Kain jenis apa yang baik untuk pembuatan batik?

Batik adalah kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu yang memiliki kekhasan. Banyak sekali macam-macam batik yang ada di Indonesia. Kira-kira jika kita ingin membuat batik maka kain jenis apa yang baik untuk pembuatan batik?

Menurut S.K. Sewan Susanto, S. dalam bukunya Seni Kerajinan Batik Indonesia Kain yang biasa dijadikan kain batik adalah kain putih yang disebut kain mori, atau nama lainnya adalah muslim atau cambric. Kain mori dapat berasal dari katun, sutera asli atau tiruan, namun katun lebih banyak digunakan. Mori dari katun berdasarkan kehalusannya terdiri atas 4 golongan yaitu:

  • Primissima, golongan yang sangat halus
    Kata ‘Primissima’ mungkin berasal dari kata primus atau prima yang artinya kelas satu. Mori yang paling halus ini biasanya digunakan untuk membuat batik tulis, jarang digunakan untuk batik cap. Mori golongan ini dulu diimport dari Belanda dan Jepang. Sejak 1970 di Indonesia juga didirikan pabrik yang memproduksi yang kualitasnya mendekati golongan Primissima.

  • Prima, golongan yang halus
    Kata ‘Prima’ juga berasal dari kata prime atau kelas satu. Seperti golongan pertama, kain ini biasa didapatkan secara import, namun kini Indonesia sudah memproduksi kain yang mendekati kualitas golongan Prima.

  • Biru atau medium, golongan dengan kehalusan sedang
    Kata ‘biru’ didapat dari merk kain ini yang dicetak dengan tinta biru. Biru diimport dari Belanda, Jepang, India dan China.Golongan kain ini biasanya digunakan untuk membuat batik sedang atau kasar. Batik dari kain batik golongan ini disebut ‘Batik Sandang’.

  • Kain Blaco atau grey yang kasar
    Golongan kain paling kasar ini juga disebut grey karena warna kain yang belum diputihkan. Pengusaha batik juga sering menenun sendiri kain ini dengan alat tenun bukan mesin.

Semoga dapat membantu :grinning:

Sumber

http://www.batikcity.com/bahan-bahan-penting-untuk-membuat-batik/

Batik sejatinya adalah kain yang diberi warna dan corak. Secara khusus batik menggunakan teknik yang melibatkan lilin untuk membentuk corak sehingga lekat proses pembuatannya dengan canting, malam (lilin coklat untuk membatik). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pengertian batik yaitu kain bergambar yang pembuatannya secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi bagus atau tidaknya sebuah kain batik adalah jenis kain yang digunakan.

Menurut sebuah penelitian berjudul Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga pada Kain Batik Katun dengan Iring Kapur oleh Suheryanto (2010) kain terbaik berdasarkan unsur kimianya adalah kain katun primisima.

Susunan kain prima rata-rata mempunyai tetal benang per inch untuk lusi 85-105 dan untuk pakan 70-90, sedang benangnya dalam nomer sistim Inggris Ne1 untuk lusi antara 36-46 dan pakan antara 38-48. Kain ini mengandung kanji ringan yaitu ± 10%. Kandungan terbesar dari kain katun prima adalah selulosa 94%. (Sewan, 1974).

Berdasarkan susunan kain tersebut maka didapatkan ciri fisika dari kain katun primisima yang menjadikan kain ini termasuk jenis terbaik untuk menjadi bahan dasr batik yaitu:

1. Warna

Bahan dasar dari kain katun berjenis kapas dengan warna yang tidak benar-benar putih, cenderung ke krem. Warna ini tidak akan memunculkan warna yang identic dengan igmen warna asli, akan tetapi ketahanan akan warna menjadi lebih lama dengan toleransi kelunturan yang rendah. Warna kapas akan makin tua setelah penyimpanan selama 2-5 tahun. Batik yang menggunakan bahan pewarna alami bisa lebih masuk apabila menggunakan kain katun primisima dan lebih pekat ketika telah lama disimpan.

2. Kekuatan

Kekuatan kapas terutama dipengaruhi oleh kadar selulosa dalam serat, panjang rantai dan orientasinya. Kekuatan serat kapas per bundel ratarata adalah 96.700 pound per inci2, kekuatan kapas dalam keadaan basah makin tinggi. Karakteristik tersebut akan membuat kain batik tetap terjaga kualitasnya meskipun telah melalui berbagai macam proses membatik. Kain katun primisima tahan pada saat dicanting dan dilorod (peluruhan malam dengan air mendidih).

3. Mulur

Mulur saat putus serat kapas termasuk tinggi diantara serat selulosa alam, yaitu berkisar antara 4-13% tergantung pada jenisnya dengan mulur rata-rata 7 %. Meskipun tinggi, akan tetapi kain katun primisima tetap tahan pada penarikan secara berlebihan. Komposisi serat kain tidak berubah sehingga sesuai untuk dipakai sebagai atasan formal yang kokoh namun licin dan nyaman dipakai.

