Bagaimana upaya menghadapi perubahan iklim dalam sektor pertanian?

Seperti yang kita ketahui, saat ini kita tengah menghadapi adanya perubahan iklim seperti suhu di siang hari yang semakin tinggi, hilangnya es di kutub, naiknya permukaan laut, cuaca yang tidak dapat diprediksi, dan masih banyak lagi.
Dimana lingkungan yang terdampak dengan adanya perubahan iklim sangat berpengaruh pada bidang pertanian. Karena mengingat dalam budidaya pertanian, lingkungan sangat berpengaruh terhadap produktivitas pertanian.
Maka dari itu, bagaimana cara atau upaya untuk mengahadapi perubahan iklim di bidang pertanian?

Strategi Antisipasi, Mitigasi dan Adaptasi

Antisipasi merupakan penyiapan arah dan strategi, program dan kebijakan dalam rangka menghadapi pemanasan global dan perubahan iklim. Beberapa program yang penting untuk dilaksanakan diantaranya : penyusunan strategi dan perencanaan pengembangan infrastruktur (terutama jaringan irigasi), evaluasi tata ruang untuk pengaturan lahan (penyesuaian jenis tanaman dengan daya dukung lahan), pengembangan sistem informasi dan peringatan dini banjir serta kekeringan, penyusunan dan penerapan peraturan perundangan mengenai tata guna lahan dan metode pengelolaan lahan. Tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pemahaman perubahan iklim dan penerapan teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Mitigasi adalah upaya memperlambat laju pemanasan global serta perubahan iklim melalui penurunan emisi (pancaran) GRK serta peningkatan penyerapan GRK. Program ini lebih difokuskan pada aplikasi teknologi rendah emisi, antara lain : varietas unggul dan jenis tanaman yang rendah emisi dan atau kapasitas absorbsi karbon tinggi, penyiapan lahan tanpa bakar, pengembangan dan pemanfaatan biofuel, penggunaan pupuk organik, biopestisida dan pakan ternak rendah emisi GRK. Sebagai pribadi dan komunitas, kita juga dapat berpartisipasi dalam upaya mitigasi ini dengan mempraktekkan hal-hal seperti : mengurangi pengunaan aerosol, menghemat air dan energi, mendaur ulang barang-barang seperti plastik, kertas dan kardus, gelas serta kaleng.

Adaptasi merupakan upaya penyesuaian teknologi, manajemen dan kebijakan di sektor pertanian dengan pemanasan global dan perubahan iklim. Program adaptasi lebih difokuskan pada aplikasi teknologi adaptif, terutama pada tanaman pangan, seperti penyesuaian pola tanam, penggunaan varietas unggul adaptif terhadap kekeringan, genangan/banjir, salinitas dan umur genjah, serta penganekaragaman pertanian, teknologi pengelolaan lahan, pupuk, air, diversifikasi pangan dan lain-lain. Secara kelembagaan program ini diarahkan untuk pengembangan sistem informasi seperti sekolah lapang iklim, sistem penyuluhan dan kelompok kerja (pokja) variabilitas dan perubahan iklim sub sektor pertanian serta pengembangan sistem asuransi pertanian akibat resiko iklim (crop weather insurance).

Teknologi adaptasi yang telah dan akan terus dikembangkan dalam menghadapi perubahan iklim di sektor pertanian adalah : Kalender Tanam (pola tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi), Varietas Unggul Baru yang adaptif (VUB toleran kegaraman, VUB tahan kering dan umur genjah dan VUB tahan genangan), teknologi pengelolaan sumber daya air (teknologi identifikasi potensi ketersediaan air, teknologi panen hujan dan aliran permukaan, teknologi prediksi curah hujan dan teknologi irigasi) serta teknologi pengelolaan sumber daya lahan/tanah seperti pemupukan.

Varietas unggul padi yang rendah emisi diantaranya : Ciherang, Cisantana, Tukad Belian dan Way Apoburu, varietas padi yang toleran salinitas : Way Apo Buru, Margasari dan Lambur, yang tahan genangan : Inpari 4, yang toleran wereng coklat : Inpari 2, Inpari 3 dan Inpari 13, yang berumur genjah : Inpari 11. Varietas unggul padi yang tahan kekeringan adalah : Dodokan dan Silugonggo, varietas jagung yang tahan kekeringan : Bima 3, Bantimurung, Lamura, Sukmaraga dan Anoma, varietas kedelai tahan kekeringan : Argomulyo dan Burangrang, varietas kacang tanah tahan kekeringan : Singa dan Jerapah, sedangkan varietas kacang hijau yang tahan kekeringan adalah : Kutilang. Diharapkan penanaman varietas-varietas ini dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim terhadap produksi tanaman pangan di indonesia.
Sumber: http://www.bbpp-lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/551-upaya-mengatasi-dampak-perubahan-iklim-di-sektor-pertanian