Bagaimanakah konsep tentang ilmu keperawatan?

Ilmu keperawatan merupakan ilmu yang mempelajari segala hal mengenai cara merawat seseorang (pasien) yang mengalami gangguan kesehatan, seseorang yang membutuhkan suatu terapi penyembuhan secara fisik (jasmani) mau pun mental (rohani) dan seseorang yang masih sehat tetapi membutuhkan suatu konsultasi.

Bagaimanakah konsep tentang ilmu keperawatan?

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan Zaman.

A. VIRGINIA HENDERSON


Virginia Henderson lahir tahun 1897, anak ke lima dari 8 bersaudara di keluarganya. Ia asli dari Kansas city. Henderson lulus Sekolah Perawat Militer di Washington D.C tahun 1921. Di tahun 1922 Henderson mulai mengajar ilmu perawatan di Norfolk Prostetan Hospital di Virginia. Tahun 1927 mengajar Lima tahun kemudian ia memasuki Teacher’s college di Universitas Colombia di mana ia berturt-turut meraih gelar B.S dan M.A bidang pendidikan perawatan.

Di tahun 1929 Henderson menjadi supervisor pengajaran pada klinik Strong Memorial Hospital di Rochester New York. Ia kembali ke Teacher’s college di tahun 1930 sebagai pengajar hingga tahun 1948. Bergabung dengan universitas Yale tahun 1950 dan telah berbuat banyak bagi riset perawatan lebih jauh lewat perkumpulan ini.

Mulai tahun 1959 hingga 1971, henderson mengepalai Nursing Studies Indeks Project yang di sponsori Yale. Di tahun 1980 Henderson masih aktif sebagai Research Associate Emeritus di Yale. Prestasi Henderson dan pengaruhnya dalam profesi keperawatan telah memberikan lebih dari tujuh gelar doctoral dan Christiane Reimann Award pertama kali untuknya.

Diskripsi Teori dan Model Virginia Henderson

Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan.Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan. Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut: Bernafas dengan normal, Nutrisi, Eliminasi, Gerak dan keseimbangan tubuh, Istirahat tidur, Berpakaian, Personal Hygiene, Rasa aman dan Nyaman, Berkomunikasi, Kebutuhan spiritual, Kebutuhan rekreasi, Kebutuhan bekerja, Kebutuhan bermain, rekreasi dan belajar.

Dalam bidang keperawatan mempunyai fungsi unik untuk membantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia (14 komponen di atas). Dalam Bidang Kesehatan sebagai kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.

Sedangkan Lingkungan perlu diperhatikan beberapa keterkaitan berikut ini:

  1. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.

  2. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis.

  3. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.

  4. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar dalam memberikan resep.

  5. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran tentang kontruksi bangunan dan pemeliharaannya.

  6. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya bahaya.

Kerangka Konsep

Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan hidup secara individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai. Bantuan ini diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekuatan, atau kemauan klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar manusia.

B. DOROTHEA ELIZABETH OREM


Dorothea Elizabeth Orem lahir pada tahun 1914 di Baltimore, Maryland. Pendidikan: Diploma (awal tahun 1930), Pendiri Hospital School Of Nursing, Washington DC; Orem mendapat Titel BSN Ed (1939) dan MSN Ed (1945) di The Catholic University of America, Washington DC. Orem mendapat gelar kehormatan: Dokter Ilmu Pengetahuan dari Georgetown University (1976), Pendiri Perguruan Tinggi di San Antonio, Texas (1980); Gelar kehormatan dokter, University of Missouri-Columbia (1998). Dr. Orem melanjutkan untuk aktif dalam pengembangan teori. Dia menyelesaikan edisi ke-6 dari keperawatan: konsep praktek, yang diterbitkan oleh Mosby pada Januari 2001.

Diskripsi Teori dan Model

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :

  1. Perawatan Diri Sendiri (self care)
    Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama, self care itu sendiri yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, keshatan serta kesejahteraan. kedua, self care agency merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat. keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokkan kedalam kebutuhan dasar manusianya.

  2. Self Care Defisit
    Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

  3. Teori Sistem Keperawatan
    Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri, kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya: Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System), Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System), dan System suportif dan edukatif.

Kerangka Konsep

Tujuan dari keperawatan Teori Orem adalah untuk merawat dan membantu klien mecapai perawatan diri secara total. Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan diri sendiri. Asuhan keperawatan menjadi penting ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan dan sosial.

C. IMOGENE KING


Imogene M. King lahir 30 Januari 1923 di West Point, Iowa dan menerima diploma dari Rumah Sakit St Yohanes dari Sekolah Keperawatan di St Louis, MO pada tahun 1945. Dia memperoleh BSN di tahun 1948 dan MSN pada 1957 dari St Louis University dan Doctor of Education dari Teachers College, Columbia University, NY. Menjadi direktur di Ohio State University, School of Nursing (1968-1972).

King adalah seorang Associate Professor (1961-1966) dan Profesor (1971-1980) di Universitas Loyola. Chicago. Raja pensiun pada tahun 1990 setelah sebelumnya menjabat sebagai Profesor, College of Nursing, University of South Florida. Seorang anggota aktif dari Distrik IV, Florida Nurses Association (FNA) (Presiden masa lalu dari Florida Perawat Foundation dan FNA Hall of Fame dilantik), American Nurses Association (ANA 1996 Jessie Scott Penghargaan dan Hall of Fame dilantik) dan Sigma Theta Tau Internasional (STTI 1989 Elizabeth Russell Pendiri Penghargaan dan Virginia Henderson Fellow) dan Fellow di American Academy of Keperawatan (2005 Hidup Legenda dilantik).

Diskripsi Teori dan Model

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Menurut King, system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.

Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu: Informasi kesehatan, Pencegah penyakit, dan Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit. Sehingga dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen yaitu:

  • Aksi, merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku, dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan dengan gambaran hubungan perawat dan klien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang diharapkan.

  • Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan meruapakn respons dari individu. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.

  • Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.

