Bagaimanakah Hakikat Leksikografi?

Pada umumnya seorang yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing, yang pertama kali harus dipahami kata yang digunakan dalam tindak komunikasi. Bahkan, dalam pembelajaran bahasa kedua sebagai bahasa asing juga terdapat pembelajaran leksikon sebagai salah satu usaha utama untuk memahami bahasa. Bidang penelelitian yang fokus pada leksikon adalah leksikogrfi.

Bagaimanakah hakikat dari leksikografi?

Hakikat Leksikografi

Saat kita membuka kamus umum berbahasa Indonesia, kita akan mendapatkan berbagai informasi tentang kata, dari penulisan kata, kategori kata, dan makna kata, serta cara penggunaan kata. Kata dalam kamus merupakan kata pilihan karena tidak semua kata yang digunakan oleh penutur bahasa Indonesia ada dalam kamus. Kata dalam kamus merupakan kata yang memiliki ciri standar dan ditulis dengan ejaan yang benar. Selain itu, kata yang menjadi isi kamus adalah kata yang bermakna. Dengan kata lain, golongan nama diri meskipun termasuk kata, nama diri tidak akan menjadi isi kamus karena nama diri termasuk kata yang tidak bermakna.

Selintas kita mengetahui bahwa kata-kata dalam kamus dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga pengguna kamus dapat mencari kata yang diinginkan dengan cepat. Hal ini disebabkan susunan dan urutan kata dalam kamus juga ditata berdasarkan sistem tertentu. Pada umumnya kata dalam kamus disusun berdasarkan urutan alfabetis. Cara tersebut memungkinkan pengguna dapat mencari kata dan makna kata yang diinginkan dengan mudah.

Dari gambaran kamus tersebut setiap orang akan merasa mampu menyusun kamus. Mereka tinggal mencontoh struktur kamus yang sudah ada. Konsep kamus direduksi hanya sebagai daftar leksikon yang disusun secara alfabetis. Konsep itu memungkinkan setiap orang merasa dapat membuat kamus. Padahal, penyusunan kamus memerlukan pengetahuan yang mendasari penyusunan kamus. Bidang ilmu tersebut adalah leksikografi. Sayangnya tidak setiap penyusun kamus memahami leksikografi.

Secara sederhana leksikografi dikonsepsi sebagai cabang linguistik yang mencakup pengumpulan data, seleksi data, dan pendeskripsian unit kata atau kombinasi kata dalam satu atau lebih bahasa. Dalam beberapa kasus ada dua atau lebih bahasa yang dimasukkan dalam kamus secara serentak. Dengan kata lain, leksikografi dapat dikonsepsi sebagai cabang linguistik yang berkaitan dengan penyusunan kamus, dari perencanaan hingga penerbitan. Persepsi itu wajar karena pada umumnya produk leksikografi adalah kamus. Definisi di atas menempatkan leksikografi sebagai bidang ilmu yang hanya berkaitan dengan pembuatan kamus. Dari definisi tersebut, leksikografi tidak sekadar mengumpulkan kata dan menyusunnya secara alfabetis sebagaimana anggapan umum. Kerja leksikografi dalam mewujudkan sebuah kamus memerlukan berbagai tahapan dari pengumpulan data yang berupa kata, penyeleksian kata yang sesuai dengan jenis kamus yang akan dibuat, sampai penentuan kata yang baku dan tidak baku, baik dari sisi penulisan maupun pembentukan kata. Misalnya, penulisan kata lemari yang sering ditulis almari, kata mengubah yang sering ditulis merubah. Padahal, kata almari dan merubah bukan bentuk baku, baik dari sisi ejaan maupun proses morfologis.

Pendapat yang menyatakan bahwa leksikografi hanya berkaitan dengan penyusunan kamus tidak sepenuhnya benar dan tidak sepenuhnya salah. Pendapat itu dikatakan tidak sepenuhnya benar karena kajian leksikografi tidak semata-mata berkaitan dengan penyusunan kamus. Leksikografi juga berkaitan dengan teori dan penelitian tentang kamus. Pendapat tersebut juga tidak sepenuhnya salah karena memang salah satu cakupan lesikografi adalah praktik penyusunan kamus. Dengan kata lain, leksikografi tidak hanya sebatas berkaitan dengan penyusunan kamus. Leksikografi juga membahas kamus, yaitu pengembangan dan pendeskripsian teori dan metodenya.

