Bagaimanakah Pembidangan dalam Linguistik?

image
Linguistik adalah ilmu tentang bahasa. Ilmu linguistik sering disebut linguistik umum, Artinya ilmu linguistic tidak hanya menyelidiki salah satu bahasa saja (seperti bahas Inggris atau bahasa Indonesia), tetapi linguistik itu menyangkut bahasa pada umumnya.

Bagaimanakah pembidangan dalam linguistik?

Berdasarkan pembidangan atau ruang lingkupnya, linguistik dibagi menjadi dua macam, yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. Berikut akan dijelaskan tentang pembagian ilmu linguistic itu menjadi lebih spesifik, yaitu sebagai berikut:

1. Mikro Linguistik

Mikro linguistik adalah lingkup linguistik yang mempelajari bahasa dalam rangka kepentingan ilmu bahasa itu sendiri, tanpa mengaitkan dengan ilmu lain dan tanpa memikirkan bagaimana penerapan ilmu tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Mikrolinguistik ini meliputi bidang dan subdisiplin berikut: teori linguistik, linguistik deskriptif dan linguistik historis komparatif.

  • Teori Linguistik: adalah subdisiplin linguistik yang membahas bahasa dan ilmu bahasa dari sudut pandang teori tertentu.
  • Linguistik Deskriptif: adalah bidang linguistik yang menyelidiki sistem bahasa pada waktu tertentu.
  • Linguistik Historis: adalah cabang ilmu linguistik yang menyelidiki perubahan-perubahan jangka pendek dan jangka panjang dalam system bunyi, gramatika, dan kosakata satu bahasa atau lebih.

2. Makro Linguistik

Makro linguistik adalah lingkup lingustik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan dunia di luar bahasa, yang berhubungan dengan ilmu lain dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Makrolinguistik meliputi bidang linguistik interdisipliner dan bidang linguistik terapan:

  • Linguistik Interdisipliner: Bidang linguistik ini juga memiliki berbagai macam bidang lagi, antara lain sebagai berikut:
  • Fonetik adalah ilmu yang meneliti bunyi bahasa menurut cara pelafalannya, dan menurut sifat-sifat akustiknya.
  • Fonologi adalah ilmu yang meneliti bunyi bahasa tertentu menurut fungsinya.
  • Sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat.
  • Morfologi adalah ilmu yang menyangkut struktur internal bahasa.
  • Stilistika adalah ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa di dalam karya sastra atau hal lain yang berkaitan dengan faktor seni.
  • Psikolinguistik adalah suatu subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor kejiwaan si penutur dan lawan tuturnya
  • Etnolinguistik adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan faktor-faktor teknis.
  • Filologi adalah ilmu yang mempelajari bahasa, kebudayaan, pranata, dan sejarah suatu bangsa sebagaimana terdapat dalam bahan-bahan tertulis.
  • Semiotika adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan lambang dan simbol.
  • Epigrafi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan tulisan kuno pada prasastri. Dengan demikian, erat kaitannya dengan ilmu sejarah.
  • Paleografi adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan pendeskripsian tulisan-tulisan kuno terutama yang berasal dari abad pertengahan.

3. Bidang Linguistik Terapan

Cabang linguistik yang memanfaatkan deskripsi, metode dan hasil penelitian linguistik untuk berbagai keperluan praktis. Cabang-cabangnya antara lain sebagai berikut

