Berdasarkan kelas katanya, frasa dibedakan menjadi lima jenis, yaitu (1) frasa nominal, (2) frasa verbal, (3) frasa adjektival, (4) frasa numeral, (5) frasa preposisional (Suhardi, 2008:69). Jenis frasa (1) sampai dengan (4) merupakan frasa endosentrik sehingga kategori frasa yang bersangkutan sama dengan kategori unsure pusat/intinya. Jenis frasa (5) merupakan frasa eksosentrik direktif, terdiri atas dua unsure, unsure perangkai yang berupa preposisi dan unsure lain sebagai sumbu. Kategori frasa jenis (5) ini tidak sama dengan kategori unsure pusat/sumbunya.
1. Frasa nominal
Frasa nominal adalah farasa yang memiliki distribusi yang sama dengan nomina/kata
benda. Kesamaan distribusi itu terlihat denga jenis dari jajaran seperti berikut:
Paman sering minum di kedai kopi
Paman sering minum di kedai
Frasa kedai kopi dalam kalimat di atas mempunyai distribusi yang sama dngan kata kedai. Kata kedau termasuk kata benda/nomina sehingga frasa kedai kopi berkategori frasa nominal. Contoh frasa nominal: kedai kopi,buku cerita, teman seperjuangan,kenang-kenangan dari teman, pribadi yang memesona, rumah yang dihuninya, wanita yang bersamanya,kado yang dibawanya, anak manis, pedagang asongan, baju bergaris, meja berukir, batu bertulis, dsb.
Frasa nominal potensial menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap dalam konstruksi klausa atau kalimat. Hal itu bisa dicermati dari kalimat yang kita gunakan setiap hari, baik dalam bahasa lisan maupun tulis.
2. Frasa Verbal
Frasa verbal adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan verba. Kesamaan distribusi itu bisa diketahui dengan jelas melalui jajalan berikut:
Ia sedang menulis makalah
Ia ---- menulis makalah.
Frasa sedang menulis dalam dalam kalimat di atas mempunyai distribusi yang sama dengan kata menulis. Kata menulis berkategori verba sehingga frasa sedang menulis termasuk golongan frasa verbal. Contoh frasa verbal: makan dan minum, membaca dan menulis, sedang pergi, akan berangkat, duduk lagi, sedang bermain-main, dsb.
Perlu diketahui bahwa frasa verbal seperti, makan dan minum, membaca dan menulis merupakan frasa verbal yang berinduk jamak karena induk frasanya lebih dari satu. Frasa verbal potensial menduduki funsi predikat dalam klausa dan kalimat.
3. Frasa Adjektival
Frasa adjectival adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan adjektif. Frasa ini terdiri atas induk berkategori adjektif dan mosifikator berkategori apa pun yang secara keseluruhannya berperilaku sebagai adjektif. Contohnya, sangat merdu, tidak yakin, amat indah, cantik nian, nikmat benar, panas terik, hitam legam, riang gembira, gagah berani, sehat walafiat, terang benderang.
4. Frasa Numeral
Frasa numeral adalah frasa yang memiliki distribusi yang sama dengan kata bilangan. Misalnya, frasa dua buah (dalam kalimat dua buah rumah) berdistribusi dengan kata bilangan dua. Kesamaan distribusi itu bisa dilihat melalui bukti berikut.
Dua buah rumah
Dua — rumah
Kata dua termasuk golongan kata bilangan. Oleh karena itu, frasa dua buah merupakan frasa bergolongan kata bilangan/frasa numeral. Contoh frasa numeral lainnya, lima helai (sarung), tiga lembar (daun), sepuluh ekor (ayam). (es teh) dua gelas, dsb.
5. Frasa Preposisional
Frasa preposisional adalah frasa yang terdiri atas kata depan sebagai perangkai, diikuti oleh kata atau frasa sebagai aksis/ sumbunya. Contohnya, sejak tadi siang, dengan sabar, di sebuah gedung, tentang masalah itu, kepada masyarakat, dari emas, ke Jakarta, terhadap anaknya, dsb. Bagian yang dicetak tebal pada contoh-contoh frasa tersebut merupakan preposisi/kata depan yang berfungsi sebagai perangkai, yang diikuti oleh kata/frasa sebagai sumbu/pusatnya.
Kata depan menandai berbagai makna. Misalnya kata depan sejak menandai hubungan makna ‘permulaan’ dengan menandai hubungan makna ‘cara’ di menandai hubungan makna ‘keberadaan’, dan sebagainya. Mengenai berbagai hubungan makna yang ditandai oleh kata depan , bisa dipelajari secara khusus.