Bagaimanakah Jenis dan Fungsi Musik dalam Pertunjukan Teater


Setiap musik yang disajikan dalam pementasan teater tentunya memiliki fungsi dan pemakanaan tersendiri.

Bagaimanakah jenis dan fungsi musik pada pertunjukan teater?

Jenis dan Fungsi Musik dalam Pertunjukan Teater

Musik pada pertunjukan teater pada dasarnya berfungsi sebagai “penguat” sebuah cerita yang terdapat pada naskah. Namun, pada kenyataannya musik pada teater bisa berfungsi lebih dan berperan sangat penting. Menurut Sukanta (1996) dalam tulisannya tentang Musik Teater yang dicetak pada jurnal “Kawit” menyatakan bahwa terdapat beberapa fungsi tentang tentang peranan musik sebagai ilustrasi pada pertunjukan teater, yaitu :

  1. Musik Pembuka ( Overture )
    Berfungsi untuk memusatkan perhatian penonton pada pertunjukan yang akan disajikan, sekaligus memberitahukan bahwa pertunjukan akan dimulai. Oleh karena fungsinya untuk memusatka perhatian penonton, maka komposisi musik pembuka harus dapat menarik perhatian penonton.

  2. Musik Penutup
    Musik yang berfungsi untuk memberitahukan penonton bahwa pertunjukan telah selesai. Musik penutup ini memungkinkan sekali terjadi kesamaan bentuk komposisinya dengan musik pembuka atau dengan musik lainnya.

  3. Musik Pergantian Babak
    Setiap pergantian babak pada pertunjukan teater alangkah baiknya dan senantiasa diciptakan komposisi musik yang relatif pendek. Komposisi musik ini berfungsi untuk menjaga stabilitas emosi penonton dalam menghantarkan suasana ke babak selanjutnya, selain berfungsi juga sebagai persiapan pada aktor dan stage crew.

  4. Musik Ilustrasi
    Musik yang berfungsi membantu mengungkapkan suasana batin aktor dalam penokohan yang ada dalam cerita pada babak atau adegan tertentu. Komposisi musik ini harus bisa membantu aktor dalam mengungkapkan ini hati si aktor, oleh karenanya proses dialog dan kesepakatan antara aktor dan penata musik sangat diperlukan.

  5. Musik Sound Track
    Sebuah komposisi musik yang biasanya berbentuk lagu atau nyanyian dengan teks yang tema dari lagu atau nyanyian tersebut menjadi tema utama atau pokok dalam cerita.

  6. Musik Theme Song
    Musik Theme Song adalah musik yang diilhami oleh tema-tema yang dianggap penting dalam sebuah cerita. Musik ini bisa membawakan beberpa karakter sesuai dengan tema adegan pada sebuah cerita dan kadang- kadang disajikan dalam bentuk instrumen.

  7. Musik Penokohan
    Komposisi musik yang digarap khusus sebagai ciri khas dari kemunculan seorang tokoh. Musik ini harus bisa menjelaskan dan menggambarkan karakter tokoh yang muncul, sehingga penonton akan tahu bahwa dengan dimainkannya musik tersebut berarti akan muncul tokoh yang menjadi ciri daripada musik tersebut.

  8. Musik Aksentuasi
    Berfungsi untuk memperjelas maksud dari gerakan aktor. Meskipun pada kenyataanya suatu gerakan manusia tidak berbunyi secara jelas, misalnya ketika dalam sebuah cerita seseorang dikisahkan memukul lawannya, untuk memperjelas gerakan tersebut maka dipertebal dan diperjelas melalui musik aksentuasi.

  9. Musik Setting
    Musik yang menyajikan tau mengungkapkan tempat dan waktu terjadinya suatu peristiwa. Salah satu contoh misalnya peristiwa malam hari disebuah hutan atau disuatu pedesaan, musik mempunyai peranan penting untuk mengungkapkan keadaan tersebut secara auditif melalui bunyi-bunyi asosiatif atau kreatif tentang suasana tersebut. Secara teknis iringan musik ini harus ada kesinambungan antara suasana, gerak dan musik.

  10. Musik Pelebur Emosi
    Artinya menghancurkan atau membuyarkan emosi yang telah terbimbing dari adegan-adegan sebelumnya, kemudian dilebur secara sengaja agar penonton sadar bahwa yang mereka lakukan hanyalah sebuah sandiwara.

Dari pemaparan diatas, sangatlah jelas bahwa keberadaan musik pada pertunjukan teater bukan hanya sebagai “pelengkap” saja, akan tetapi mempunyai peranan, makna dan fungsi yang sangat penting serta memegang perana inti dalam kelancaran sebuah pementasan teater, karena dengan penataan musik yang sesuai dengan tema cerita akan semakin menguatkan maksud dari scenario daan membantu actor dalam memainkan sebuah adegan yang diperankan.

Keberadaan dan peranan musik pada pertunjukan teater sangatlah penting, sehingga pementasan teater akan terasa tidak “hidup” tanpa unsur-unsur musikalitas. Hal itu dikarenakan bahwa musik bukan hanya sekedar pengolahan bunyi yang harmonis saja, tetapi didalam musik terkandung juga irama, ritmis, dinamik, tempo, rasa serta jeda. Segala bentuk bunyi dan jeda atau diam tanpa bunyi, ketika itu sudah diolah dan digarap oleh manusia, maka hal itu menjadi sebuah komposisi musik. Manusia yang sedang berbicara dengan tempo dan dinamik yang teratur ataupun tidak, warna suaranya, intonasi, frase dan ketepatan “timming” ketika terjadi dalam dialog teater , secara tidak langsung semua itu harus dengan perasaan, pemikiran, tindakan yang kesemuanya bagian dari komposisi musik Musik ada pada diri dan kehidupan kita, pada denyut nadi, jantung, langka-langkah manusia dan berbagai hal yang dilakukan manusia.

Pada perkembangannya, menurut Harry Roesli peranan musik sebagai ilustrasi pada pertunjukan teater mengalami perkembangan yang pesat dilihat dari komposisi, peran, fungsi dan tujuannya, diantaranya adalah :

  • Sebagai Ornamen.
  • Penjelas adegan
  • Sebagai ilustrasi

Dari penjelasan lanjutan tersebut dapat diuraikan bahwa musik sebagai ornamen yaitu sebagai hiasan pada tiap-tiap adegan yang disisipi oleh musik. Meskipun musik sebagai hiasan, tetapi musik untuk teater tentu saja harus sesuai dengan cerita yang dimainkan sehingga akan tetap terjalin hubungan yang kuat antara musik dengan naskah yang tidak dapat dipisahkan lagi. Musik juga berperan sebagai penjelas adegan, yang memberikan suasana terhadap adegan-adegan yang dimainkan, misalnya pada adegan yang menceritakan tentang hal yang lucu, maka musik seharusnya bisa memperkuat adegan lucu tersebut dengan menggarap komposisi musik yang menggunakan alur melodi,interval, ritmik dan gaya struktur harmoni atau bunyi yang bisa memperkuat suasana lucu tersebut.

Sedangkan untuk ilustrasi terdapat beberapa kebutuhan,misalnya menggambarkan suasana kedaerahan Sunda dengan memainkan melodi yang menggunakan laras pelog atau salendro dengan nuansa Sunda atau ketika dalam sebuah naskah menceritakan sekaligus menggambarkan suasana malam, maka musik dapat memperkuat suasana tersebut dengan menggunakan salah satu contohnya bunyi jangkrik dan suara katak.