Bagaimanakah review film Benyamin Biang Kerok?

Benyamin Biang Kerok terbaru menceritakan kisah tentang Pengki yang berasal dari keluarga kaya raya. Namun, sifatnya yang nyeleneh menjadikan Pengki terkesan sebagai seorang pemalas dan terlihat berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja.

Benyamin Biang Kerok terbaru menceritakan kisah tentang Pengki yang berasal dari keluarga kaya raya. Namun, sifatnya yang nyeleneh menjadikan Pengki terkesan sebagai seorang pemalas dan terlihat berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja.

Namun, dibalik semua sikapnya yang pemalas, Pengki terlihat lebih memilih untuk bergaul dengan masyarakat dari kalangan biasa seperti dua sahabat karibnya Somad (Adjis Do’a Ibu) dan Achi (Aci Resti).

Keseharian Pengki lebih banyak dihabiskan dengan bermain di suatu kampung daripada melanjutkan bisnis yang dikerjakan oleh Ibunya.

Sikap seperti ini tidak jarang membuat Pengki sering berdebat lucu dengan sang Ibu, Julaeha Sabeni yang diperankan oleh Meriam Bellina. Kehidupannya yang nyeleneh ini dijalani Pengki setiap harinya hingga dirinya bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Aida (Delia Husein).

Pertemuan dengan Aida membuat Pengki pelan-pelan mengalami perubahan dalam kehidupannya. Salah satunya adalah membuat Pengki harus menjalani petualangan-petualangan menggelikan, sehingga membawa pentonton menikmati setiap perpindahan cerita dari satu adegan menuju adegan yang lainnya.

Lalu, bagaimana akhir petualangan Pengki bersama sahabat-sahabat dan gadis cantik yang dicintainya? Film ini ternyat apunya kejutannya sendiri di bagian akhirnya.

Film Benyamin Biang Kerok sepintas terlihat sama dengan film komedi lainnya dari Falcon Pictures yaitu Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss Part 1 dan 2.

Sepanjang film, penonton dikejutkan dengan jalan ceritanya yang unik karena dibuat dengan menggabungkan beberapa genre seperti komedi, drama percintaan, aksi hingga musikal. Hal ini masih ditambah lagi dengan fakta bahwa film Benyamin Biang Kerok dibuat dengan latar belakang modern.

Sebagai seorang sutradara, Hanung Bramantyo memang bisa menggabungkan elemen dan genre yang tersimpan dari film Benyamin Biang Kerok tersebut dengan rapi.

Namun, genre yang terlalu banyak dan perpindahan dari satu adegan menuju adegan lainnya yang begitu cepat membuat Benyamin Biang Kerok tidak memiliki pesan kuat yang ingin disampaikan melalui film ini.

Meskipun di dalam beberapa adegan, sebenarnya terdapat pesan-pesan yang berisikan kritik-kritik sosial yang disampaikan dengan cara yang bernuansa komedi.

Lalu, bagaimana dengan Reza Rahadian yang memerankan Pengki? Reza Rahadian sendiri cukup berhasil membawakan gaya khas sang legenda Benyamin Sueb, melalui gimmick tawa, mimik, hingga kejahilan yang dilakukannya di dalam film ini.

Namun sekali lagi, karena di film ini menampilkan banyak genre membuat karakter Pengki yang dipernakan Reza dari satu adegan ke adegan lainnya pun terasa hilang dengan cepat.

Namun, tetap saja film komedi yang satu ini masih menampilkan kelucuan-kelucuan yang dibangun dengan baik diantara pemainnya. Misalnya, interaksi Pengki dengan sahabatnya Somad, atau perbincangan Pengki dengan ibunya Julaeha Sabeni.

Hal ini masih ditambah dengan interaksi dan penggunaan kata dari Omaswati bersama Pengki dengan gayanya yang “ceplas-ceplos” mampu menggiring penonton menikmati dialog bergaya Betawi yang mengingatkan penonton dengan gaya legenda Betawi Benyamin Sueb.

Benjamin Biang Kerok versi Hanung Bramantyo merupakan salah satu film komedi yang sangat tepat sebagai hiburan yang wajib ditonton sembari bersantai bersama teman-teman atau keluarga.