Bagaimanakah Proses Penyesuaian Diri yang Baik?

penyesuaian diri

Bagaimana proses penyesuaian diri yang harus dilakukan?

Usaha penyesuaian diri dapat berlangsung dengan baik dan dapat juga berlangsung tidak baik.

Penyesuaian diri yang baik adalah dengan mempunyai ciri-ciri dapat diterima di suatu kelompok, dapat menerima dirinya sendiri, dapat menerima kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

Penyesuaian diri yang baik sangat sulit diraih, kecuali bila kehidupan orang tersebut benar-benar terhindar dari tekanan, kegoncangan dan ketegangan jiwa yang bermacam-macam, serta orang tersebut mampu untuk menghadapi kesukaran dengan cara objektif serta berpengaruh bagi kehidupannya, menikmati kehidupannya dengan stabil, tenang, merasa senang, tertarik untuk bekerja, dan berprestasi.

  • Persepsi yang akurat terhadap realitas, nerupakan kemampuan individu untuk mengetahui konsekuensi dari segala tingkah lakunya. Dengan adanya kemampuan untuk mengetahui apa yang menjadi akibat dari perilakunya, individu diharapkan dapat menghindari perilaku-perilaku yang dapat mengganggu ketentraman bersama.

  • Kemampuan untuk mengatasi kecemasan dan stres, dimana individu memiliki kemampuan untuk mentoleransi hambatan - hambatan yang ada saat mencapai tujuan hidupnya. Tidak ada suatu kecamasan maupun stress yang membebani individu untuk mencapai tujuannya.

  • Citra diri yang positif, dimana individu menyadari kondisi kehidupannya saat ini. Individu mampu mengenali kelamahan maupun kelebihannya yang ada pada dirinya.

  • Kemampuan untuk mengekspresikan perasaannya, dimana individu yang sehat akan mampu mengekspresikan emosinya dan ia akan memiliki kendali atas emosinya sendiri. Dengan adanya kendali atas emosinya maka ia tidak akan merugikan lingkungannya.

  • Hubungan antar pribadi yang baik, dimana individu akan memiliki hubungan yang aman dan nyaman dengan lingkungan sosialnya.

Ada beberapa langkah efektif dalam menyesuaikan diri, diantaranya yaitu :

Langkah pertama yang kita mulai dalam proses penyesuaian diri yang baik yakni pemahaman (inisight) dan pengetahuan tentang diri sendiri (self-knowledge). Dengan insight dan self-knowledge terhadap diri sendiri, maka kita dapat mengetahui kapabilitas dan kekurangan diri kita sendiri dan kita dapat menangani secara efektif masalah-masalah penyesuaian diri.

Pengetahuan tentang diri sendiri memerlukan perincian yang baik tentang kekuatan dan kelemahan kita sendiri. Dengan mengetahui kelemahan itu, sekurang-kurangnya kita berusaha untuk mengurangi atau menghilangkan pengaruh-pengaruhnya terhadap kehidupan-kehidupan kita.

Dan sebaliknya, dengan mengetahui kekuatan kita sendiri, maka kita berada pada posisi yang lebih baik. Untuk menggunakannya demi pertumbuhan pribadi. Perbaikan diri dimulai dengan keberanian dan kepastian untuk menghadapi kebenaran tentang diri sendiri.

Langkah kedua yakni pengendalian diri sendiri yang berarti orang-orang mengatur implus-implus, pikiran-pikiran, kebiasaan-keibiasaan, emosi-emosi dan tingkahlaku berkaitan dengan prinsip-prinsip yang dikenakan pada diri sendiri atau tuntunan-tuntunan yang dikenakan oleh masyarakat.

Dengan demikian individu yang komfulsif, histris atau obsesif, atau orang yang menjadi korban kehawatiran, sifat yang terlalu berhati- hati, ledakan amarah, kebiasaan gugup, merasa sulit atau tidak mungkin menanggulangi dengan baik tugas-tugas dan masalah sehari-sehari.

Pengendalian diri adalah dasar bagi integrasi pribadi yang merupaka salah satu kualitas yang penting dari orang yang dapat menyesuaiakan diri dengan baik dan salah satu standar yang baik dalam menentukan tingkat penyesuaian diri.

Langkah ketiga dalam mengembangkan pengendalian dan integrasi, pembentukan “kebiasaan-kebiasan yang bermanfaat” adalah penting karena banyak penyesuaian diri individu tiap saat diakibatkan oleh tingkah laku menurut kebiasaan (habitual behavior) dan biasanya penyesuaian diri yang baik tidak dapat dirusak oleh sistem-sistem yang tidak efisien atau tidak sempurna.