Bagaimana Urban Farming Dapat Menjadi Alternatif dalam Menuju Ketahanan Pangan?

download

Selamat malam, saya ingin bertanya bagaimana urban farming dapat menjadi alternatif dalam menuju ketahanan pangan?

2 Likes

Urban farming dapat menjadi alternatif untuk menuju ketahanan pangan dengan cara memanfaatkan lahan terbatas di perkarangan, atap bangunan, serta dinding bangunan. Hal ini dapat menjadi penunjang ketersediaan pangan skala rumah tangga diperkotaan. Oleh karena itu, sangat baik adanya pemberdayaan rumah tangga dan masyarakat agar mampu untuk menolong diri sendiri serta sekaligus mewujudkan ketahanan pangan serta mengatas permasalahan pangan yang dihadapi.

Contoh komoditas yang dapat ditanam di atas ataupu perkarangan rumah untuk mendukung ketahanan pangan dan pemenuhan kebututhan rumah tangga:
Ketahanan pangan di Indonesia erat kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan karbohidrat yang berasa dari beras, tanaman padi. Tanaman padi jenis gogo yaitu tanaman padi lahan kering cocok untuk ditanam pada atap bangunan yang memiliki keterbatasan air serta keterbatasan beban bangunan untuk menahan beban media tanam. Selain itu, budidaya tanaman ubi jalar juga dapat dilakukan di atap bangunan serta budidaya tanaman stroberi dapat dilakukan pada dinding bangunan.

Sitawati, Euis Elih Nurlaelih, Dewi Ratih Rizki Damaiyanti. 2019. Urban Farming untuk Ketahanan Pangan. Universitas Brawijaya Press: Malang.

Paulus Sigit Hermanto, pemerhati urban farming Toko Trubus mengatakan, konsep “urban farming” merupakan aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar kota yang melibatkan ketrampilan, keahlian, dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. Konkretnya dengan memanfaatkan lahan tidur di perkotaan yang dikonversi menjadi lahan pertanian produktif hijau yang dilakukan oleh masyarakat dan komunitas sehingga dapat memberikan manfaat.

Urban farming merupakan suatu konsep berkebun dengan memanfaatkan ruang yang ada di rumah atau pemukiman. Terdapat manfaat urban farming yakni (1) Nilai ekologi untuk membuat ruang hijau di perkotaan, (2) Nilai ekonomi yang mungkin akan membawa keuntungan dan keberlanjutan pendapatan dan (3) Nilai edukasi yang menjadi sumber pengetahuan. Masyarakat dapat mengisi waktu luang selama di rumah dengan tetap produktif. Kebiasaan masyarakat Indonesia yang senang berkumpul dapat dimanfaatkan untuk membentuk komunitas yang menggalakan urban farming di perkotaan. Lahan masyarakat yang terbatas tidak menjadi penghambat untuk membangun kreativitas untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Metode pengembangan hidroponik dan akuaponik juga dapat dilakukan karena tidak membutuhkan tanah sebagai media tanam untuk menghasilkan sumber pangan. Masyarakat mendapat ketersediaan sayuran sebagai sumber nutrisi, menghijaukan lingkungan dan turut membantu mengurangi dampak pemanasan global. Selain itu, dapat menguatkan rasa kebersamaan dan menciptakan budaya gotong royong dalam lingkungan masyarakat kota. Selain kegiatan pertanian, juga dapat dikombinasikan bertani dan berternak dengan menerapkan Integrated Urban Farming System (IUFS). IUFS sebagai teknik pertanian yang berwawasan lingkungan, ekonomis, dan berkesinambungan. Dalam integrated urban farming system semua limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan kembali. Limbah pertanian dapat digunakan untuk pakan ternak dan kotoran ternak dapat diolah menjadi pupuk kompos.

Sejumlah penelitian pun menyebutkan bahwa urban farming dapat menjadi konsep pertanian ideal di masa depan. Selain manfaat urban farming yang cukup besar, tantangan utama dalam urban farming yaitu menentukan bagaimana untuk mengawasi, mengatur, dan meminimalisir risiko dalam bentuk lingkungan, ekonomi, dan sosial-lingkungan serta memahami bagaimana urban farming dapat berkelanjutan dalam sistem pangan perkotaan secara global. Pertanian perkotaan dapat meningkatkan nilai lokalitas pangan dan menurunkan energi yang dihabiskan dalam proses produksi buah dan sayuran.

Referensi :