4. Moisture regain

Serat kapas kain katun primisima mempunyai afinitas yang besar terhadap air, dan air mempunyai pengaruh yang nyata pada sifat-sifat serat. Kondisi fisika tersebut mendukung terjaganya kekuatan kain ketika proses pewarnaan batik yang terkenal berulang-ulang. Komponen kain tidak terganggu pada saat proses tersebut sehingga kain yang sudah kering teksturnya akan sama dengan kain dalam keadaan basah.

Referensi:
  1. Moelyono. 1995. Daun Mangga Sebagai Bahan Pewarna Batik. Departemen Perindustrian BBPPKB: Yogyakarta
  2. Suheryanto, Dwi. 2010. Optimalisasi Celupan Ekstrak Daun Mangga pada Kain Batik Katun dengan Iring Kapur. Seminar Rekayasa Kimia Dan Proses 2010 ISSN : 1411-4216
6 Likes

Pembuatan batik adalah seni tradisional yang melibatkan penggunaan berbagai jenis kain sebagai media untuk menciptakan pola dan desain yang indah. Pemilihan kain sangat penting karena dapat memengaruhi hasil akhir batik, termasuk tekstur, warna, dan daya serap cat. Beberapa jenis kain yang umumnya digunakan untuk membuat batik antara lain adalah katun, sutera, rayon, dan mori. Setiap jenis kain memiliki karakteristiknya sendiri yang dapat memengaruhi hasil akhir batik.

1. Katun:

Katun adalah bahan yang paling umum digunakan dalam pembuatan batik. Kelebihan utama katun adalah harganya terjangkau, mudah diolah, dan nyaman dipakai. Selain itu, katun memiliki daya serap yang baik, sehingga cat dapat menyerap dengan baik pada serat kain. Hal ini memudahkan dalam proses pewarnaan batik, dan hasilnya cenderung tahan lama. Namun, katun memiliki kelemahan yaitu kurang bersinar seperti sutera, dan motif batik pada katun mungkin terlihat lebih kasar.

2. Sutera:

Sutera adalah kain mewah yang sering digunakan untuk batik yang memiliki nilai artistik tinggi. Sutera memberikan kilauan alami dan kelembutan pada batik. Proses pewarnaan pada sutera membutuhkan keahlian khusus, dan hasilnya seringkali memiliki keindahan yang lebih halus dan elegan. Kelemahan sutera adalah harganya yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kain lainnya, sehingga pembuatan batik sutera dapat menjadi investasi yang lebih besar.

3. Rayon: Rayon adalah jenis kain buatan manusia yang sering digunakan sebagai alternatif untuk sutera. Rayon memiliki tekstur yang halus dan mudah diolah. Selain itu, rayon lebih terjangkau dibandingkan dengan sutera. Namun, daya serap rayon mungkin tidak sebaik katun, dan hasil akhir batik pada rayon mungkin kurang tahan lama. Meskipun demikian, rayon seringkali dipilih karena memberikan kilau dan kehalusan serupa dengan sutera.

4. Mori: Mori adalah jenis kain yang terbuat dari serat kapas yang dihasilkan oleh ulat mori. Kain mori memiliki tekstur yang lembut dan nyaman dipakai. Kelebihan mori adalah daya serapnya yang baik, sehingga cocok untuk proses pewarnaan batik. Selain itu, kain mori biasanya tahan lama dan mudah dijaga. Harganya mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan katun, tetapi hasil akhirnya seringkali memuaskan.

Pemilihan kain untuk pembuatan batik juga dapat dipengaruhi oleh preferensi pribadi, jenis desain batik yang diinginkan, dan tujuan penggunaan batik tersebut. Misalnya, jika Anda menginginkan batik dengan kilau yang mewah, sutera mungkin menjadi pilihan yang baik. Namun, jika Anda lebih memperhatikan aspek fungsional dan daya tahan, katun atau mori bisa menjadi pilihan yang tepat.

Selain jenis kain, juga penting untuk mempertimbangkan ketebalan kain (gramasi), keberlanjutan bahan, dan aspek lain seperti keawetan warna. Beberapa produsen batik modern juga menciptakan inovasi dengan mencampur berbagai jenis serat atau menggunakan teknologi pewarnaan yang ramah lingkungan.

Dalam mengambil keputusan tentang jenis kain untuk pembuatan batik, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi Anda, serta menguji kualitas kain sebelumnya. Setiap jenis kain memiliki karakteristiknya sendiri, dan pemahaman mendalam tentang kualitas dan karakteristik tersebut akan membantu Anda mencapai hasil batik yang memuaskan.