Menurut Dr. H. Djamaludin Ancok (1985, 1989), Ancok dan Suroso (1994) ada beberapa aspek yang terdapat dalam ibadah shalat, antara lain: aspek olahraga, aspek meditasi, aspek auto-sugesti, dan aspek kebersamaan.
Di samping itu, shalat juga mengandung unsur relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, aspek katarsis (Adi, 1985; Haryanto, 1990).
###Aspek Olahraga
Olahraga secara fisik untuk menyehatkan tubuh. Seperti gerakan-gerakan dalam shalat mengandung unsur-unsur gerakan olahraga, mulai dari takbir, berdiri, ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud, tahiyat sampai mengucap salam. Saboe (1986) dalam bukunya Hikmah Kesehatan Dalam Shalat berpendapat bahwa hikmah yang diperoleh dari gerakan-gerakan shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya akan membawa efek pula pada kesehatan ruhaniyah atau kesehatan mental (jiwa) seseorang.
Bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dan gerak sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat adalah yang paling sempurna memelihara kondisi kesehatan tubuh.
Gerakan-gerakan shalat merupakan cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti dan pengertian yang sangat luas, mencakup gerakan dengan tujuan untuk mempertinggi daya prestasi tubuh, menjadi lincah, mudah bergerak, dan menambah kekuatan, serta daya tahan.
Selain itu, shalat juga mempunyai sifat isotorik, yang mengandung unsur badan dan jiwa, serta menghasilkan bio-energi. Disamping itu shalat juga akan mengurangi kecemasan yang lebih nyata dan lebih besar bila dibandingkan dengan olahraga biasa yang sifatnya isometric, karena olahraga ini (selain shalat) hanya menyangkut unsur badan saja dan mengeluarkan energi.
###Aspek Relaksasi Otot
Ibadah shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot, yaitu kontraksi otot, pijatan dan tekanan pada bagian-bagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat.
Walker (1981) mengutip beberapa hasil penelitian bahwa relaksasi otot ini juga dapat mengurangi kecemasan, tidak dapat tidur (insomnia), mengurangi hiperaktivitas pada anak, mengurangi toleransi sakit dan membantu mengurangi merokok bagi para perokok yang ingin sembuh atau berhenti merokok.
Dengan menggunakan teknik relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, dan yoga, hasilnya menunjukkan bahwa teknik-teknik tersebut ternyata efektif untuk mengurangi keluhan berbagai penyakit terutama psikosomatis…
###Aspek Relaksasi Kesadaran Indera
Pada Relaksasi kesadaran indera ini seseorang biasanya diminta untuk membayangkan pada tempat-tempat yang mengenakkan. Pada saat shalat seseorang seolah-olah terbang ke atas (ruh) menghadap kepada Allah SWT secara langsung tanpa ada perantara.
Setiap bacaan dan gerakan senantiasa dihayati dan dimengerti dan ingatannya senantiasa kepada Allah SWT. Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam shalat memang benar-benar terjadi dialog antara hamba dan Khalik. Proses inilah yang mirip dengan relaksasi kesadaran indera dan relaksasi ini banyak dipergunakan untuk mengatasi kecemasan, stress, depresi, tidak dapat tidur, atau gangguan kejiwaan yang lain.
###Aspek Meditasi
Meditasi saat sekarang merupakan alternative untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi orang-orang yang sibuk, terutama stres. Shalat juga memiliki efek seperti meditasi atau yoga bahkan merupakan meditasi atau yoga tingkat tinggi bila dijalankan dengan benar dan khusyu’.
Dalam kondisi khusyu’, seseorang hanya akan mengingat Allah SWT (dzikrullah) bukan mengingat yang lain.
Menurut Arif Wibison Adi (1985), shalat akan mempengaruhi pada seluruh sistem yang ada dalam tubuh kita, seperti syaraf, peredaran darah, pernafasan, pencernaan, otot-otot, kelenjar, reproduksi, dan sebagainya.
###Aspek Auto-Sugesti/Self-Hipnosis
Bacaan-bacaan dalam shalat berisi hal-hal yang baik, berupa pujian, mohon ampun, doa maupun permohonan yang lain. Hal ini sesuai dengan shalat itu sendiri, yaitu shalat berasal dari Bahasa Arab berarti doa mohon kebajikan dan pujian.
Ditinjau dari teori hipnosis, pengucapan kata-kata tersebut memberikan efeksugesti atau menghipnosis pada yang bersangkutan.
Menurut Thoules (1992), auto-sugesti adalah suatu upaya untuk membimbing diri pribadi melalui proses pengulangan suatu rangkaian ucapan secara rahasia kepada diri sendiri yang menyatakan suatu keyakinan atau suatu perbuatan.
###Aspek Pengakuan dan Penyaluran (Katarsis)
Setiap orang membutuhkan sarana untuk berkomukasi, baik dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam, maupun dengan Tuhannya. Komunikasi akan lebih dibutuhkan tatkala seseorang mengalami masalah atau gangguan kejiwaan.
Shalat dapat dipandang sebagai proses pengakuan dan penyaluran, proses katarsis atau kanalisasi terhadap hal-hal yang tersimpan dalam dirinya. Shalat merupakan sarana hubungan manusia dengan Tuhan. Dengannya manusia dapat berdialog langsung tanpa perantara dengan Sang Pencipta.