Kerangka Konsep

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Kerangka kerja teori ini Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dinamis antara perawat, klien dan sistem pelayanan kesehatan. Dari konsep utamanya (interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stres, pertumbuhan dan perkembangan) yang berasal teori pencapaian tujuan.

D. BETTY NEWMAN


Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio pada tahun 1924. Ayahnya seorang petani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Beliau pertama kali memperoleh pendidikan di People Hospital School of Nursing yang sekarang berubah nama menjadi General Hospital Akron di Akron, Ohio pada tahun 1947. Beliau memegang jabatan penting yaitu sebagai staf keperawatan rumah sakit di California. Beliau melanjutkan pendidikannya di University of California dengan jurusan psikologi. Beliau menyelesaikan gelar sarjana mudanya pada tahun 1957. Pada tahun 1966 beliau mendapat gelar Master dibidang kesehatan mental, konsultan kesehatan masyarakat di University of California.

Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapatkan diantaranya menjadi dosen keperawatan jiwa, konsultan, pemimpin konseling model Whole Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan. Model Whole Person Approach dipublikasikan pada tahun 1972, A model of teaching total person approach to patient problem dalam riset keperarawatan. Publikasi edisi I(Conceptual Models For Nursing Practice) tahun 1974, edisi II tahun 1980 dan tahun 1986 The Neuman Systems Model.

Diskripsi Teori dan Model

Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor- faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter dan ekstra personal. Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan tertiary. Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan meningkatkan system pertahanan pasien.

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan

Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini berfokus pada respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawatan seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan tersier.

  • Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif.

  • Pencegahan sekunder menurut Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor

  • Pencegahan tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit. Upaya pencegahan tersebut dipentingkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.

Kerangka Konsep

Tujuan keperawatan Newman yaitu untuk membantu individu, keluarga dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan tingkat kesehatan maksimalnya melalui intervensi tertentu.

Model Neuman mencakup intrapersonal, interpersonal dan stres extrapersonal. Kerangka kerja teori ini adalah Penurunan atau status adaptasi terhadap stress. Tindakan keperawatan meliputi tindakan preventif tingkat primer, sekunder, atau tersier yang berfokus pada variabel yang mempengaruhi respons klien terhadap stresor.

E. SISTER CALISTA ROY


Sister Calista Roy dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Roy menerima Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari Mount Saint Marys College dan Magister Saint in Pediatric Nursing pada tahun 1966 di University of California Los Angeles. Roy memulai pekerjaan dengan teori adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari University of California Los Angeles.

Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang dibutuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu: focal stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli.

Diskripsi Teori dan Model

Roy menggambarkan metode adaptasi dalam keperawatan. Individu adalah makhluk biospikososial sebagai satu kesatuan yang utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis dan sosial. Setiap orang selalu menggunakan koping baik yang bersifat positif maupun yang negatif untuk dapat beradaptasi. Kemampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu: Faktor kondisi, situasi yang menjadi penyebab utama terjadinya perubahan, keyakinan dan pengalaman dalam beradaptasi.

Setiap individu mempunyai respon yang berbeda terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri/kemandirian, serta kebutuhan akan kemampuan melalui peran dan fungsi secara optimal untuk memelihara integritas diri.

Posisi individu pada rentang sehat sakit terus berubah, berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi.

Roy berpendapat ada 2 metode koping yaitu: Regulator merupakan proses input secar sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin. Cagnator dimana memproses input melalui cara kognitif seperti persepsi, proses informasi, belajar, keputusan dan emosi. Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang utuh yang meiliki mekanisme koping untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

Individu selalu berinteraksi secara konstan atau selalu beradaptif terhadap perubahan lingkungan. Lingkungan adalah semua yang ada disekeliling kita dan berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan proses dalam menjaga integritas diri. Peran perawat adalah membantu pasien beradaptasi terhadap perubahan yang ada.

Menurut Roy, tindakan keperawatan ditujukan untuk meningkatkan adaptasi individu terhadap sehat dan penyakit. Keempat model adaptasi itu adalah Model fisiologi: cairan dan elektrolit, sirkulasi dan oksigenasi, nutrisi dan eliminasi, proteksi, neurology dan endokrin. Model konsep diri: gambaran diri, ideal diri, moral diri. Model fungsi peran: kebutuhan akan integritaso. Model interdependen (kemandirian): hubungan seseorang dengan yang lain dan sumber system yang memberikan bantuan, kasih sayang dan perhatian.

Kerangka Konsep

Tujuan keperawatan Roy yaitu untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien, menkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan membantu klien beradaptasi. Individu adalah sistem adaptif biopsikososial dalam suatu lingkungan. Individu dan lingkungan menyediakan tiga kelas stimuli-focal point, sisa dan kontekstual. Melalui dua mekanisme adaptif, regulator dan cognator, individu menunjukkan respons adaptif atau respon yang tidak efektif membutuhkan intervensi keperawatan. Model adaptasi ini didasari oleh model adaptasi fisiologi, psikologis, sosiologis, serta ketergantungan dan kemandirian.

F. MARTHA ELIZABETH ROGERS


Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas. Beliau memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan di RSU Knoxville pada September 1933. Beliau menerima gelar Diploma Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody College di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan Universitas Columbia, New York.

Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins, Baltimre MD dengan memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954. Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York University pada tahun 1954. Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai beliau meninggal pada 13 maret 1994.

Diskripsi Teori dan Model

Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan sebagai ilmu merupakan ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur agar mempertahankan dan memulihkan kesehatan, mencegah penyakit, merawat, serta merehabilitasi individu yang sakit dan cacat. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia.

Menurutnya kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori rogers tentang manusia adalah manusia adalah kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain. Kehidupan setiap manusia adalah sesuatu yang unik. tidak ada dua hal didalam kehidupan ini yang dapat diulang dengan cara yang sama dibawah keadaan yang sama . jalan hidup seseorang berbeda dengan yang lain.

Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya. Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri misalnya dalam hal sifat dan emosi. Rogers menggambarkan individu dan lingkungan sebagai medan energi, terbuka, berpola. Proses kehidupan, menurut Rogers, adalah homeodinamis yang bersifat probalistik.

Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan energi empat dimensi yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola dan manifestasi karakter yang berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada di luar manusia. Manusia merupakan medan energi yang dinamis yang terus melakukan pertukaran dengan medan lingkungan, keduanya bersifat tidak terbatas. Interaksi antara manusia dan lingkungan bersifat kontinu, mutual, dan simultan.

Kerangka Konsep

Tujuan Keperawatan Roger yaitu untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan. Kerangka kerja teori ini “manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannyameletakkan dasar-dasar yang menggambarkan proses kehidupan manusia. Proses kehidupan manusia dicirikan oleh keseluruhan (wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah (unidirectionality), pola (pattern) dan organisasi, ilmu pengetahuan, serta pemikiran.

G. FAYE GLENN ABDELLAH

Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919, di New York City. Pada tahun 1942, Abdellah memperoleh ijazah keperawatan. Ia menerima gelar Sarjana Sains pada tahun 1945, sebuah gelar Master of Arts pada 1947 dan Doktor Pendidikan di Guru’s College, Columbia University. Pada tahun 1947 mengambil Master of Arts Degree in Physiology. Dengan pendidikan lanjutannya, Abdellah bisa memilih untuk menjadi dokter. Namun, seperti ia menjelaskan dalam dirinya dalam wawancara Perawat, “Aku tidak pernah ingin menjadi MD karena aku bisa melakukan semua yang ingin saya lakukan di keperawatan, yang merupakan profesi peduli.” Tahun 1960, Dia dipengaruhi oleh keinginan untuk mempromosikan klien- berpusat asuhan keperawatan yang komprehensif.

Diskripsi Teori dan Model

Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah adalah meliputi pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilam dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tenyang ilmu-ilmu dasar dan keterampilan keperawatan tertentu.

Perawat adalah pemberi jalan dalam menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan serta merumuskan gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalam Bidang kenyamanan, kebersihan, keamanan, keseimbangan fisiologi, faktor psikologi dan sosial, Dan faktor sosiologi dan komunitas. Dalam bidang tersebut, Abdellah mengidentifikasi kebutuhan klien secara spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah keperawatan Abdellah yaitu :

  1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik,
  2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal,
  3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah meluasnya infeksi,
  4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan memperbaiki deformitas,
  5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruhsel tubuh,
  6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh,
  7. Mempertahankan eliminasi,
  8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit,
  9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-patologis, fisiologis, dan kompenisasi,
  10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi,
  11. Mepertahankan fungsi sensorik,
  12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan negative,
  13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara emosi dan penyakit organic.
  14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal,
  15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif,
  16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif,
  17. Menghasilkan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik,
  18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda,
  19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan keterbatasan-fisik dan emosional,
  20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit,
  21. Memahami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit.

Kerangka Konsep

Teori Abdellah Faye berfokus pada tujuan keperawatan untuk memberikan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi, kompeten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan. Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan.

H. HILDEGARD ELIZABETH PEPLAU


Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909 di Reading, Pennsylvania. Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, penssyilvania pada tahun 1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari Bennington Univercity, Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A. dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s College, Columbia, New York pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum pada tahun 1953.

Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa ibu menyusui,” meninggal di usia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999. Satu-satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan kemudian sebagai presiden, ia menjabat dua istilah di Dewan International Council of Nurses (ICN). Pada tahun 1997, ia menerima kehormatan tertinggi keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN yang berlangsung empat tahun. Pada tahun 1996, American Academy of Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup”, dan pada tahun 1998, ANA dilantik-nya ke dalam Hall of Fame.

Deskripsi Teori dan Model

Hubungan interpersonal merupakan factor utama model keperawatan Peplau yang terdiri 4 konsep utama yaitu:

  1. Manusia dimana individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan.
  2. Masyarakat/lingkungan merupakan budaya dan adapt istiadat yang juga merupakan factor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
  3. Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
  4. Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat edukatif yang baik bagi perawat maupun klien.

Dalam hubungannya dengan pasien, perawat mempunyai 6 peran yaitu sebagai Mitra kerja (phatner), Nara sumber (resources person), Pendidik (teacher), Kepemimpinan (leadership), Pengasuh pengganti (surrogate), dan Konselor (consellor).

Proses interpersonal yang dimaksud menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:

  • Fase Orientasi, Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan secara efektif dalam pemberian askep pada klien.
  • Fase Identifikasi, Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan askep yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif dan kepribadian pasien.
  • Fase Eksplorasi, Dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti.
  • Fase Resolusi, Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi potensi. Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dalam lingkungan sosial.

Kerangka Konsep

Teori peplau bertujuan untuk mengembangkan interaksi perawat dengan klien dengan empat fase hubungan perawat-pasien yaitu: Orientasi, Identifikasi, dan Eksploitasi. Resolusi Kerangka kerjanya adalah Keperawatan merupakan proses yang penting, terapeutik dan interpersonal. Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

I. FLORENCE NIGHTINGALE


Florence Nightingale lahir pada tanggal 12 Maret 1820 dan dibesarkan dalam sebuah keluarga kaya yang tinggal di luar kota London. Pada saat Florence berusia dua puluh empat tahun, dia merasa yakin bahwa panggilannya adalah merawat orang sakit. Tetapi pada tahun 1840-an, para gadis Inggris terhormat tidak akan bersedia menjadi perawat. Pada masa itu, perawat tidak melebihi fungsi sebagai pembantu yang melakukan semua pekerjaan di rumah sakit umum. Tahun 1853, dia melaksanakan pekerjaan keperawatannya yang pertama sebagai pengawas di Institute for the Care for Sick Gentle Woman in Distressed Circumstances.

Pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang terhadap Rusia untuk menguasai Crimea, Konstantinopel, dan pintu gerbang menuju Timur Tengah. Sidney Herbert sebagai Menteri Perang, meminta Florence untuk mengepalai sebuah tim perawat bagi rumah sakit militer di Scutari, Turki. Selama perang berlangsung, Florence menghadapi pertempuran berat untuk meyakinkan para dokter militer bahwa para perawat wanita pun diperlukan di sebuah rumah sakit militer. Pada saat perang akan berakhir, laporan dan saran Florence Nightingale membuat Inggris menjadikan pahlawan wanita negara tersebut.

