Benarkah Barang Branded Dapat Meningkatkan Status Sosial Seseorang?

x8Slf1vdeX

Sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian, maka terlebih dahulu adanya minat beli dalam diri konsumen. Minat beli konsumen terhadap suatu produk dapat dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kualitas produk yang baik, merek yang bergengsi atau mahal, dan keunikan dari produk itu sendiri. Namun, mayoritas konsumen cenderung tertarik pada produk dengan merek bergengsi atau mahal, karena persepsi konsumen pada produk yang mahal akan meningkatkan kepuasan dan kesan tersendiri.

Tetapi, apakah benar bahwa seseorang yang membeli barang branded dapat meningkatkan status sosialnya di masyarakat?

Sumber

Wahyuningtyas, Prihandini. 2016.Pengaruh Brand Prestige Dan Brand Credibility Terhadap Purchase Intention Dengan Brand Knowledge Sebagai Pemoderasi Brand Credibility. Purworejo: Universitas Muhamadiyah Purworejo

Gambar: Yuk, Intip 7 Rekomendasi Barang Branded Seperti Punya Selebriti Indonesia Ini!

1 Like

Menurut saya pribadi, tidak semuanya begitu. Namun salah satu dari mayoritas mungkin ada juga yang seperti itu. Terkadang orang yang memakai barang branded lebih dihargai keberadaanya dan disanjung tinggi berbeda dengan orang yanb hanya memakai pakaian biasa saja. Contohnya sudah banyak yang berkeksperimen disalah satu toko besar. Dan ya, terlihat berpakaian seperti orang sederhana. Dan perlakuan yang di lakukan oleh pelayan sangat tidak baik.

Yup benar, menurut aku penggunaan barang branded dapat meningkatkan status sosial. Karena pastinya tidak semua orang dapat membeli barang tersebut karena harganya yang tidak murah. Orang yang membeli barang branded juga gak semuanya ingin keliatan “wah” dimata orang, atau ingin menunjukkan status yang tinggi, tetapi juga dapat disebabkan oleh kualitas produk yang memang bagus dan gak bisa dibohongin. Seperti halnya pepatah yang bilang bahwa “ada harga, ada kualitas”.

MENURUT ARGUMENTASI SAYA TERKAIT BENARKAH BARANG BRANDED DAPAT MENINGKATKAN STATUS SOSIAL SESEORANG?

1. Mengenal Istilah Branded

  • Sebelum membahas alasan menggunakan barang branded, sudah taukah kamu apa itu branded? Branded berasal dari kata BRAND yang jika diartikan dalam 1 kata adalah karakter. Namun, brand di sini digunakan sebagai pengganti kata MEREK, sehingga kata BRANDED dalam frasa kata Tas branded atau baju branded berarti BERMEREK.

2. Apa Alasan Orang Memakai Barang Branded ?

  • Tak ada yang melarang seseorang menggunakan barang branded mulai dari atas kepala hingga kaki. Entah itu untuk dikoleksi atau fanatik terhadap suatu brand tertentu. Bagi sebagian orang yang memiliki dana tak terbatas tentu tidak akan sulit membeli barang-barang bermerek dengan harga selangit.

  • Disisi lain, ada beberapa alasan seseorang menyukai barang-barang bermerek. Pertama, mereka yang memiliki barang-barang super premium seringkali digambarkan sebagai orang dengan status sosial yang tinggi.

  • Hal ini yang membuat kebanyakan orang seakan berlomba-lomba untuk untuk memperoleh kekayaan untuk bisa membelanjakan uangnya demi barang branded agar status sosialnya lebih dipandang. Bahkan ada orang yang memilih berteman dengan orang kaya demi sebuah status di masyarakat.

  • Beberapa orang percaya jika status sosialnya meningkat mendorong mereka untuk lebih percaya diri. Pada saat orang lain terkesan dengan penampilan seseorang yang mengenakan barang bermerek akan membangkitkan rasa percaya dirinya. Dengan kesan yang ditunjukkan orang lain seseorang akan merasa keberadaannya diakui.

  • Kemudian banyak orang menilai membeli barang branded dengan harga mahal akan setara dengan kualitasnya. Istilahnya ada harga, ada kualitas! Memang anggapan ini betul karena material yang digunakan, cara pembuatannya, desain, kualitas kontrolnya sangat baik sehingga memberi dampak pada tingkat ketahanan dan keawetannya.

3. Sekedar Gengsi atau Investasi?

  • Beragam barang bermerek, misalnya tas dianggap segelintir orang bisa jadi sebuah investasi. Harga jual tas branded dikatakan bisa meningkat sekitar 30% setiap tahun. Sedangkan harga second -nya saja naik sekitar 20% dari harga beli tiga sampai lima tahun sebelumnya.

  • Oleh karena itu, tak heran jika banyak orang-orang kaya atau selebritis mengoleksi tas-tas premium dengan harga puluhan hingga ratusan juta rupiah. Contohnya saja, selebriti dunia Victoria Beckham yang rela menghabiskan Rp23,7 miliar untuk satu tas Hermes yang bertabur berlian.

