Bagaimanakah tema film Jamila dan Sang Presiden?

Jamila dan Sang Presiden

Jamila dan Sang Presiden merupakan film dengan banyak makna pada tahun 2009.

Ratna menyatakan bahwa film ini tentang “begitu buruknya dampak kemiskinan pada moralitas manusia dan kehidupannya” dalam suatu wawancara dengan majalah Tempo, dia menyatakan bahwa dia tidak mempunyai pesan politik, tetapi hanya hendak menunjukkan fakta. Nauval Yazid, dalam resensi untuk The Jakarta Post, menulis bahwa film ini merupakan bagian dari genre “wanita-yang-selalu-tersiksa”, yang menurut dia sering dijumpai dalam dunia perfilman Indonesia; dia membandingkannya dengan Ponirah Terpidana (1984), yang dibintangi Hakim dan Slamet Rahardjo.

Anissa S. Febrina, yang juga menulis untuk The Jakarta Post, menyatakan bahwa film ini menunjukkan “keadaan naas mereka yang jarang diakui [penonton]”: korban perdagangan anak dan wanita