Bagaimanakah adab-adab malam pertama menurut islam?

pernikahan-640x320

Malam pertama merupakan malam yang sakral bagi pengantin baru seusai mengucap janji suci sehidup semati.

Bagaimana adab-adab pada malam pertama menurut islam?

Sebuah perkawinan atau rumah tangga pastilah terdapat proses biologis antara suami dan istri. Menurut ajaran Islam, proses biologis tersebut merupakan ibadah yang bernilai pahala, jika dilakukan dengan tujuan mensyukuri nikmat Allah dan mencurahkan rasa cinta kasih.

Memang melakukan hubungan biologis antara suami dan istri bukan merupakan hal yang sepele. Seorang suami tidak boleh mengabaikan kebutuhan biologis dengan istrinya hanya untuk memuaskan dirinya semata. Selain itu, juga ada etika yang seyogyanya dilakukan oleh suami istri baik sebelum melakukan hubungan biologis maupun pada saat melakukan.

Etika malam pertama

Pada malam pertemuan pertama pasangan suami istri sebelum melakukan hubungan hendaknya:

  1. Mengucapkan salam
    Salah satu etika malam pengantin adalah hendaklah seorang suami mengucapkan salam ketika masuk ke kamar istrinya. Adapun salam yang diucapkan adalah salam yang biasa kita ucapkan.

  2. Meletakkan tangan di atas kepala istri
    Setelah bertemu dengan pengantin wanita, pengantin pria dianjurkan meletakkan tangan di atas istrinya sambil berdo‟a:

    Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu kebaikannya dan kebaikan watak serta perangai yang engkau berikan padanya, dan aku berlindung padamu dari kejahatannya dan dari kejahatan watak serta perangai yang engkau berikan padanya.

  3. Shalat dua rakaat
    Dianjurkan bagi kedua mempelai untuk melakukan shalat dua rakaat dan berdo‟a kepada Allah. Suami bertindak sebagai imam dan istri sebagai makmumnya.

  4. Beramah tamah dengan istrinya
    Setelah usai shalat, hendaklah suami menatap wajah istrinya, mengajaknya berbicara dengan lemah lembut dari hati ke hati, dan bercengkrama untuk menambah keceriaan dan menghilangkan keterasingan. Kelemahlembutan suami pada malam pertama ini dilakukan dengan tujuan agar persatuan mereka semakin menimbulkan rasa cinta dan kasih sayang.

  5. Berdo‟a sebelum bersetubuh
    Sebelum suami istri membuka pakainnya, hendaklah mereka berdo‟a kepada Allah mohon dijauhkan dari syaithan. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam hadits berikut:

    Dari Ibnu Abbas ra. Katanya: Nabi saw. Bersabda: “ingat, andaikan salah satu diantara mereka ketika mendatangi (menggauli) isterinya berdo‟a: dengan menyebut nama Allah, ya Allah, jauhkanlah kami dari setan, dan jauhkanlah setan dari apa yang engkau rezekikan kepada kami, kemudian jika ditakdirkan antara suami isteri pada waktu itu atau ditakdirkan seorang anak-anak, niscaya syaithan tidak akan mampu mencelakainya selama-lamanya”.

  6. Cumbu rayu sebelum bersetubuh
    Salah satu hal yang diperhatikan oleh ajaran Islam adalah janganlah suami itu hanya ingin memuaskan hasratnya saja, tanpa memperhatikan perasaan dan keinginan istri. Bercengkerama hendaklah suami tidak tergesa-gesa melakukan persetubuhan, karena cepat-cepat ingin menyalurkan hasrat yang sudah memuncak. Mencumbu rayu isterinya dengan cara yang diperkenankan oleh syari‟at, yaitu misalnya, meraba-raba isterinya (pada bagian tubuh yang bisa membangkitkan gairah), memeluk isterinya, mencium pada bagian tubuh selain kedua matanya.

  7. Bersetubuh dalam satu selimut
    Etika dalam bersetubuh adalah, hendaknya sang suami tidak bersetubuh dengan sang isteri dalam keadaan sang istri masih berbusana. Akan tetapi, usahakan bersetubuh dengan melepas seluruh pakaian sang istri terlebih dahulu. Kemudian suami dan isteri masuk dalam satu selimut (satu pakaian). Karena mengikuti jejak Rasul adalah cara bersetubuh dengan melepas pakaian dan seperai. Jadi maksudnya bukan bersetubuh dalam keadaan kedua suami isteri telanjang bulat tanpa ada tutup kain yang menutupi tubuhnya (tetapi telanjang dalam satu selimut).