Bagaimanakah politi dan berpolitik yang baik menurut Islam?

Assalamu’alaikum. akhir-akhir ini kita mendapati perkara politik di Indonesia kian pelik dan rumit. Dari sudut pandang Islam sendiri, bagaimanakah politik dan berpolitik yang baik itu?

Menurut Sujuthi Pulungan dalam bukunya “Fiqh Siyasah (Ajaran, Sejarah dan Pemikiran)” menjelaskan bahwa prinsip-prinsip politik Islam adalah:

1. Prinsip kesatuan dan persatuan umat Firman Allah :

“Manusia itu adalah umat yang satu”(QS. Al-Baqarah:213)

2. Prinsip menegakkan kepastian hukum dan keadilan Firman Allah :

“Sesungguhnya Allah menyruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya, dan apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil “ (QS.AlNisa’:58)

3. Prinsip Kepemimpinan Firman Allah :

“ Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatlah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu.” (QS.Al-Nisa’:59)

“Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan. (QS.Al-Sya’ara’ : 150-152)

4. Prinsip Musyawarah. Firman Allah :

“…bermusyawarahlah kalian dalam segala urusan “(QS.Al-Imran : 159)

Firman Allah yang lain :

“ Juga mereka yang suka mematuhi seruan Tuhannya, mengerjakan Shalat, menyelesaikan setiap persoalan antar sesamanya secara bermusyawarah, manafkahkan rizki yang telah Kami berikan kepadanya” (QS. Asy-Syura:38)

5. Prinsip persaudaraan Firman Allah:

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaknalah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat “ (QS.Al-Hujurat:10)

6. Prinsip tolong menolong Firman Allah:

“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan ) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran“ (QS.Al-Maidah:2

7. Prinsip berpendapat dan berserikat Firman Allah:

“Siapa diantara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia ubah dengan tangannya, jika ia tidak mampu dengan lisannya, dan jika tidak mampu dengan lisan maka dengan hatinya dan yang demiian adalah selemah-lemah Iman” (HR.Ahmad).