Benarkah Indonesia mengalami kelambatan masa transisi dari tradisional ke modern dan menyebabkan masyarakat tidak memiliki daya saing dengan masyarakat dari negara lain?

Proyeksi Indonesia maju telah menjadi diskursus intelektual yang hangat dibicarakan di forum-forum internasional, setidaknya dapat kita cermati dari publikasi PwC dalam terbitan berkala, yang memproyeksikan Indonesia akan menjadi negara keempat terbesar dunia setelah China, India dan Amerika Serikat pada tahun 2050. Hal ini senada juga pernah disampaikan McKinsey Global Institute (MGI) pada September 2012 dalam laporannya yang berjudul The Archipelago Economy: unleashing Indonesia’s potential , yang isinya antara lain memprediksi hal yang sama, yaitu peningkatan perekonomian Indonesia, dari peringkat ke-17 pada 2012 menjadi peringkat ke-7 pada 2030. Dua laporan ini mewakili begitu banyak analisis yang optimistis terhadap masa depan perekonomian Indonesia. Beragam pemikiran tentang optimisme perekonomian Indonesia pada masa mendatang, tentunya membutuhkan prakondisi yang harus segera diwujudkan sebagai pilar pendukung transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju. Peta jalan yang diimplementasikan secara konsisten, dalam meningkatkan produktivitas yang salah satunya ditandai dengan adanya peningkatan produktivitas tenaga kerja yang bertambah sekitar 60 persen pada periode 2010 hingga 2030 nanti.

Peningkatan produktivitas tenaga kerja tersebut harus tumbuh didalam ekosistem yang dirancang kondusif untuk tumbuh kembangnya basis perekonomian yang produktif dan berdaya saing, yang ditandai dengan peningkatan penerimaan dari sektor manufaktur berorientasi ekspor. Diperlukan membangun basis produksi yang kondusif terhadap peningkatan produktivitas, yang mampu menghasilkan keluaran ( output perekonomian) dari sumber daya (faktor produksi) yang kita miliki agar mendorong bergeraknya perekonomian produktif domestik, dengan berkembangnya sektor industri manufaktur yang menghasilkan produk berorientasi ekspor. Dalam hal ini pula masyarakat Indonesia di gembor agar mampu bersaing nantinya dengan tenaga asing. Perhatian pemerintah sejalan dengan pembangunan perekonian juga dengan memberikan fasilitas maupun pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan skill dan basic masyarakat Indonesia untuk mengahadapi persaingan dengan tenaga asing sendiri.

Nah, menurut pandangan kalian gimana mampukah masyarakat kita bersaing dengan tenaga asing dalam masa transisi nantinya ?

Referensi :