Bagaimana Tingkat Kemiskinan yang ada di Indonesia?

Bukan menjadi rahasia lagi bahwa salah satu masalah yang di hadapi di negara kita adalah masalah kemiskinan. Bagaimana Tingkat Kemiskinan yang ada di Indonesia?

KEMISKINAN masih merupakan ancaman besar terhadap kualitas pembangunan Indonesia. Mengapa? Pertama, dari sisi kuantitas. Berdasarkan data BPS per Maret 2010, masih ada 31,02 juta penduduk yang masuk kategori miskin, yakni mereka yang belum dapat memenuhi kebutuhan minimal 2100 kalori per kapita per hari (Ikhsan, 2010; Suryahadi, 2010; BPS, 2011).

Kedua, menyangkut masalah penduduk yang tergolong rentan menjadi miskin. Dua dari sepuluh orang Indonesia rentan terhadap kemiskinan (Ikhsan, 2010). Goncangan eksternal yang tak terduga seperti bencana dan musibah alam yang belakangan ini kerap terjadi dapat dengan mudah membuat orang yang tadinya tidak miskin menjadi miskin. Ketiga, menyangkut dimensi kemiskinan. Kemiskinan di Indonesia memiliki dimensi yang jamak, bukan sekedar diukur berdasarkan kesenjangan konsumsi (pengeluaran konsumsi/monetary poverty). Perluasan definisi kemiskinan yang mencakup dimensi kebutuhan dasar hidup lain termasuk akses terhadap pelayanan umum mengubah potret kemiskinan (Ikhsan, 2010).

Ciri kemiskinan di Indonesia juga memiliki heterogenitas yang tinggi baik dilihat dari penyebab kemiskinan sendiri maupun lokasinya. Jumlah penduduk miskin pun sangat heterogen dan berbeda-beda penyebabnya. Ada daerah yang tingkat kemiskinannya sudah sangat minimum – seperti Jakarta – tetapi masih banyak daerah dimana porsi penduduk yang tidak mampu memenuhi kebutuhan minimum 2.100 kalori per hari masih sangat besar – seperti Papua dan NTT. Penyebabnya pun sangat beragam. Sebagian karena faktor endowment seperti rendahnya pendidikan atau persoalan keterisolasian.

Referensi

Rian Hilmawan dan Syaiful Anwar .2012. Perekonomian Indonesia: Beberapa Telaah Kontemporer. LPFE Universitas Borneo Tarakan .

Berdasarkan data yang di peroleh dari Badan Pusat Statistik di peroleh data sebagai berikut :

data kemiskinan di indonesi

  • Pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82 persen), berkurang sebesar 633,2 ribu orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang sebesar 26,58 juta orang (10,12 persen).

  • Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2017 sebesar 7,26 persen, turun menjadi 7,02 persen pada Maret 2018. Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2017 sebesar 13,47 persen, turun menjadi 13,20 persen pada Maret 2018.

  • Selama periode September 2017–Maret 2018, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun sebanyak 128,2 ribu orang (dari 10,27 juta orang pada September 2017 menjadi 10,14 juta orang pada Maret 2018), sementara di daerah perdesaan turun sebanyak 505 ribu orang (dari 16,31 juta orang pada September 2017 menjadi 15,81 juta orang pada Maret 2018).

  • Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada Maret 2018 tercatat sebesar 73,48 persen. Angka ini naik dibandingkan kondisi September 2017, yaitu sebesar 73,35 persen.

  • Jenis komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun di perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Sedangkan komoditi nonmakanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan maupun perdesaan adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi.