Benarkah Kasus Kanker pada Wanita Akan Lebih Banyak dari Pria?

Studi: Kasus Kanker pada Wanita Akan Lebih Banyak dari Pria

Jakarta, CNN Indonesia – Sebuah studi yang dilakukan di Inggris menemukan bahwa rasio kejadian kanker pada wanita diprediksi akan lebih tinggi dari pada pria pada dua dekade mendatang.

Badan sosial Cancer Research UK (CRUK) menemukan pada 2035, peningkatan rasio kejadian kanker pada wanita diprediksi dapat mencapai tiga persen. Ini lebih tinggi dibandingkan pada pria yang hanya 0,5 persen.

Melansir AFP, badan tersebut menyatakan penyebab utama kejadian ini berkaitan dengan obesitas, aktivitas merokok, dan konsumsi alkohol.

Temuan tersebut juga menyebutkan kanker yang akan paling sering ditemukan terjadi pada wanita adalah kanker rahim, ovarium atau indung telur, dan payudara pasca menopause.

Jenis-jenis kanker tersebut juga berkaitan dengan kondisi tubuh akibat obesitas.

Rasio kejadian kanker rahim dan mulut juga diprediksi semakin meningkat terjadi pada perempuan. Kondisi ini terkait dengan semakin bertambahnya jumlah perokok perempuan.

Aktivitas merokok pada perempuan semakin populer, setelah sebelumnya kegiatan ini identik dengan pria. Tren ini juga menandakan risiko yang semakin tinggi akan berkembangkan kanker paru-paru.

Konsumsi alkohol juga dianggap membawa dampak buruk bagi wanita, terutama peningkatan rasio kanker. Namun CRUK mengatakan perbandingan kejadian kanker akibat alkohol dan merokok pada perempuan tidaklah sama.

“Hal-hal tersebut yang dapat dicegah dan mengurangi risiko kanker adalah berhenti merokok, mengelola berat badan yang sehat, aktif berolahraga, dan memeriksakan serta deteksi kanker secara dini,” kara Kevin Fenton, dari badan kesehatan pemerintah Inggris.

Di Inggris, kanker yang umum terjadi adalah payudara, prostat, paru-paru, dan usus. Penyakit kanker tersebut mencakup 53 persen kejadian kanker baru yang terjadi tiap tahun.

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat secara global jumlah kejadian kanker baru diperkirakan meningkat hingga 70 persen dalam dua dekade mendatang.

(les)

Penelitian yang dilakukan John Hopkins University menemukan, dua pertiga kasus kanker pada orang dewasa dipicu mutasi gen yang menyerang orang secara acak, dan akhirnya menimbulkan tumor.

Dengan kata lain, kasus tumor terbanyak adalah karena faktor ketidakberuntungan.

Penelitian ini dimulai dari keingintahuan peneliti mengapa ada jaringan tubuh, misalnya di usus kecil dan pankreas yang memiliki risiko kanker lebih tinggi dibanding yang lainnya.

Jadi mereka melacak jumlah divisi sel induk yang ada di 31 jenis jaringan, membandingkannya dengan risiko kanker sepanjang hidup di jaringan yang sama.

Kesimpulan yang mereka dapatkan adalah semakin tinggi jumlah pembelahan sel jaringan, semakin tinggi tingkat risiko kanker.

“Studi kami menunjukkan bahwa secara umum, perubahan dalam jumlah pembelahan sel induk di suatu jenis jaringan sangat berkorelasi dengan perubahan dalam kejadian kanker pada jaringan yang sama,” kata penyelidik studi Bert Vogelstein, M.D., profesor onkologi Johns Hopkins University School of Medicine.

Artinya, semakin banyak pembelahan sel yang terjadi , semakin besar terjadi risiko mutasi acak dan semakin ganas perkembangan kanker.

Meski ada 22 jenis kanker sangat berhubungan dengan faktor mutasi gen, ada sembilan jenis lainnya yang lebih terkait oleh pola hidup.

Sembilan jenis kanker itu di antaranya adalah, kanker kulit, leher, kepala, kolon dan rektum (usus besar dan anus), dan kanker paru-paru.

Kesembilan jenis kanker tersebut, selain berkaitan erat dengan pola hidup, juga ada hubungannya dengan faktor keturunan. Karena itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat diperlukan untuk dapat mendeteksi keberadaan kanker sejak dini, sebelum berkembang membahayakan nyawa.

Kalimat mutasi gen secara acak bukan berarti benar-benar secara acak. Sebaliknya, kanker mungkin timbul sebagai akibat dari faktor gaya hidup.

“Angka mutasi lebih tinggi pada mereka yang terpapar racun karena gaya hidup serampangan, dan lebih rendah pada mereka yang konsekuen melakukan pola hidup sehat,” jelas David Katz, M.D., M.P.H, direktur Yale University Prevention Research Center.

Studi menunjukkan, pemicu gen kanker menjadi tidak aktif dan penekan gen kanker menjadi aktif pada mereka yang berpola hidup sehat.

Kesimpulannya, kanker adalah hasil gabungan berbagai faktor seperti genetik, lingkungan, dan mutasi gen secara acak, kutip John Hopkins.

Karena ada beberapa jenis kanker yang menawarkan peluang lebih besar bagi Anda untuk mengurangi faktor risiko genetik, menjalankan pola hidup sehat merupakan langkah yang sangat bijak.

Mulailah membatasi konsumsi daging, perbanyak sayur dan buah segar, rutin berolahraga, antisipasi sinar UV matahari dengan tabir surya dan jauhi rokok, saran American Cancer Society.