Benarkah anak bungsu lebih manja?

Berdasarkan Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada tahun 2015 lalu mengungkapkan, urutan kelahiran anak memang tidak berdampak pada kepribadian anak. Karakteristik kunci kepribadian anak sendiri meliputi, kestabilan emosi, keramahan, kesadaran, dan imajinasi. Namun, beberapa pandangan mengatakan bahwa anak bungsu adalah anak yang manja. Karena kondisi yang serba mudah bagi anak bungsu dibandingkan dengan kakak-kakaknya seringkali membentuk anak bungsu menjadi anak yang lalai akan sebuah tanggung jawab dan mudah mendapatkan “maaf” dari berbagai pihak khususnya di keluarga.

Nah menurut Youdics sendiri, benarkah anak bungsu itu lebih manja?

3 Likes

Kita engga bisa menggeneralisir kalo anak bungsu selalu lebih manja. Memang mungkin kita udah menemui banyak kasus yang menunjukkan kalo anak bungsu dalam suatu keluarga lebih manja dari kakak-kakaknya. Fenomena ini dapat terjadi karena beberapa penyebab, seperti anak bungsu lebih disayang oleh seluruh anggota keluarganya, lebih sering diiyakan permintaannya, kakak-kakaknya lebih sering mengalah kepada dia, dan masih banyak lagi.

Namun, masih banyak juga anak bungsu yang engga manja dan cenderung bisa mandiri, atau bahkan melebihi kakak-kakaknya. Fenomena ini harus dikembalikan ke sifat dasar masing-masing individu yang tentunya berbeda. Kondisi lingkungan keluarga juga sangat bisa menjadi faktor penyebab utama dari timbulnya sifat ini. Memang manja tidak selalu menjadi sifat yang buruk. Tapi, semua hal yang berlebihan itu pastinya kurang baik buat diri sendiri maupun orang lain.

Pola pengasuhan orang tua atau parenting tentunya menjadi kunci dari pembentukan sifat manja dari anak. Memang seorang orang tua tentunya ingin menyayangi dan memanjakan anaknya. Tapi, orang tua juga harus memberikan sikap tegas kepada anak karena sikap itu juga sangat penting buat masa depannya kelak. Seorang anak yang terlalu manja tentunya dapat merugikan dirinya sendiri di masa depan karena sifat manja yang berlebihan cenderung berkorelasi sama sifat kurang mau mengalah, kurang bisa mandiri, kurang bisa mengendalikan emosi, dan sebagainya. Lebih parahnya lagi, suatu sifat yang terlanjur menancap di dalam diri seseorang akan sangat sulit untuk mengubahnya.

Jadi kesimpulannya, tidak ada hubungan yang pasti antara anak bungsu dengan sifat manja meskipun banyak kasus yang ada. Sebagai orang tua, tentunya dibutuhkan sikap tegas yang cukup terhadap anak karena akan sangat penting dan berharga bagi masa depannya kelak.

1 Like

Menurut Adler, anak bungsu memiliki situasi dimana mereka memiliki banyak role model, menerima banyak perhatian, dan sering dimanja (Alwisol, 2014). Selain itu, anak bungsu juga memiliki banyak penolong, meskipun harus berbagi ia tetap tidak tergantikan. Anak bungsu mendapatkan banyak perhatian dan kesempatan untuk bersaing sehingga terkadang mengalahkan semua saudara-saudaranya (Hall dan Lindzey, 1985). Dampak positif menjadi anak bungsu adalah ia sering termotivasi untuk melampaui kakak-kakaknya menjadi anak yang ambisius. Namun dampak negatif yang mungkin mereka alami adalah mereka merasa inferior, tidak dapat berdiri sendiri, dan memiliki gaya hidup yang manja (Alwisol, 2014).