  • Penerjemahan adalah subdisiplin linguistik yang mempelajari bahasa untuk kepentingan mengalihbahasaan dari bahasa tertentu ke bahasa yang lain.
  • Pengajaran bahasa adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa untuk kepentingan proses belajar mengajar bahasa, baik bahasa ibu maupun bahasa kedua atau bahasa asing yang mencakup empat jenis keterampilan, yaitu: mendengar, membaca, berbicara, dan menulis.
  • Leksikografi adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa dalam rangka untuk menuliskan leksikon (makna dalam pemakaian kata) dalam bentuk kamus, ensiklopedi, dan thesaurus. Secara singkat, leksikografi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari cara penyusunan kamus (ilmu perkamusan)\
  • Fonetik terapan adalah bidang linguistik yang mempelajari bunyi bahasa dan penggunaannya di dalam praktik (misalnya: olah vocal di dalam seni drama dan seni musik dan untuk pembetulan ucapan anak-anak yang pelat lidah).
  • Sosiolinguistik terapan adalah bidang linguistik yang mempelajari penerapan bahasa dalam komunikasi sosial.”.
  • Pembinaan bahasa internasional adalah bidang linguistik yang mempelajari tentang bahasa internasional dalam rangka untuk mengarahkan pemakai bahasa sadar dan patuh terhadap kaidah yang berlaku.
  • Pembinaan bahasa khusus adalah bidang linguistik yang mempelajari tentang bahasa-bahasa tertentu (khusus) dalam rangka untuk mengarahkan pemakai bahasa sadar dan patuh terhadap kaidah yang berlaku.
  • Linguistik medis adalah bidang linguistik yang mempelajari bahasa untuk diterapkan didalam pengobatan. Misalnya untuk pengobatan bagi orang yang sedang stress dan terapi medis untuk anak autis.
  • Grafologi adalah bidang linguistik yang mempelajari tulisan dengan tujuan untuk mengetahui sifat, nasib, jodoh dan peruntungan si penulis. Bidang ilmu sangat erat hubungannya dengan klenik (perdukunan)
  • Mekanolinguistik adalah bidang linguistik yang mempalajari bahasa yang dipergunakan di dalam menyusun program-program mekanik.

Berdasarkan alirannya, linguistik dapat diklasifikasikan atas linguistik tradisional, linguistik struktural, linguistik trasformasional, linguistik transformasi, linguistik semantik generatif, dan linguistik tagmemik.

Di samping cabang-cabang linguistik di atas, Verhaar juga memasukkan pembahasan fonetik dan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik sebagai cabang linguistik. Sementara itu, dalam Chaer, kelima hal itu disebut dengan istilah tataran linguistik. Berikut ini kita ikuti saja penjelasan tentang cabangcabang linguistik yang tersebut.

Fonetik

Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses ujaran. Fonetik ini akan berhubungan dengan anatomi, khususnya organ-organ tubuh yang terlibat dalam proses penghasilan ujaran. Fonetik akan berupaya untuk menerangkan bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Studi fonetik ini umumnya terdiri atas tiga bagian, yakni fonetik akustik, fonetik auditoris, dan fonetik artikulasi.

Fonetik akustik berupaya menjelaskan bunyi-bunyi ujaran sebagai suatu proses fisik. Untuk itu dibutuhkan alat spektograf yang dapat memperlihatkan gelombang bunyi udara. Alat ini mampu menggambarkan intensitas dan volume ujaran sehingga para linguis dapat menggambarkan bunyi-bunyi secara fisik.

Fonetik auditoris adalah studi fonetik yang mempelajari proses penerimaan bunyi- bunyi bahasa oleh telinga. Cabang ini lebih merupakan kajian kedokteran dibandingkan linguistik. Fonetik artikulasi merupakan studi fonetik yang mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan oleh alat manusia.

Fonetik artikulasi inilah yang lebih banyak memberikan sumbangan bagi linguistik dibandingkan fonetik aktistik dan atiditoris. Dalam cabang ini, bunyi-bunyi bahasa dianalisis secara mendetail. Contoh bagaimana bunyi [p] dan [b] dihasilkan oleh alat ucap manusia.

Fonologi

Fonologi adalah bidang linguistik yang dibedakan dari fonetik. Fonologi bertugas mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan atau mengidentifikasi kata-kata tertentu. Ada pakar linguistik yang menyebutkan fonologi di sini sebagai fonemik. Namun, dalam modul ini, kita mengacu pada linguis Eropa yang lebih sering menyebut fonologi untuk bidang yang membicarakan fungsi bunyi untuk membedakan makna.

