Bagaimanakah Kategori Frasa Berdasarkan Kelas Kata dalam Tataran Sintaksis?

image
Kelompok kata yang menduduki sesuatu fungsi di dalam kalimat disebut frasa. Walaupun tidak semua frasa terdiri atas kelompok kata, karena ada frasa yang terdiri atas satu kata, yang sering disebut atoma sintaksis (Putrayasa, 2012; 2014). Ahli lain mengatakan bahwa frasa adalah satuan linguistik yang tidak mempunyai cirri-ciri klausa (Cook, 1971; Elson & Pickett, 1969). Frasa tersusun atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsure klausa., unsure S saja, unsur P saja, unsure O saja, unsure Pelengkap saja, atau unsure K saja. Tidak mungkin suatu konstruksi frasa menduduki fungsi S dan P sekaligus (Khairah & Ridwan, 2014).

Istilah frasa diserap dari bahasa Inggris yaitu phrase . Menurut Ramlan (1987: 151) frasa adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas unsure klausa. Perhatikan contoh: Ibu teman saya baru datang dari Lombok. Contoh kalimat tersebut terdiri dari tiga frasa, yaitu: Ibu teman saya, baru datang, dan dari Lombok. Pendapat tersebut senada dengan pendapat Kridalaksana (1983:46), Cook (melalui Tarigan , 1985:50), dan Samsuri (melalui Arifin, 2008:18) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sifatnya tidak predikatif atau nonpredikatif. Dari batasan-batasan di atas dapat diketahui bahwa frasa mempunyai dua sifat, yaitu:

  • Satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih

  • Satuan gramatik tidak melebihi batas fungsi unsur klausa, maksudmya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa.

Jadi, tidak semua kelompok kata bisa dikatakan sebagai frasa karena kelompok kata yang membentuk kontruksi frasa harus mengandung dua sifat tersebut.

Bagaimanakah kategori frasa berdasar kelas kata?

Berdasarkan kelas katanya, frasa dibedakan menjadi lima jenis, yaitu (1) frasa nominal, (2) frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa numeral, (5) frasa preposisional (Suhardi, 2008:69). Jenis frasa (1) sampai dengan (4) merupakan frasa endosentrik sehingga kategori frasa yang bersangkutan sama dengan kategori unsure pusat/intinya. Jenis frasa (5) merupakan frasa eksosentrik direktif, terdiri atas dua unsure, unsure perangkai yang berupa preposisi dan unsure lain sebagai sumbu. Kategori frasa jenis (5) ini tidak sama dengan kategori unsure pusat/sumbunya.

1. Frasa nominal

Frasa nominal adalah farasa yang memiliki distribusi yang sama dengan nomina/kata
benda. Kesamaan distribusi itu terlihat denga jenis dari jajaran seperti berikut:

Paman sering minum di kedai kopi
Paman sering minum di kedai

Frasa kedai kopi dalam kalimat di atas mempunyai distribusi yang sama dngan kata kedai. Kata kedau termasuk kata benda/nomina sehingga frasa kedai kopi berkategori frasa nominal. Contoh frasa nominal: kedai kopi,buku cerita, teman seperjuangan,kenang-kenangan dari teman, pribadi yang memesona, rumah yang dihuninya, wanita yang bersamanya,kado yang dibawanya, anak manis, pedagang asongan, baju bergaris, meja berukir, batu bertulis, dsb.

Frasa nominal potensial menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap dalam konstruksi klausa atau kalimat. Hal itu bisa dicermati dari kalimat yang kita gunakan setiap hari, baik dalam bahasa lisan maupun tulis.

2. Frasa Verbal

Frasa verbal adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan verba. Kesamaan distribusi itu bisa diketahui dengan jelas melalui jajalan berikut:

Ia sedang menulis makalah
Ia ---- menulis makalah.

Frasa sedang menulis dalam dalam kalimat di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata menulis. Kata menulis berkategori verba sehingga frasa sedang menulis termasuk golongan frasa verbal. Contoh frasa verbal: makan dan minum, membaca dan menulis, sedang pergi, akan berangkat, duduk lagi, sedang bermain-main, dsb.

Perlu diketahui bahwa frasa verbal seperti, makan dan minum, membaca dan menulis merupakan frasa verbal yang berinduk jamak karena induk frasanya lebih dari satu. Frasa verbal potensial menduduki funsi predikat dalam klausa dan kalimat.

3. Frasa Adjektival

Frasa adjectival adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan adjektif. Frasa ini terdiri atas induk berkategori adjektif dan mosifikator berkategori apa pun yang secara keseluruhannya berperilaku sebagai adjektif. Contohnya, sangat merdu, tidak yakin, amat indah, cantik nian, nikmat benar, panas terik, hitam legam, riang gembira, gagah berani, sehat walafiat, terang benderang.

4. Frasa Numeral

Frasa numeral adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya, frasa dua buah (dalam kalimat dua buah rumah) berdistribusi dengan kata bilangan dua. Kesamaan distribusi itu bisa dilihat melalui bukti berikut.

Dua buah rumah
Dua — rumah

Kata dua termasuk golongan kata bilangan. Oleh karena itu, frasa dua buah merupakan frasa bergolongan kata bilangan/frasa numeral. Contoh frasa numeral lainnya, lima helai (sarung), tiga lembar (daun), sepuluh ekor (ayam). (es teh) dua gelas, dsb.
5. Frasa Preposisional

Frasa preposisional adalah frasa yang terdiri atas kata depan sebagai perangkai, diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksis/ sumbunya. Contohnya, sejak tadi siang, dengan sabar, di sebuah gedung, tentang masalah itu, kepada masyarakat, dari emas, ke Jakarta, terhadap anaknya, dsb. Bagian yang dicetak tebal pada contoh-contoh frasa tersebut merupakan preposisi/kata depan yang berfungsi sebagai perangkai, yang diikuti oleh kata/frasa sebagai sumbu/pusatnya.

Kata depan menandai berbagai makna. Misalnya kata depan sejak menandai hubungan makna ‘permulaan’ dengan menandai hubungan makna ‘cara’ di menandai hubungan makna ‘keberadaan’, dan sebagainya. Mengenai berbagai hubungan makna yang ditandai oleh kata depan , bisa dipelajari secara khusus.