Bagaimanakan cara yang efektif untuk melakukan Pergerakan atau Actuating?

Untuk memotivasi karyawan, Actuating harus dilakukan agar karyawan memenuhi tugas yang telah dibebankan. Sedangkan karyawan memiliki kepribadian yang berbeda, maka metode Actuating seperti apa yang harus dilakukan?

Faktor-faktor yang dierlukan untuk melakukan penggerakan (actuating) antara lain adalah :

  1. Leadership (Kepemimpinan)
    Dengan kepemimpinan yang baik, maka orang-orang yang berda pada organisasi anda akan dengan senang hati dan suka rela untuk melangkah maju demi kemajuan organisasi itu sendiri.

    Peran kepemimpinan sangatlah penting, bahkan mungkin yang utama, dalam melakukan pergerakan (actuating). Sudah banyak sejarah membuktikan bahwa dengan modal kepemimpinan yang baik, seorang pemimpin dapat menggerakkan tim-nya untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan organisasi. Bahkan untuk kasus-kasus khusus, seorang pemimpin yang baik dapat menggerakkan anggotanya untuk melakukan hal-hal yang dianggap mustahil, misalnya kepemimpinan Bung Tomo.

  2. Attitude and morale (Sikap dan moril)
    Tingkah laku, sikap dan moral orang-orang yang berdapa di dalam organisasi mempunyai peranan yang sangat penting didalam proses pergerakan (actuating) organisasi.

    Sebagai contoh, bagaimana mungkin dapat dilakukan suatu pergerakan apabila orang-orang yang berada di dalam organisasi tersebut kebanyakan adalah orang-orang yang mempunyai sifat malas, tidak suka dengan tantangan, mudah mengeluh dan tidak mempunyai kemampuan untuk ber-inovasi.

    Setiap pergerakan yang direncanakan oleh organisasi pastinya akan mendapatkan banyak sekali penolakan, karena setiap pergerakan pasti membutuhkan usaha dan pikiran yang besar.

    Begitu juga dengan moral anggota-anggota di dalam organisasi tersebut. Apabila moral karyawan sedang dalam kondisi “jatuh”, misalnya dengan banyaknya permasalahan organisasi, maka rasanya akan sangat sulit untuk mengharapkan para karyawan tersebut akan melakukan pergerakan.

  3. Communication (Tata-hubungan)
    Komunikasi dan menjaga hubungan didalam organisasi, baik hubungan atasan-bawahan maupun hubungan teman sejawat, merupakan faktor dominan didalam melakukan pergerakan.

    Dengan komunikasi yang baik, maka visi, misi dan tujuan organisasi dapat tersampaikan dengan baik kepada seluruh internal perusahaan. Dengan memahami tujuan dan alasan organisasi dalam melakukan pergerakan, maka diharapkan seluruh karyawan akan termotivasi untuk melakukan pergerakan itu sendiri.

  4. Incentive (Perangsang)
    Konsep reward and punishment tidak dapat dipandang remeh ketika organisasi melakukan suatu pergerakan. Reward atau insentif merupakan cara paling sederhana untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam melakukan pergerakan.

    Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh organisasi adalah dengan memberikan aturan main yang jelas dan terukur terkait dengan pemberian insentif kepada karyawan-karyawannya.

  5. Supervision (Supervisi)
    Salah satu peran manajemen yang utama adalah fungsi kontrol. Oleh karena itu, peran supervisi menjadi sangat penting. Setiap pergerakan pastinya terdapat kendala dan permasalahan, baik di awal, pertengahan hingga akhir.

    Oleh karena itu, fungsi utama dari supervisi adalah mengontrol dan memantau setiap kendala dan masalah yang ada sehingga dapat dilakukan perbaikan secepat-cepatnya.

  6. Discipline (Disiplin).
    Kedisiplinan sebetulnya juga termasuk didalam kategori sikap. Tetapi disini dilakukan pembahasan khusus, mengingat sikap disiplin merupakan kunci utama dari sikap-sikap yang dibutuhkan didalam suatu pergerakan.

    Disiplin tidak hanya sekedar diartikan bekerja tepat waktu, tetapi lebih luas daripada itu. Dengan adanyanya kedisiplinan, maka setiap entitas yang ada didalam organisasi tersebut dapat memahami peran masing-masing, dan fokus serta bertanggungjawab penuh terhadap peran yang diembannya.

    Masih sering terlihat didalam organisasi terjadi overlapping peran, misalnya seorang atasan memikirkan hal-hal yang bersifat teknis, sedangkan seorang bawahan memikirkan hal-hal yang bersifat strategis. Apabila hal tersebut terjadi, akan terjadi kekacauan peran dan tanggung jawab di organisasi tersebut, yang pada akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.