Deskripsi Teori dan Model

Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern (modern nursing). Nightingale meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan perawatan yang layak. Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah ventilasi yang cukup bagi klien. Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan.

Oleh sebab itu, setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih, sebersih udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah penting dalam perawatan klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar matahari dapat member manfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya, perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar matahari selama tidak terdapat kontraindikasi.

Fokus perawatan klien menurut Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun lingkungan. Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Untuk mencapai kondisi kesehatan, perawat harus menggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.

Ia menyebut hal ini sebagai health nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat kematiannya. Teori Nigtingale, merupakan langkah awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah meletakkan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatan sesudahnya. Didasari atau tidak, Nightingale telah memberi pedoman umum bagi perawat dalam merawat klien. Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran produktif bagi perawat dan profesi keperawatan.

Kerangka Konsep

Tujuanya Nightingale adalah Untuk memfasilitasi “proses penyembuhan tubuh” dengan memanipulasi lingkungan klien. Kerangka kerja dari teori ini adalah lingkungan klien di manipulasi untuk mendapatkan ketenangan, kebersihan, cahaya, nyaman dan sosialisasi dan harapan yang sesuai.

J. MYRA ESTRIN LEVINE


Myra Estrin Levine (1920-1996) lahir di Chicago, Illinois. Dia adalah yang tertua dari tiga anak. Dia punya satu adik dan satu kakak. Levine mengembangkan minat dalam keperawatan karena ayahnya (yang memiliki masalah pencernaan) sering sakit dan perawatan yang diperlukan pada banyak kesempatan. Levine lulus dari Sekolah Keperawatan Kabupaten Cook dari tahun 1944 dan memperoleh gelar BS dalam keperawatan dari University of Chicago pada tahun 1949. Setelah lulus, Levine bekerja sebagai perawat tugas pribadi, sebagai perawat sipil untuk Angkatan Darat AS, sebagai supervisor perawat bedah, dan dalam administrasi keperawatan.

Setelah mendapatkan gelar MS dalam keperawatan di Wayne State University di tahun 1962, dia mengajar keperawatan di berbagai institusi (George, 2002) seperti University of Illinois di Chicago dan Tel Aviv University di Israel. Dia menulis 77 artikel yang dipublikasikan yang termasuk “Sebuah Pengantar Keperawatan Klinik” dengan beberapa publikasi tahun pada tahun 1969, 1973 & 1989. Dia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Loyola pada tahun 1992. Dia meninggal pada 1996.

Deskripsi Teori dan Model

Inti, atau konsep pusat, teori Levine adalah konservasi. Ketika seseorang dalam keadaan konservasi, itu berarti bahwa respon adaptif individu menyesuaikan perubahan secara produktif, dan dengan pengeluaran sedikit usaha, sambil menjaga fungsi optimal dan identitas. Konservasi dicapai melalui aktivasi yang berhasil dari jalur adaptif dan perilaku yang sesuai untuk berbagai respon yang dibutuhkan oleh fungsi manusia. Myra Levine menggambarkan Empat Prinsip Konservasi. Prinsip-prinsip ini berfokus pada pelestarian keutuhan individu.

Dia menganjurkan bahwa keperawatan adalah suatu interaksi manusia dan prinsip- prinsip konservasi mengusulkan empat keperawatan yang berkaitan dengan persatuan dan integritas individu. Kerangkanya meliputi:

  • Konservasi energi: Mengacu pada masukan menyeimbangkan energi dan output untuk menghindari kelelahan berlebihan. Ini termasuk istirahat cukup, gizi dan olahraga. Contoh: Ketersediaan istirahat yang cukup; Pemeliharaan gizi yang cukup.

  • Konservasi integritas struktural: Mengacu untuk memelihara atau memulihkan struktur tubuh mencegah kerusakan fisik dan mempromosikan penyembuhan. Contoh: Membantu pasien dalam latihan ROM; Pemeliharaan kebersihan pribadi pasien.

  • Konservasi integritas pribadi: Mengakui individu sebagai orang yang berjuang untuk pengakuan, penghormatan, kedirian kesadaran diri, dan penentuan nasib sendiri. Contoh: Mengenali dan melindungi kebutuhan ruang pasien.

  • Konservasi integritas sosial: individu diakui sebagai seseorang yang tinggal bersama dalam keluarga, masyarakat, kelompok agama, kelompok etnis, sistem politik dan bangsa. Contoh: Bantuan individu untuk melestarikan tempat-nya dalam keluarga, komunitas, dan masyarakat.

Oleh karena itu, intervensi keperawatan berdasarkan teori Levine memiliki fokus sekarang dan jangka pendek dan tidak mendukung promosi kesehatan dan pencegahan penyakit prinsip-prinsip, meskipun ini adalah komponen penting dari praktik keperawatan saat ini.

Kerangka Konsep

Untuk meringkas, Levine mengungkapkan pandangan bahwa dalam hubungan perawat- pasien kesehatan tergantung pada proses perawat yang didukung adaptasi. Ini memandu perawat untuk fokus pada pengaruh dan tanggapan dari klien untuk mempromosikan keutuhan melalui Prinsip Konservasi. Tujuan dari model ini adalah untuk mencapai ini melalui konservasi energi, integritas struktural, personal dan sosial. Tujuan dari keperawatan adalah untuk mengenali, membantu, mempromosikan, dan mendukung proses-proses adaptif yang menguntungkan pasien.

K. IDA JEAN ORLANDO


Ida Jean Orlando lahir pada 12 Agustus 1926, lulusan Diploma pada Medical College New York tahun 1947. Memperoleh Gelar B.S pada Perawatan Kesehatan Publik, di Universitas St. John;s Brooklyn tahun 1951, dan kemudian memperoleh gelas M.A bidang konseling kesehatan mental pada Universitas Columbia New York tahun 1954. Pada tahun 1958, ia menjadi asosiasi peneliti dan investigator untuk proyek negara mengenai Konsep kesehatan Mental pada Kurikulum Dasar.