4. Pentingkah Membeli Barang Branded ?

  • Penting atau tidaknya membeli barang branded tergantung pada masing-masing pribadi orang. Namun, satu hal yang pasti barang-barang premium itu punya kualitas sangat baik. Meskipun demikian, bukan berarti barang-barang yang tidak branded kualitasnya buruk.

  • Brand lokal sekarang hampir sama kualitasnya dengan produk branded , namun sayangnya masih sedikit masyarakat yang melirik produk buatan dalam negeri. Kebanyakan alasan mereka enggan untuk membeli produk negeri sendiri adalah karena harganya mahal. Kalau memang kamu khatam dengan suatu kualitas barang, pasti istilah ada harga, ada kualitas tidak membuat kamu ragu membeli barang lokal.

  • Akan tetapi semua kembali lagi pada kemampuan ekonomi masing-masing. Tidak perlu memaksakan diri untuk membeli. Kalau kamu perhatikan, barang branded itu umumnya sangat melekat dengan produk fashion .

  • Tren fashion akan selalu berubah setiap tahunnya, dan kalau kamu mengikuti tren tersebut tapi tidak diimbangi dengan kemampuan finansial kamu, akan berdampak buruk bagi Kesehatan keuangan di masa depan. Kecuali kamu orang kaya atau anak konglomerat yang kekayaannya tidak habis 7 turunan.

REFERENSI

Novandri, Made. 2010. “Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada Harpindo Jaya Cabang Ngaliyan”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.Nugroho, setiadiJ, 2003, perilaku konsumen : konsep dan implikasi untuk strategi dan penelitian bisnis pemasaran, Prenada Media, Jakarta.

Rangkuti, Fredy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia.

Betul sekali, menurut saya barang branded yang kita beli dapat meningkatkan status sosial kita khusunya di masyarakat. Jika memakai logika, barang - barang branded merupakan barang mahal yang mempunyai pasar konsumennya tersendiri dan tidak semua orang dapat berkesempatan untuk membeli barang branded tersebut, ya itu disebut privilege. Dengan kita membeli barang - barang branded maka otomatis orang akan mengganggap kita merupakan orang yang sangat berkecukupan dan hal tersebut juga akan meningkatkan status sosial nya di masyarakat

Ya, benar. Saya setuju bahwa barang branded dapat meningkatkan status sosial seseorang. Tentu saja barang branded tersebut barang asli bukan hanya sekadar branded tetapi kw atau tidak asli. Ketika seseorang bisa memiliki barang branded, berarti mereka memiliki penghasilan yang cukup untuk membeli barang branded tersebut. Barang branded sendiri juga tidaklah murah, tergolong mahal menurut saya. Tidak semua kalangan dapat membeli barang-barang branded ini.

Mengenai barang branded ini, saya sering mendengar dan melihat orang-orang menggunakan barang branded hanya ingin terlihat wah dan mendapat pengakuan dari orang-orang sekitarnya. Namun, tidak semua seperti itu tentu saja, seperti yang telah diutarakan oleh kak @najmafa bahwa tidak semua yang membeli barang branded ingin terlihat wah. Ada juga yang membeli barang branded karena memang kualitas, serta dia mampu untuk membeli barang itu sehingga tidak memaksakan diri untuk membeli barang yang tidak sesuai dengan keuangan mereka.

Menurut saya bisa. Karena dengan membeli barang branded dengan harga yang mahal, kita akan dianggap orang yang mampu atau bahkan kaya oleh masyarakat. Dan seperti yang kita ketahui, orang yang berada di kelas atas atau berstatus sosial tinggi itu pasti orang-orang yang mempunyai harta lebih. Jadi, dengan membeli barang branded, itu dapat meningkatkan status sosial seseorang.

Menurut saya bisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa barang branded mengacu pada stratifikasi sosial dimana orang yang menggunakannya dianggap sebagai hak istimewa eksklusif elit, tanda perbedaan status, dan penegasan status mereka (Dion & Borraz, 2017). Selain itu, orang cenderung memakai barang mewah karena terdapat pengakuan tersirat dalam diri mereka bahwa mereka ingin dihormati dan dikagumi orang lain. Namun, terdapat paradoks bahwa kenyataannya orang lain sering tidak mengaguminya melainkan mereka menggunakan kekayaan orang tersebut sebagai patokan untuk hasrat mereka sendiri (Housel, 2021).

Namun, menurut saya jika terdapat orang kaya yang tidak memakai barang branded menandakan bahwa mereka tidak ingin mendapatkan sorotan dari orang-orang sektiar. Mereka cenderung menyimpan kekayaan mereka dalam bentuk tabungan daripada harus membelanjakan uang mereka untuk barang branded

Sumber

Dion, D., & Borraz, S. (2017). Managing Status: How Luxury Brands Shape Class Subjectivities in the Service Encounter. Journal of Marketing, 81(5), 67–85. https://doi.org/10.1509/jm.15.0291

Housel, Morgan. (2021). The Psychology Of Money: Pelajaran Abadi Mengenai Kekayaan, Ketamakan, Dan Kebahagiaan. Tangerang: Penerbit BACA