Objek penelitian fonologi adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Jika pada fonetik, bunyi-bunyi dianalisis berdasarkan cara membunyikannya. Maka dalam fonologi, bunyibunyi tersebut dianalisis pada suatu konteks ujaran (kata). Misalnya pada kata bunyi dengan sunyi apakah bunyi [b] dan [s] pada kata-kata tersebut membedakan makna? Jika ya, maka bunyi itu disebut fonem.

Morfologi

Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari morfem. Morfologi menganalisis struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Contoh, dalam fonologi bunyi [b] dan [s] pada kata bunyi dan sunyi disimpulkan sebagai fonem karena membedakan makna. Dalam kajian morfologi katakata tersebut tidak lagi dianalisis dengan cara demikian. Kata tersebut mungkin akan dianalisis dalam hubungannya dengan penambahan afiks kean. Bagaimana akibatnya? Apakah kata-kata itu akan mengalami perubahan makna dan kategori kata, dan sebagainya? Inilah antara lain yang akan dikaji dalam morfologi.

Sintaksis

Sintaksis dan morfologi dalam tatabahasa tradisional digolongkan sebagai tatabahasa atau gramatika. Jika morfologi membicarakan struktur internal kata, maka sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Hal-hal yang biasa dikaji dalam sintaksis adalah:

  1. Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis;
  2. Satuan sintaksis berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana,
  3. Hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti modus, aspek, dan sebagainya.

Semantik

Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna bahasa. Para linguis struktural sebenarnya tidak begitu peduli dengan masalah makna karena dianggap merupakan bagian yang tak dapat diamati secara empiris. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat yang menjadi kajian cabang fonologi, morfologi, dan sintaksis, makna dianggap hal yang paling sulit untuk dikaji. Studi semantik mulai berkembang ketika Chomsky pada tahun 1957 menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (Chaer, 1994). Hal-hal yang dibicarakan dalam semantik adalah hakikat makna, jenis makna, relasi makna, perubahan makna, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan makna bahasa.

Sejarah linguistik yang sangat panjang telah melahirkan berbagai aliranaliran linguistik yang pada akhirnya mempengaruhi pengajaran bahasa. Masing-masing aliran tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang bahasa sehingga melahirkan berbagai tata bahasa. Pada kesempatan kali ini hanya akan dibahas beberapa aliran penting yang mempengaruhi pengajaran bahasa.

Linguistik Tradisional

Aliran tradisional telah melahirkan sekumpulan penjelasan dan aturan tata bahasa yang dipakai kurang lebih selama dua ratus tahun lalu. Menurut para ahli sejarah, tata bahasa yang dilahirkan oleh aliran ini merupakan warisan dari studi preskriptif (abad ke 18). Studi preskriptif adalah studi yang pada prinsipnya ingin merumuskan aturan-aturan berbahasa yang benar. Ciriciri aliran ini adalah:

  1. Tidak ada pengenalan akan perbedaan antara bahasa ujaran dan bahasa tulisan;
  2. Pemerian bahasa (Inggris) dengan memakai patokan-patokan bahasa lain, tepatnya bahasa Latin;
  3. Penghakiman penggunaan bahasa dengan vonis benar-salah;
  4. Pelibatan logika dalam memberikan pemerian atau pemutusan persoalan kebahasaan;
  5. Mempertahankan penemuan-penemuan terdahulu;
  6. Pemerian bahasa dilakukan berdasarkan bentuk bahasa tulisan baku;
  7. Banyak menurunkan definisi yang tidak jelas.

Linguistik Struktural

Sejak tahun 1930-an sampai akhir tahun 1950-an aliran linguistik yang paling berpengaruh adalah aliran struktural. Tokoh linguis dari Amerika yang dianggap berperan penting pada era ini adalah Bloomfield.

Linguistik Bloomfield berbeda dari yang lain. Dia melandasi teorinya berdasarkan psikologi behaviorisme. Menurut Behaviorisme ujaran dapat dijelaskan dengan kondisi-kondisi eksternal yang ada di sekitar kejadiannya. Kelompok Bloomfield menyebut teori ini mechanism, sebagai kebalikan dari mentalism.