Setelah 3 tahun ia melakukan pencatatan hasil penelitian dan menghabiskan waktu selama 4 tahun untuk menganalisa data yang diperolehnya pada penelitian tersebut, kemudian ia melaporkan penemuannya tersebut pada buku pertamanya yang diluncurkan pada tahun 1958 berjudul “The Dynamic nurse-patient relationship: Function, process and principle of Professional Nursing Practice”.

Buku inilah yang memformulasikan Teori Dasar Keperawatan Orlando. Pada tahun 1962, Orlando bekerja sebagai Konsultan bidang Keprawatan Klinik di Rumah sakit Mc Lean Belmont. Dan ia memberikan laporan hasil kerjanya selama 10 tahun dirumah sakit tersebut melalui buku keduanya yang berjudul : “ The Discipline anda Teaching of Nursing Process : An Evaluative Study”.

Deskripsi Teori dan Model

Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal. Teori Orlando secara radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis klien dan kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan.

Teori Orlando menggambarkan mengenai fungsi dari keperawatan secara professional sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan pasien akan pertolongan. Teori Orlando difokuskan pada bagaimana menciptakan kemajuan pada tindakan dari seorang pasien. Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami oleh klien.

Teori Jean Orlando mengandung konsep kerangka kerja untuk perawat professional yang mengandung 3 elemen yaitu: perilaku klien, reaksi dan tindakan keperawatan, mengubah situasi perawat setelah perawat memperkirakan kebutuhan klien, perawat mengetahui penyebab yang mempengaruhi derajat kesehatan, lalu bertindak secara spontan atau berkolaborasi untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Teori Orlando Orlando mendeskripsikan model keperawatannya sebagai pengembangan dari lima faktor konsep yang berhubungan yaitu: Fungsi dari keperawatan yang professional, Tingkah laku yang ditunjukkan oleh pasien selama proses keperawatan, Respon langsung atau respon Internal yang diberikan oleh perawat, Disiplin dari proses keperawatan, dan Improfisasi dalam melakukan proses keperawatan.

Kerangka Konsep

Teori Orlando secara radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis klien dan kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien yang mendesak dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan keperawatan. Kerangka kerja dari teori ini adalah Tiga elemen, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan tindakan perawat, akan membentuk situasi keperawatan. Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan tekanan atau stress yang dialami oleh klien.

dilanjutkan dibawah…

L. JEAN WATSON


Jean Watson dilahirkan di sebuah kota kecil yang akrab di Pegunungan Appalachian dari West Virginia pada 1940. Jean Watson lulus dari Lewis Gale Sekolah Keperawatan di Roanoke, Virginia , pada tahun 1961. Dia melanjutkan studi perawat di University of Colorado di Boulder , mendapatkan gelar BS pada tahun 1964, MS dalam keperawatan kesehatan jiwa dan mental pada tahun 1966, dan Ph.D. dalam psikologi pendidikan dan konseling pada tahun 1973.

Dia adalah penulis sejumlah buku, termasuk The Filsafat dan Ilmu Peduli. Watson terkenal Teorinya Merawat Manusia / transpersonal. Dia menciptakan nirlaba Watson Merawat Science Institute pada tahun 2008 untuk lebih menyebarkan ide-ide nya. Beliau mendapat penghargaan Dokter Kehormatan Ilmu Keperawatan, Universitas Victoria, Victoria, British Columbia, Kanada (November 2010) dan Doktor Kehormatan internasional, Université de Montréal, Montreal, Quebec, Kanada (2003).

Deskripsi Teori dan Model

Pandangan teori Jean Watson memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan.

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human science and humancare”. Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang kuat. Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis. mengembangan keterampilan berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

Kerangka Konsep

Untuk meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan. Kerangka kerja teori ini Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring;caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia.

M. MADELLINE LEINENGER


Madeleine Leininger lahir pada tanggal 13 juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat. Beliau adalah seorang ahli teori keperawatan perintis, yang pertama kali muncul pada tahun 1961. kontribusinya untuk teori keperawatan melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Teerutama, ia mengembangkan konsep keperawatan transkultural, membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang bagaimana yang terbaik untuk mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.

Beliau menerima gelar diploma dalam keperawatan dari St Anthony’s School of Nursing di Denver, Colorado. Pada tahun 1950, ia memperoleh B.S. dari St Scholastica (Benedictine College) di Atchi, Kansas. Dan pada tahun 1954 meraih M.S. di Nurs kesehatan jiwa dan mental dari Universitas Katolik Amerika di Washington, DC. Pada tahun 1965, ia dianugerahi gelar Ph.D. dalam antropologi budaya dan sosial dari Universitas Washington, Seattle (Tomey dan Alligood, 2001).

Deskripsi Teori dan Model

Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami budaya klien.

Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional melalui asuhan keperawatan. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat.

Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu :

  1. Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.

  2. Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atu klien.

  3. Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.

Kerangka Konsep

Tujuan keperawatan dari Leininger yaitu: Untuk memberikan perawatan yang konsisten dengan ilmu dan pengetahuan keperawatan dengan caring sebagai fokus sentral (chinn dan jacobs,1995). Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and well being, yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat. Kerangka kerja teori ini adalah teori trankultural, caring merupakan sentral dan menggabungkan pengetahuan dan praktek keperawatan (Leininger,1980).

N. DOROTHEA ELIZABETH JOHNSON


Dorothy E. Jhonson dilahirkan pada tanggal 21 agustus 1919 di savannah, Georgia. Tahun1938 Johnson memperoleh gelar A.A.dari Armstrong junior College di Savannah, Georgia. Tahun 1949-1978 Johnson menjadi instruktur dan asistenprofesor dalam perawat kesehatan anak-anak (pediatric nutrsing) di Vanderbilt University School of Nursing. Penghargaan yang paling dibanggakan adalah Faculty Award. Tahun 1975. Lulu Hassenplug Distinguished Achievement Award dari Asisi. Perawat CaliforniaTahun1977 dan Vanderbilt University School of Nursing Award for Excellence in Nursing Tahun 1981.

Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan etnologi untuk membangun teorinya. ia menyandarkan sepenuhnya pada teori sistem-sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport, R. Chin dan W.Buckley. struktur teori sistem perilaku dipolakan sesudah model sistem; sistem dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama untuk membentuk keseluruhan.

Deskripsi Teori dan Model

Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal, juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang ditimbulkanya.

Sebagai suatu system, didalamnya terdapat komponen sub system yang membentuk system tersebut, diantaranya komponen sub system yang membentuk system perilaku menurut Johnson adalah:

  • Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku.
  • Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan yang kreatif.
  • Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
  • Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu subsistem tingkah laku.
  • Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
  • Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan social, keamanan, dan kelangsungan hidup. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan.

Kerangka Konsep

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya.

Kerangka kerja dari teori Jhonshon yaitu kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku: Perilaku mencari keamanan, Perilaku mencari perawatan, Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi, Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural, Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan cultural, Perilaku seksual dan identitas peran, dan Perilaku melindungi diri sendiri.

O. ERNESTINE WIEDENBACH


Ernestine Wiedenbach (18 Agustus 1900, di Hamburg, Jerman - 8 Maret 1998) adalah seorang keperawatan teori. Keluarganya pindah ke New York pada 1909. Dia menerima gelar BA dari Wellesley College pada tahun 1922, RN dari Johns Hopkins School of Nursing pada tahun 1925, gelar MA dari Teachers College, Columbia University pada tahun 1934, dan sertifikat di perawat-bidan dari Sekolah Bersalin Pusat Asosiasi Perawat-Bidan di New York pada 1946, di mana dia juga mengajar hingga 1951.

Wiedenbach bergabung dengan fakultas Yale pada tahun 1952 sebagai instruktur dalam keperawatan maternitas. Dia bernama asisten profesor obstetri keperawatan pada tahun 1954 dan seorang profesor pada tahun 1956, ketika Yale School of Keperawatan didirikan program gelar master di mana ia mengarahkan utama dalam keperawatan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Dia adalah penulis buku yang digunakan secara luas dalam pendidikan keperawatan. Wiedenbach pensiun pada tahun 1966.

Deskripsi Teori dan Model

Ernestine yakin bahwa ada 4 elemen dalam ilmu keperawatan. Yaitu : filsafat, maksud/tujuan, pelatihan, dan seni.

  • Filsafat keperawatan adalah sikap dan kepercayaan mereka dan bagaimana akibat dari kenyataan itu bagi mereka.
  • Filosofi adalah sesuatu yang memotivasi perawat untuk bertindak dengan berbagai cara. Ernestine juga yakin bahwa ada 3 bagian esensial yang dihubungkan dengan filsafat keperawatan (George, J. 2002): Penghormatan untuk hidup, rasa hormat untuk martabat, harga, otonomi, dan kepribadian masing-masing manusia dan pemecahan untuk mengurus secara pribadi dan professional kepercayaan yang dipegang.
  • Maksud atau tujuan perawat adalah apa yang diinginkan perawat untuk menyelesaikan apa yang dilakukannya.

Ini semua ditujukan ke arah yang baik dari keseluruhan pasien. Berlatih atau pelatihan adalah tindakan keperawatan yang mempengaruhi kepercayaan dan perasaan tentang menemukan kebutuhan pasien yang ditemukan. Seni keperawatan termasuk mengerti apa yang pasien butuhkan danperhatikan, mengembangkan cita-cita dan tindakan untuk meningkatkan kemampuan / kesehatan pasien dan memberikan aktivitas yang berhubungan dengan rencana pengobatan agar dapat lebih meningkatkankesehatan pasien.

Perawat juga harus selalu memusatkan pikiran pada pencegahan atau perkembangan suatu hal baru yang memprihatinkan. Konsep keperawatan Ernestine sebagai latihan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang dibutuhkan oleh pasien, utuk membantu penelitian pemberian sopan santun dan keselarasan, perkembangan dari maksud ini yaitu keselarasan dengan pasien, menentukan penyebab dari ketidaknyamanannya, dan menemukan kemampuan pasien untuk memecahkan ketidaknyamanannya atau jika pasien tersebut memerlukan bantuan dari perawat atau tenaga kesehatan professional yang lain.

Perawat utamanya harus bisa mengidentifikasi pasien yang membutuhkan pertolongan. Dalam memberikan perawatan seorang perawat menggunakan pandapat baik melalui perundingan, latihan, dan pemberian pendidikan tentang gejala-gejala. Persepsi pasien dari situasi ini adalah pertimbangan penting bagi perawat ketika memberikan perawatan yang kompeten (Sitzman & Eichelberger 2003).

Kerangka Konsep

Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).

Kerangka kerja teori ini adalah Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995).

P. Lydia E. Hall


Lydia E. Hall pada dasarnya merupakan ilmu pendidikan sekolah perawat di Rumah Sakit Newyork, Pennsylvania. Lydia E. Hall adalah direktur utama pusat Loeb untuk perawatan dan rehabilitasi dan dilanjutkan posisinya selama kematiannya di tahun 1969. Pengalamannya dalam merawat secara klinis,bidang pendidikan,riset,dan komponen pengawasan. Penerbitannya meliputi beberapa artikel yang di dalamnya di definisikan pada keperawatan dan mutu kepedulian. Lydia E. Hall mengusahakan untuk mempertimbangkan suatu filosofi dasar yang mana perawat harus mempedulikan pasien. Filosofi ini masih digunakan sebagai suatu pekerjaan yang nyata untuk merawat.

