Bagaimanakah Kisah dan Mukjizat Nabi Ismail AS?

Bagaimanakah kisah dan mukjizat Nabi Ismail?

Nabi ismail a.s adalah putra nabi ibrahim a.s dari istrinya yang bernama siti hajar. Sebenarnya, siti hajar asalnya adalah seorang budak pemberian raja mesir, yang kemudian yang dipelihara oleh nabi ibrahim. Setelah dewasa, siti hajar dikawini oleh nabi ibrahim a.s karena istri nabi ibrahim yang terdahulu siti sarah, belum juga membuahkan keturunan meskipun usianya telah tua. dari perkawinannya dengan siti hajar itulah nabi ibrahim a.s akhirnya memperoleh seorang putra yang diberi nama ismail, dan kemudian di angkat oleh allah swt sebagai nabi.

Nabi Ibrahim dan Siti Hajar Hijrah ke Makkah

Sebagaimana kebanyakan wanita, siti sarah merasa cemburu dengan kedatangan siti hajar di sisi suaminya. Meskipun tidak melarang nabi ibrahim kawin dengan siti hajar, tetapi ia merasa kurang senang setelah ternyata siti hajar melahirkan anak terlebih dahulu. Maka nabi ibrahim, siti hajar dan ismail yang masih bayi akhirnya berhijrah ke makkah.

Ketika itu makkah masih merupakan padang pasir yang kosong, belum ada penghuninya. Maka berdoalah nabi ibrahim a.s sebagaimana yang tersebut di dalam al-Qur’an:

“Ya tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah mu ka’bah yang dihormati. Ya tuhan kami, yang demikian itu agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka riski dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur” (Ibrahim: 37).

Siti Hajar Menemukan Air Zamzam

Setelah menempatkan istri dan anaknya, nabi ibrahim kemudian meninggalkan mereka berdua dan kembali ke negeri syam untuk menemui istrinya, siti sarah, atas perintah allah swt. di makkah di padang pasir yang tandus itu, siti hajar kebingungan sendiri untuk mencari air untuk bayinya, ismail yang terus menangis karena kehausan dan air susu sang ibu sudah kering. Maka berlarilah siti hajar kesana kemari tanpa arah tujuan, berkali kali ia pulang pergi antara bukit shafa dan marwah, tetapi tidak mendapatinya setetes pun.

Tiba-tiba siti hajar mendengar suara yang menunjuki suatu tempat, dan memerintahkan agar bayi itudiletakan di situ. Maka diletakkanlah bayi ismail di tempat sesuai perintah yang ia dengar. Dengan izin allah swt, dari kaki bayi yang merentak-rentak itu tiba-tiba muncul mata air dari dalam pasir dengan derasnya. Segera siti hajar minum sepuasnya dari sana. Maka air susunya pun keluar lagi dan ismail dapat menetek darinya.

Mata air itu makin lama maki melimpah, dan jibril berkata kepada air itu: “Zamzam!” (berkumpullah). Maka dengan izin allah, mata air itu mengumpul. Sejak saat itu, hingga saat ini, mata air itu tidak berhenti mengeluarkan air dan dinamakan air zamzam. Peristiwa berlariny-larinya siti hajar antara bukit shafa dan marwah akhirnya dijadikan salah satu rukun haji, yang dinamakan sa’i. Para muslim yang melaksanaka ibadah haji diwajibkan berlari lari kecil sebanyak 7 kali.

Pada suatu hari, tak lama setelah itu, datanglah suatu rombongan khalifah arab dari suku jurhum yang kebetulan sedang kehausan dan mencari cari air. Sampai di kota makkah, tiba tiba mereka melihat burung-burung sedang berterbangan di atas suatu buki, mereka menduga pastilah ada air di tempat burung-burung itu, dan dugaan mereka memang tidak salah. Di tempat itu mereka dapati siti hajar dan putranya, ismail berada di tepi mata air yang jernih dan makmur. Maka orang-orang arab itu menemui siti hajar dan memohon izin untuk mengambil air dari tempat itu, siti hajar memperbolehkan.

Sementara itu, nabi ibrahim a.s beberapa lama kemudian datang ke makkah untuk menjenguk istri dan anaknya, sesampainya disana, terkejutlah beliau demi melihat mata air melimpah tetapi tenang di tempatnya. Di sekitarnya terdapat desa yang subur dan makmur. Beliau juga heran dan lega, karena istri dan anaknya ternyata hidup sehat dan tak kurang suatu apapun, di tempat itu, siti hajar menceritakan semua kejadian yang di alami nya itu kepada suaminya. Mendengar itu, nabi ibrahim kemudian memuji kebesaran Allah swt yang telah mengabulkan doanya terdahulu.

Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail Membangu Baitullah

Setelah ismail dewasa, ia membantu ayahnya, membangun baitullah (ka’bah) sebagai pusat penyembahan kepada allah swt. Ka’bah itu akhirnya menjadi kiblat orang orang beriman setelahnya, termasuk kaum muslim sekarang. Di dalam ibadah haji, kita pun diperintahkan untuk thawaf, mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali.

Di dalam al-qur’an alah swt menerangkan ini dengan firmannya :

"Dan ingatlah ketika ibrahim meninggikan (membina) dasar dasar baitullah beserta ismail (seraya berdoa): “Ya tuhan kami, terilah dari kami (amalan kami), sesungguhnya engkaulah yang maha mengetahui. Ya tuhan kami, jadikanlah kami berdua sebagai orang yang tunduk patuh kepadamu dan jadikanlah di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepadamu dan tunjukkilah kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terilah tobat kami. Sesungguhnya engkaulah yang maha menerima tobat lagi maha penyayang. Ya tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat mu, dan mengajarkan kepada mereka. Sesungguhnya engkaulah yang maha perkasa lagi maha bijaksana” (Al-Baqarah: 127-129).

Nabi Ismail adalah Putra yang Saleh

Ketika datang perintah allah kepada nabi ibrahim a.s untuk mengurbankan putranya, maka perintah itu segera di jalankan dengan penuh kesabaran oleh keduanya. di dalam Al-Qur’an allah berfirman:

"Maka tatkala anak itu sampai dewasa berusaha bersama-sama ayahnya, ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” ismail menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (Ash-Shaffat: 102).

Begitulah ketaatan nabi ismail a.s kepada ayahnya dan lebih-lebih kepada allah swt. Sejak kecil beliau telah menunjukkan kesabaran dan kesalehan yang luar biasa, sehingga setelah dewasa allah swt langsung mengangkatnya menjadi rasulnya.

Nabi Ismail dan Keturunannya

Nabi ismail a.s menikah dengan seorang wanita bani jurhum. Suatu ketika ayahnya nabi ibrahim a.s, berkunjung kerumah beliau, kebetulan nabi ismail a.s sedang tidak berada di rumah. Nabi ibrahim a.s hanya ditemui oleh menantunya. Tetapi sebentar kemudian nabi ibrahim a.s kembali pulang. Karena sikap istri nabi ismail kurang berkenan di hati beliau. Maka beliau hanya menitipkan pesan untuk anaknya itu melalui menantunya:

"jika suami mu datang, katakan bahwa saya telah kemari, dan katakan pula bahwa saya tidak suka kepada gerendel pintu rumah ini, dan sebaiknya di tukar.

Tak lama setelah itu ismail datang. Istrinya kemudian menceritakan segala yang terjadi, termasuk pesan dari ibrahim a.s untuk suaminya. Mendengar itu, dengan gusar nabi ismail a.s berkata kepada istrinya:

“Dialah ayahku, oleh sebab itu, aku ceraikan kamu sekarang, karena ayahku tidak suka kepada orang yang berperangai rendah”.

kemudian nabi ismail kawin dengan seorang wanita lain dari suku jurhum pula. Kepada menantu barunya inilah nabi ibrahim a.s menyukainya.

Dari perkawinannya itu, nabi ismail a.s di karuniai keturunan yang banyak oleh allah. Anak-anak nabi ismail akhirnya menjadi pemimpin kaumnya, mereka dinamakan kaum arab Musta’ribah.

Nabi ismail a.s diutus oleh allah swt ke negeri yaman dan amaliq untuk menyeru manusia supaya menyembah allah yang esa dan mengeluarkan zakat. Nabi ismail a.s meninggal dunia dalam usia 137 tahun, di negeri palestina, menurut riwayat lain di makkah, nabi ibrahim dan nabi ismail a.s meniggalkan pesan kepada anak cucunya sebagai berikut:

“Hai anak cucuku sesungguhnys allah swt telah memilih islam menjadi agamamu, karena itu janganlah kamu mati kecuali tetap dalam islam”.

Kesimpulan dan Hikmah Kisah Nabi Ismail :

  • Nabi ibrahim, istrinya (siti hajar), dan anaknya (nabi ismail) adalah orang-orang yang mula-mula mendiami negeri makkah.

  • Siti hajar berlari-lari kecil antara bukit shafa dan marwah untuk mencari air bagi putranya yang kehausan, karena air susunya kering. Dengan izin allah swt. malaikat jibril memberi petunjuk siti hajar agar meletakkan anaknya di suatu tempat dan di bawah kai bayi ismail tiba-tiba terbit mata air yang jernih dan berlimpah.

  • Nabi ibrahim dan nabi ismail a.s adalah orang yang pertama membangun baitullah untuk pusat manusia beribadah kepada allah swt.

  • Nabi ismail mempunyai keturunan yang banyak, dan anak cucunya menjadi orang yang baik.

  • Wasiat nabi ibrahim dan nabi ismail a.s kepada anak cucunya adalah, hendaknya mereka semua tetap dalam agama islam.