Bloomfield berusaha menjadikan linguistik sebagai suatu ilmu yang bersifat empiris. Karena bunyi-bunyi ujaran merupakan fenomena yang dapat diamati langsung maka ujaran mendapatkan perhatian yang istimewa. Akibatnya, kaum strukturalis memberikan fokus perhatiannya pada fonologi, morfologi, sedikit sekali pada sintaksis, dan sama sekali tidak pada semantik.

Dalam menganalisis kalimat, kaum strukturalis melakukan Analisis Unsur Bawahan Langsung, yaitu metode analisis kalimat atau kata-kata dengan membaginya kepada unsur-unsurnya. Contoh kalimat Kakak memasak kue dapat dianalisis dengan menghasilkan unsur bawahan kakak dan memasak kue. Selanjutnya memasak kue dapat pula diuraikan menjadi unsur bawahan memasak dan kue.

Aliran Tagmemik

Aliran ini dipelopori oleh Kenneth L. Pike, Bukunya yang terkenal adalah Language in Relation to a United Theory of The Structure of Human Behaviour (1954). Menurut aliran ini, satuan dasar dari sintaksis adalah tagmem (bahasa Yunani yang berarti susunan). Tagmem adalah korelasi antara fungsi gramatikal atau slot dengan sekelompok bentuk-bentuk kata yang dapat saling dipertukarkan untuk mengisi slot tersebut.

Contoh Baju itu bagus. Bentuk baju itu mengisi fungsi subjek, dan tagmem subjeknya dinyatakan dengan baju. Menurut Pike satuan dasar sintaksis tidak dapat dinyatakan dengan fungsi-fungsi saja seperti subjek + predikat + objek; dan tidak pula dapat dinyatakan dengan deretan bentukbentuk saja, seperti frase benda + frase kerja + frase benda.

Dua unsur tagmem tersebut (fungsi dan kategori kata) pada perkembangan selanjutnya ditambahkan unsur peran (pengisi makna) dan kohesi (keterikatan antara satuan-satuan lingual). Berdasarkan penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa menurut aliran ini satuan dasar sintaksis yaitu tagmem dapat digambarkan sebagai sel empat sisi.

Linguistik Transformasi

Aliran ini melahirkan tata bahasa Trasformational Generative Grammar yang sering disebut dengan istilah tata bahasa transformasi atau tata bahasa generatif. Tokoh linguistik transformasi yang terkenal adalah Noam Chomsky dengan bukunya Syntactic Structure (1957). Buku tersebut terus diperbaiki oleh Chomsky sehingga terlahir buku kedua yang berjudul Aspect of the Theory of Sintax.

Chomsky menyatakan bahwa setiap tata bahasa dari suatu bahasa merupakan teori dari bahasa itu sendiri. Syarat tata bahasa menurutnya adalah:

  • Pertama, kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut sebagai kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
  • Kedua, tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya harus sejajar dengan teori linguistik tertentu.

Selain hal di atas konsep dari Chomsky yang populer hingga sekarang adalah istilah competence dan performance. Competence adalah pengetahuan yang dimiliki pemakai bahasa mengenal bahasanya. Hal ini tersimpan dalam benak para pengguna bahasa. Sedangkan performance adalah penggunaan suatu bahasa dalam keadaan real (situasi sesungguhnya).

Kedua konsep ini kiranya sejalan dengan konsep langue dan parole yang dikemukakan de Saussure. Komponen competence menurut Chomsky merupakan bagian yang penting. Komponen inilah yang menjadi objek penelitian. Ketika kita berbicara atau menulis dalam suatu bahasa, secara otomatis kita telah menggunakan sistem kaidah bahasa tersebut dalam benak kita. Kita telah menggunakan competence yang kita wujudkan dalam ujaran yang merupakan performance bahasa. Dengan kemampuan itu kita telah melahirkan berbagai ujaran yang tak terbatas jumlahnya yang menurut Chomsky merupakan aspek kreatif berbahasa.