasa (bantuan). kebiasaan tersebut terbawa sampai saya kuliah sehingga teman-teman saya termasuk dosen saya suka dengan sopan santun yang saya miliki tersebut dan mencontohnya.

dari situ juga saya berpendapat bahwa, menurut saya tolong, maaf dan terima kasih itu hal kecil yang saya lakukan ternyata bernilai besar untuk orang lain. Bagaimana dengan kebiasaan buruk yang saya lakukan? bisa saja saya menganggapnya kecil dan bisa dimaafkan tetapi tidak bagi orang lain, hal ini bisa saja membawa dampak buruk untuk masa depan saya, sehingga saya berusaha untuk menghilangkannya secara perlahan.

Menurut saya hal ini benar. Kebiasaan pasti sudah mendarah daging pada seseorang yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku terhadap suatu situasi tertentu hingga decision making yang akan menentukan masa depan.

Menurut saya, kebiasaan - kebiasaan yang kita lakukan sehari - hari memang dapat menjadi salah satu faktor yang menentukan masa depan kita nanti. sebuah kebiasaan adalah sebuah rutinitas yang kita jalani sehari- hari entah itu kebiasaan positif atau kebiasaan negatif. Misalnya ketika kita sudah terbiasa untuk hidup hemat sejak dini, maka di masa depan kita akan lebih bijak dalam mengelola dan mengalokasikan pendapatan kita, dan juga misalnya ketika kita sudah terbiasa untuk hidup rajin sejak kecil ( rajin belajar , rajin membantu orang tua, dll) maka etos rajin itu akan terbawa sampai kita bekerja nanti dan tentunya akan berdampak pada kesuksesan kita juga nanti di masa yang akan datang. Hal - Hal kecil merupakan langkah dari hal - hal yang besar. Jadi selama masih ada waktu, mulailah untuk menerapkan kebiasaan - kebiasaan yang baik entah itu besar atau kecil.