Sedangkan menurut saya pribadi, faktor pola asuh dan lingkungan juga mempengaruhi anak apakah mereka menjadi manja atau tidak. Sehingga tidak dapat disamaratakan dan digeneralisir bahwa anak bungsu lebih manja. Mungkin memang sebagian anak bungsu manja, tetapi ada juga sebagian yang mungkin tidak manja dan mandiri

Referensi

Alwisol. (2014). Psikologi Kepribadian. Malang: Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang
Hall, Calvin S. dan Linzey, G. (1985). Introduction Theories of Personality. Canada: Wiley

1 Like

Stigma seperti ini memang menyebar luas di masyarakat, padahal kalau menurutku belum tentu sepenuhnya benar. Semua itu tergantung pada pola asuh masing-masing orang tua dan perlakuan kakak kepada si adik. Kalau orang tua dan kakak terbiasa memanjakan si bungsu, maka bisa jadi sifat manja akan melekat padanya. Begitu juga sebaliknya, jika orang tua dan kakak tidak terlalu sering memanjakan si bungsu, kemungkinan ia tidak akan manja. Namun, bisa saja anak bungsu hanya menunjukkan sifat manjanya ini kepada keluarga, orang terdekat, atau orang yang ia percaya saja. Ketika di masyarakat, ia akan meninggalkan sikap manjanya tersebut. Jadi, kita tidak bisa memukul rata semua anak bungsu itu pasti manja, ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan.

Sumber:

Penilaian Tentang Anak Bungsu, Benar atau Salah? | Popmama.com

Julukan anak bungsu sebagai anak manja nampaknya merupakan sesuatu yang kerap kali muncul dalam benak orang. Mungkin, karena kakak-kakak sebelumnya selalu diajarkan untuk mengalah dan mengutamakan si anak terakhir. Jadi, terkesan anak yang paling dimanja dalam keluarga. Padahal, bisa saja sikap manja dari anak bungsu hanya ditujukan pada orang-orang terdekat saja, seperti orangtua dan saudara kandung. Selain itu anak bungsu juga memiliki tanggung jawab yang lebih sedikit, sehingga anak bungsu cenderung ceria, riang, penyayang dan suka bergaul. Namun karena posisi mereka sebagai orang yang paling kecil dikeluarga, maka tak jarang anak bungsu diperlakukan sebagai anak-anak walaupun mereka sudah dewasa. Hal ini menjadi salah satu faktor mengapa anak bungsu sangat dikaitkan dengan sifat manja. Tetapi hal ini tidak membuat kita dapat mengeneralisasikan seluruh anak bungsu sebagai anak yang memiliki sifat manja, karena balik lagi hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana ia diperlakukan dalam keluarga serta pendidikan karakter mereka masing-masing.

banyak sekali loh circle ku yang ‘anak bungsu’ tapi dia mandiri banget! jadi menurutku itu sudah bisa membantah bawah anak bungsu terkenal lebih manja ya, namun persepsi masyarakat tidak sepenuhnya salah sih karena memang benar menurut psikologi apabila seseorang terbiasa untuk di bimbing secara berlebihan oleh saudara yang lebih tua kemungkinan potensi ‘manja’ sendiri akan lebih besar. jadi, balik lagi ke masing2 orang sih ya.

Penilaian tentang anak binggu dengan julukan anak yang selalu ingin dikabulkan seluruh permintaannya juga kerap kali disematkan pada anak bungsu. Namun, biasanya hal ini dialami saat usia mereka masih kanak-kanak.

Orangtua juga biasanya menyuruh sang kakak untuk mengalah dan membiarkan si bungsu mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Tetapi, bila anak bungsu sudah beranjak dewasa, hal ini tak akan lagi relevan.

Kecuali memang dari kecil kedua orangtua serta kakak-kakaknya terbiasa memanjakannya. Bukan gak mungkin, kebiasaan itu terbawa hingga dewasa.

Untuk itu, usahakan untuk melatih anak bungsu mama memahami bahwa segala sesuatu yang diingkan tidak harus dituruti. Anak pasti akan mengerti dan terbiasa untuk selalu berusaha dalam mewujudkan impiannya.

Menurut saya tidak semua anak bungsu itu lebih manja. Hal tersebut tentunya tergantung dari didikan orang tua nya. Namun memamng tidak sedikit oran tuayang memanjakan anak bungsu nya karena dinilai paling kecil dibanding kakak-kakaknya. Tapi balik lagi, tidak dapat disamaratakan bahwa anak bungsu itu lebih manja, karena kembali lagi ke pola didikan orang tua nya maisng-masing.