Sumber gambar: inilahduniakita.net
Mungkin kita sering mendengar tentang peristiwa bandung lautan api. Peristiwa heroik ini telah banyak diceritakan dalam buku-buku sejarah. Peristiwa Bandung lautan ini merupakan aksi yang sangat fenomenal. Bagaimana tidak, pada saat itu sebanyak 200 ribu penduduk rela untuk membakar bangunan-bangunan di kota bandung agar tidak diduki oleh Belanda dan sekutu. Hal ini dilakukan agar tidak ada bangunan yang dapat dijadikan markas strategi militer.
Melihat sejarah masa lalu yang luar biasa tentang heroisme yang ada dalam jiwa pejuang masa lalu, perlu kita renungi apa yang mereka lakukan di masa lalu. Mengorbankan jiwa, raga dan harta nya. Jika difikir-fikir sebenarnya setelah peristiwa pembakaran kota Bandung, tentara dan penduduk berada pada kondisi yang penuh ketidakpastian.
"Selama ini masyarakat pada umumnya dan generasi muda khususnya hanya tahu peristiwa-peristiwa sejarah tentang peperangan hanya yang ada dalam buku. Padahal berbagai peristiwa peperangan, bahkan di Jawa Barat sendiri, ada banyak peperangan melawan penjajah yang belum banyak diketahui,”
sumber gambar: pikiranrakyat.net
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Balai Pengelolaan Cagar Budaya, Nilai Budaya dan Sejarah (BPCBNB), Casmadi saat membuka Seminar dan Pameran”Merajut Simpul Semangat Juang Bandung Lautan Api”, Kamis, 23 Maret 2017 di Auditorium Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat.
Menurut Casmadi, generasi muda hanya mengenal peristiwa heroik pertempuran Bandung Lautan Api pada 24 Maret 1946. Padahal di Jawa Barat banyak peristiwa-peristiwa pertempuran sangat heroik yang dilakukan para pejuang, seperti pertemuran di Dawuan Cikampek dan pertempurtan Bojongkokosan Sukabumi, yang merupakan embrio dari peristiwa Bandung Lautan Api.
Hal ini terjadi karena minimnya buku-buku pengetahuan tentang sejarah, maupun pengungkapan pelaku dan saksi sejarah. Sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh bangsa lain, seperti peristiwa pertempuran Bojongkokosan di Parungkuda Kab. Sukabumi dimana pihak sekutu yang merupakan gabungan tentara Inggris, Gurkha, dan NICA mengakui kehebatan para pejuang terdiri dari gabungan pasukan TKR, Laskar Rakyat, Barisan banteng, Hizbullah dan Pasindo, dilaporkan dalam bentuk buku “The Turn of The Year 1945/1946” dengan istilah peperangan “The Fighting Cock”
“Minim publikasi sejarah akibatkan sejumlah peristiwa pertempuran heroik di Jawa Barat kurang dikenal generasi muda. Karenanya, melalui kegiatan Seminar dan Pameran”Merajut Simpul Semangat Juang Bandung Lautan Api” yang mengahadirkan para pelaku dan saksi sejarah peristiwa pertempuran, sedikitnya dapat mengingatkan,” harap Casmadi.
Referensi:
pikiranrakyat.com
Pelajaran apa yang dapat kita petik dari peristiwa Bandung lautan Api?
Apa yang bisa dilakukan pemuda hari ini untuk meneruskan semangat patriotisme para pejuang>