Lebih lanjut Hausmann (1985:368) berpendapat bahwa leksikografi mencakup dua bidang kajian, yaitu leksikografi praktik dan leksikografi teoretis. Hal itu diperkuat oleh pendapat Bergenholtz dan Tarp (2002:31) yang menyatakan bahwa ada dua hal yang dikaji dalam leksikografi, yaitu pembuatan kamus dan penelitian kamus. Kerja leksikografi praktik mencakup penulisan dan pengeditan kamus, sedangkan leksikografi teoretis berfokus pada studi bahasa dan kosakata dalam konteks budaya dan mengembangkan metode terbaik untuk mengompilasi kamus. Perhatian leksikografi teoretis bertujuan untuk mengembangkan teori tentang hubungan semantik dan struktural dari kata yang digunakan dalam leksikon. Leksikografi teoretis sering kali disebut sebagai metaleksikografi.

Dari penjelasan di atas, kita dihadapkan pada dua istilah yang berkaitan erat dengan leksikografi, yaitu practical lexicography dan metalexicography. Istilah practical lexicography berkaitan dengan praktik penyusunan kamus dan orang yang menyusunnya disebut leksikografer. Sebaliknya, istilah metalexicography berkaitan dengan teori leksikografi dan penelitian tentang kamus dan orang yang melakukan kegiatan tersebut disebut metaleksikografer. Dalam hal ini, seorang metaleksikografer tidak pernah dan tidak akan menyiapkan kamus. Dia hanya menghasilkan teori dan metode yang berkaitan dengan penyusunan kamus. Sebaliknya, seorang leksikografer akan menyiapkan dan menyusun kamus sebaik mungkin. Leksikografer akan mengambil keuntungan dari kerja metaleksikografer untuk memperbaiki kamus sebagai hasil kerjanya. Dengan kata lain, leksikografer memanfaatkan hasil kajian metaleksikografer untuk dapat menyusun kamus yang benar dan sesuai dengan norma-norma penyusunan kamus yang dihasilkan oleh metaleksikografer.

Kaitannya dengan praktik perkamusan, berdasarkan ciri leksikal yang menjadi data kamus, leksikografi dipilah menjadi dua bagian, yaitu leksikografi umum dan leksikografi khusus. Leksikografi umum berkaitan dengan seni penulisan, penyusunan, perancangan, penggunaan, dan pengeditan kamus yang mendeskripsikan leksikal yang digunakan secara umum. Data leksikografi umum adalah kosakata umum. Oleh karena itu, hasil pendeskripsiannya adalah kamus umum. Dalam hal ini, kamus umum yang mendeskripsikan bahasa dalam penggunaan umum disebut sebagai kamus untuk tujuan umum (Language General Purpose). Sebaliknya, leksikografi khusus berkaitan dengan kerja kamus khusus yang merinci informasi faktual dan linguistik dari bidang khusus seperi hukum, ekonomi.

Data dalam leksikografi khusus adalah kosakata yang berkaitan dengan bidang ilmu tertentu, misalnya kosakata hukum, kosakata ekonomi. Kamus khusus tidak hanya memfokuskan pada satu bidang saja, tetapi juga dapat mencakup multibidang. Dengan kata lain, hasil kerja leksikografi khusus adalah kamus khusus atau kamus istilah. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa leksikografi dapat memproduksi kamus umum dan kamus istilah. Kedua kamus itu merupakan hasil kerja leksikografer. Namun, ada yang berpendapat bahwa kamus istilah atau kamus khusus merupakan kerja terminografer, bukan leksikografer. bukan leksikografer.

Referensi

http://pbsi.pps.uny.ac.id/sites/pbsi.pps.uny.ac.id/files/Buku%20Leksikografi.pdf