Lydia E. Hall memulai filosofinya di Rumah Sakit MONTEFIORE, Bronx, New York. Rumah Sakit ini di buka pada Januari 1963 dimana untuk menyediakan perawat yang professional yang siap membantu orang atau perawat yang mengalami sakit. Ini berfungsi sebagai konsep bahwa kepedulian perawat professional akan meningkat ketika perawatan medik. Tujuan utamaya adalah untuk mempertunjukkan kepedulian mutu ilmu keperawatan yang diberikan oleh oleh perawat professional. Perawat bekerja keras untuk membantu pasien sembuh.

Deskripsi Teori dan Model

Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masimg-masing lingkaran menunjukkan proses keperawatannya yaitu: Lingkaran Kepedulian (care), Lingkaran inti (core), dan Lingkaran keperawatan (cure).

Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara manusia, kesehatan, bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan.

Tujuan utama adalah untuk mencapai suat hubungan antara individu dengan individu dengan individu lain/antara perawat dengan pasien. Uraiannya dapat dijelaskan sebagai berikut: Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami suatu penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian, inti, dan keperawatan). Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan.

Aspek ini meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakan dalam menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan, di mana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan masalah klien.

Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang membatasi aplikasi kepada kepedulian pasien. Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien membutuhkan perhatian yang lebih dari seorang perawat untuk proses penyembuhannya. Faktor yang kedua adalah masalah umur. Yang ketiga faktor pembatasan adalah uraian bagaimana cara membantu seseorang kea rah yang lebih mengerti tentang kesehatan. Faktor yang keempat adalah keluarga hanya berada di dalam perawatan melingkar (care, core, cure).

Kerangka Konsep

Tujuan keperawatan Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit. Kerangka kerja dari teori ini hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit. Ini tidak akan menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan kesehatan individu, kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien dibentuk oleh bagian- bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh perawatan.

Q. Joyce Travelbee


Joice travebee lahir pada tahun 1926 dirumah sakit yang juga sekolah keperawatan dikota New Orleans. Mendapatkan gelar B.S pada sekolah pendidikan keperawatan disebuah universitas dikota Lousiana tahun 1956. Pada tahun 1973 travelbee, mulai mengikuti program kedokteran di Florida, walaupun demikian ia tidak dapat menyelesaikan program tersebut karena ia ia meninggal pada usia 47 tahun setelah mendapat penyakit.

Trevelbee memulai karirnya sebagai seorang pengajar perawatan tahun 1952. Pengajar ilmu psikiater diRS Depaul yang juga merangkap sebagai sekolah dikota New Orlean. Pada tahun 1970, ia bergelar direktur proye kpada sebuah Hotel Dieu sekolah keperawatan di New Orleans.
Trevelbee mulai menerbitkan atikel disebuah majalah harian keperawatan di tahun 1963. Buku partamanya adalah aspek perseorangan keperawatan, yang terbit tahun 1966 dan 1971. Buku keduanya intervensi dalam ilmu psikiater keperawatan; peruses dalam hubungan antar perseorangan tahun 1969. Buku tersebut dibawah pemimpin redaksi oleh Doona dan diterbitkan tahun 1979 sebagai Travelbee Intervensi Dalam Ilmu Psikiater Keperawatan.

Deskripsi Teori dan Model

Travelbee mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah proses antar diri perseorangan komunitas untuk mencegah dan menanggulangi dengan pengalaman dari penyakit dan penderitaan dan bahkan jika diperlukan untuk sebuah proses antar diri seseorang karena ini adalah merupakan sebuah pengalaman yang terjadi antara perawat dan individu atau sekelompok individu – individu.

Travelbee menyatakan bahwa tujuan keperawatan adalah membantu perseorangan, keluarga, atau komunitas untuk mencegah atau mengulangi dengan pengalaman penyakit dan penderitaan. Trevelbee percaya bahwa keperawatan memerlukan revolisi kemanusiaan. Sebuah titik balik untuk memfokuskan dalam merawat adalah merupakan fungsi seorang perawat dalam menjaga dan merawat penyakit orang-orang dan memprediksikannya.

Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara perawat dan pasien adalah manusia, seorang manusia adalah pribadi yang unik, individu yang tidak dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan dan perubahan. Travelbee mendevinisikan kesehatan sebagai kesehatan subjektif dan objektif.

Status kesehatan subjektif seseorang adalah sebuah definisi secara individu yang membaik dalam persetujuandengan penilain diri sendiri dari status fisik-emosi dan spiritual. kesehatan objektif adalah ketiadaan penyakit yang tidak dapat dilihat, ketidak mampuan atau ukuran kecatatan dan pemeriksaan fisik, uji laboratorium, penafsiran oleh seorang direktur spiritual, atau penasehat psikologi.

Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan lingkungan dalam teorinya. Dia mendefinisikan kondisi dan kehidupan pengalam pertemuan oleh semua manusi selama menderita, harapan dan kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan dengan lingkungan.

Kerangka Konsep

Teori travelbee untuk membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping terhadap penyakit yang dideritanya,mendapatkan kembali kesehatanya,menentukan arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya (Marriner-torney,1994).
Kerangka kerja dari teori ini adalah Proses interpersonal dipandang sebagai hubungan anusia dengan manusia yang terbentuk selama sakit dan selama “mengalami penderitaan”.

R. Josephine G. Paterson & Loretta T. Zderad


Josephine G. Paterson lulus dari Sekolah Keperawatan Lenox Hill Hospital dan menerima gelar masternya di University School Johns Hopkins of Hygiene and Public Health, Baltimore, Maryland. Mendapat gelar Doktor Ilmu Keperawatan specialized in mental health and psychiatric nursing pada tahun 1969 di University School of Nursing, di Boston, Massachusetts. Pada akhirnya beliau pensiun pada tahun 1985 sebagai spesialis perawat klinis di Northport Veterans Administration Medical Center at Northport, New York. Dan Loretta T. Zderad lulusan dariSekolah Rumah Sakit St Bernard Keperawatan Universitas Loyola. Beliau menerima gelar Master of Science dari Universitas Katolik, Washington DC dan Mendapatkan gelar Doctor of Philosophypada tahun 1968 dari Georgetown University, Washington DC. Akhirnya beliau pensiun pada tahun 1985 sebagai Kepala Associate Pendidikan Keperawatan di Northport Veteran Administrasi Medical Center, Northport, New York,

Deskripsi Teori dan Model

Josephine G. Paterson dan Loretta T. Zderad memperkenalkan konsep eksistensialisme ke dalam teori keperawatan dalam teori mereka tentang keperawatan humanistik. Pengaruh utama dari eksistensialisme adalah terlihat dalam keyakinan mereka bahwa menyusui membantu orang lain mengembangkan kesejahteraan dan lebih yang melalui peningkatan kemungkinan membuat pilihan yang bertanggung jawab. Perawatan terjadi dalam kerangka dialog, komunitas, dan nursology phenomenologic. Keperawatan humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan humanistic terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada dua ilmu jiwa yang dominan.

