Berdasarkan alirannya, linguistik dapat diklasifikasikan atas linguistik tradisional, linguistik struktural, linguistik trasformasional, linguistik transformasi, linguistik semantik generatif, dan linguistik tagmemik.
Di samping cabang-cabang linguistik di atas, Verhaar juga memasukkan pembahasan fonetik dan fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik sebagai cabang linguistik. Sementara itu, dalam Chaer, kelima hal itu disebut dengan istilah tataran linguistik. Berikut ini kita ikuti saja penjelasan tentang cabangcabang linguistik yang tersebut.
Fonetik
Fonetik adalah bagian dari linguistik yang mempelajari proses ujaran. Fonetik ini akan berhubungan dengan anatomi, khususnya organ-organ tubuh yang terlibat dalam proses penghasilan ujaran. Fonetik akan berupaya untuk menerangkan bagaimana bunyi-bunyi tertentu dihasilkan baik kuantitasnya maupun kualitasnya. Studi fonetik ini umumnya terdiri atas tiga bagian, yakni fonetik akustik, fonetik auditoris, dan fonetik artikulasi.
Fonetik akustik berupaya menjelaskan bunyi-bunyi ujaran sebagai suatu proses fisik. Untuk itu dibutuhkan alat spektograf yang dapat memperlihatkan gelombang bunyi udara. Alat ini mampu menggambarkan intensitas dan volume ujaran sehingga para linguis dapat menggambarkan bunyi-bunyi secara fisik.
Fonetik auditoris adalah studi fonetik yang mempelajari proses penerimaan bunyi- bunyi bahasa oleh telinga. Cabang ini lebih merupakan kajian kedokteran dibandingkan linguistik. Fonetik artikulasi merupakan studi fonetik yang mempelajari bagaimana bunyi-bunyi bahasa dihasilkan oleh alat manusia.
Fonetik artikulasi inilah yang lebih banyak memberikan sumbangan bagi linguistik dibandingkan fonetik aktistik dan atiditoris. Dalam cabang ini, bunyi-bunyi bahasa dianalisis secara mendetail. Contoh bagaimana bunyi [p] dan [b] dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Fonologi
Fonologi adalah bidang linguistik yang dibedakan dari fonetik. Fonologi bertugas mempelajari fungsi bunyi untuk membedakan atau mengidentifikasi kata-kata tertentu. Ada pakar linguistik yang menyebutkan fonologi di sini sebagai fonemik. Namun, dalam modul ini, kita mengacu pada linguis Eropa yang lebih sering menyebut fonologi untuk bidang yang membicarakan fungsi bunyi untuk membedakan makna.
Objek penelitian fonologi adalah fonem, yakni bunyi bahasa yang dapat atau berfungsi membedakan makna kata. Jika pada fonetik, bunyi-bunyi dianalisis berdasarkan cara membunyikannya. Maka dalam fonologi, bunyibunyi tersebut dianalisis pada suatu konteks ujaran (kata). Misalnya pada kata bunyi dengan sunyi apakah bunyi [b] dan [s] pada kata-kata tersebut membedakan makna? Jika ya, maka bunyi itu disebut fonem.
Morfologi
Morfologi adalah cabang linguistik yang mempelajari morfem. Morfologi menganalisis struktur, bentuk, dan klasifikasi kata-kata. Contoh, dalam fonologi bunyi [b] dan [s] pada kata bunyi dan sunyi disimpulkan sebagai fonem karena membedakan makna. Dalam kajian morfologi katakata tersebut tidak lagi dianalisis dengan cara demikian. Kata tersebut mungkin akan dianalisis dalam hubungannya dengan penambahan afiks kean. Bagaimana akibatnya? Apakah kata-kata itu akan mengalami perubahan makna dan kategori kata, dan sebagainya? Inilah antara lain yang akan dikaji dalam morfologi.
Sintaksis
Sintaksis dan morfologi dalam tatabahasa tradisional digolongkan sebagai tatabahasa atau gramatika. Jika morfologi membicarakan struktur internal kata, maka sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata-kata lain atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Hal-hal yang biasa dikaji dalam sintaksis adalah:
- Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis;
- Satuan sintaksis berupa kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana,
- Hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti modus, aspek, dan sebagainya.
Semantik
Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari makna bahasa. Para linguis struktural sebenarnya tidak begitu peduli dengan masalah makna karena dianggap merupakan bagian yang tak dapat diamati secara empiris. Berbeda dengan fonem, morfem, dan kalimat yang menjadi kajian cabang fonologi, morfologi, dan sintaksis, makna dianggap hal yang paling sulit untuk dikaji. Studi semantik mulai berkembang ketika Chomsky pada tahun 1957 menyatakan bahwa semantik merupakan salah satu komponen dari tata bahasa (Chaer, 1994). Hal-hal yang dibicarakan dalam semantik adalah hakikat makna, jenis makna, relasi makna, perubahan makna, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan makna bahasa.