Orientasi yang humanistik mencoba mengambil sebuah pandangan yang lebih luas terhadap potensial dari manusia, mencoba untuk mengerti mereka dari konteks pengalaman hidup mereka di dunia ini dari pada mencoba untuk menggantikan pandangan mereka.

Tujuannya adalah untuk suplemen mereka. Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang eksistensial.

Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk mengetahui kehidupan. Individu dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan pada saat membuat pilihan. Seperti psikologi humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan yang positif dan yang diterapkan.

Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan metodologi. Teori bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan dari situasi manusia. Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi kemungkinan dari keperawatan humanistic manusia.

Teori tidak bisa eksis tanpa praktek keperawatan. Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi, yang mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan ilmu. Seni keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan klien. Keperawatan sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan.

Kerangka Konsep

Tujuan keperawatanya yaitu untuk berespon terhadap kebutuhan manusia dan membangun ilmu “keperawatan yang humanistik”. Yang di mana arti dari Keperawatan Humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan humanistic terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada dua ilmu jiwa yang dominan. Kerangka kerja teori ini adalah berakar dari pemikiran yang eksistensial. Berupa pendekatan filosofis untuk mengetahui kehidupan. Seperti psikologi humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon terhadap filosofi dominan yang positif dan yang diterapkan.

S. Resemarie Rizzo Parse

Rosemarie Rizzo Parse lulus dari Duquesne University di Pittsburgh, dan meraih Master dan gelar Doktor dari University of Pittsburgh. Antara 1983 dan 1993, beliau adalah seorang profesor dan koordinator Pusat Penelitian Keperawatan di Universitas Hunter College Kota New York. Dia juga seorang profesor dan Ketua Niehoff di Loyola University di Chicago dari 1993 sampai 2006. Dimulai pada Januari 2007, ia telah bekerja sebagai konsultan dan sarjana tamu di Universitas New York College of Nursing.

Parse adalah pendiri dan editor saat Triwulanan Ilmu Keperawatan, dan sebagai presiden dari Discovery International, Inc. Dia juga merupakan Fellow aktif dalam American Academy of Keperawatan. Sepanjang karirnya, Parse telah menerbitkan sembilan buku dan lebih dari 100 artikel dan editorial tentang bidang keperawatan. Penghargaannya termasuk dua Penghargaan Lifetime Achievement diberikan dari Society Riset Keperawatan Midwest dan Asosiasi Amerika Asia Pasifik Kepulauan Perawat. Perhimpunan Cendekiawan Rogerian memberinya Martha Rogers E. Penghargaan Emas Slinky. Kemudian, pada tahun 2008, ia menerima New York Times Pendidik Perawat of the Year Award.

Deskripsi Teori dan Model

Rosemarie Rizzo Parse menciptakan Menjadi Manusia. Teori Keperawatan, yang memandu perawat untuk fokus pada kualitas hidup dari sudut pandang setiap orang sebagai tujuan keperawatan. Ini memberikan alternatif bagi sebagian besar teori-teori lain dari keperawatan, yang mengambil pendekatan bio-medis atau bio-psiko-sosial-spiritual. Teori Menjadi Manusia adalah kombinasi dari faktor biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual, dan menyatakan bahwa seseorang adalah makhluk kesatuan dalam interaksi terus menerus dengan lingkungannya itu.

Hal ini berpusat di sekitar tiga tema: makna, rhythmicity, dan transendensi. Dalam hal keperawatan, Teori Menjadi Manusia menjelaskan bahwa seseorang lebih daripada jumlah bagian-bagian, lingkungan dan orang tidak dapat dipisahkan, dan keperawatan yang merupakan ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan sebuah badan abstrak pengetahuan untuk membantu orang. Teori ini memungkinkan perawat untuk menciptakan hubungan perawat-pasien kuat karena perawat tidak terfokus pada “memperbaiki” masalah, tetapi melihat pasien sebagai manusia seutuhnya yang hidup nya atau pengalaman melalui lingkungannya.

Teori Keperawatan Menjadi Manusia adalah model yang berfokus pada kualitas hidup pasien dan melihat pasien bukan sebagai aspek yang berbeda dari keseluruhan, tetapi sebagai pribadi. Hal ini berbeda daripada banyak teori-teori keperawatan lainnya, dan memungkinkan perawat untuk melakukan apa yang begitu banyak dari mereka pergi ke bidang keperawatan untuk membantu orang.

Model keperawatan mendefinisikan orang sebagai bersikap terbuka yang lebih baik dan berbeda dari penjumlahan bagian-bagiannya. Lingkungan adalah segalanya dalam pribadi dan pengalamannya. Lingkungan tidak terlepas dari orang tersebut, serta pelengkap dan berkembang dengan orang tersebut. Kesehatan adalah proses yang terbuka dan menjadi, dan melibatkan sintesis nilai-nilai. Keperawatan digambarkan sebagai ilmu pengetahuan manusia dan seni yang menggunakan badan abstrak pengetahuan untuk membantu orang.

Kerangka Konsep

Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat. Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya. Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau hilangnya penyakit.

T. Siti Rufaidah


Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim. Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim.

Talenta perjuangan dan kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi modern perawat di Saudi dan Timur. Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi mengijinkannya.

Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis. Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang.