Bagaimana Terjadinya Jenis Kelamin Makhluk Hidup?

https://i2.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2017/06/1251003shutterstock-175604468780x390-1.jpg?resize=768%2C432&ssl=1

Sudah tahu belum kenapa manusia ada yang berjenis kelamin laki-laki dan ada yang perempuan? Saat SMP atau SMA kita diajari bahwa di dalam manusia terdapat yang namanya kromosom. Kromosom ini adalah kumpulan DNA yang ibaratkan komputer, dia menyimpan banyak data tentang diri manusia. Misalkan warna rambutnya, bentuk matanya, warna kulitnya, botak atau tidaknya dan sebagainya termasuk jenis kelamin. Manusia memiliki 48 buah kromosom, 24 kita peroleh dari ibu dan 24 lainnya kita peroleh dari ayah. Dari 48 kromosom itu, terdapat 2 buah yang berbentuk unik X dan Y. Kromosom inil berfungsi untuk menyimpan data jenis kelamin, apakah laki-laki atau perempuan.

Pada perempuan kedua kromosom tersebut berbentuk XX dan disebut kromosom XX dan pada laki-laki berbentuk XY dan disebut kromosom XY. Sel telur yang ada pada rahim perempuan memiliki kromosom X saja, sedangkan sel sperma pada laki-laki bisa memiliki kromosom X saja atau Y saja. Jika terjadi pembuahan, sel sperma akan bertemu dengan sel telur, jika yang bertemu adalah sperma dengan kromosom X maka akan menjadi anak perempuan karena jumlah total kromosom sel telur dan sel sperma menjadi XX. Sedangkan jika yang bertemu dengan sel telur adalah sel sperma Y maka akan menjadi anak laki-laki karena jumlah total kromosom sel telur dan sel sperma menjadi XY.

Ini adalah bagaimana terjadinya jenis kelamin pada manusia. Lalu, bagaimana dengan jenis kelamin pada hewan? Lebah, kadal, penyu atau burung misalkan?

Jika pada manusia jenis kelamin ditentukan oleh sperma atau ayah, maka pada burung jenis kelamin ditentukan oleh betinanya. Pada burung terdapat kromosom Z dan W. Jika telur burung memiliki kromosom ZZ maka akan menjadi jantan dan jika memiliki kromosom ZW maka akan menjadi betina. Maka, pada burung jenis kelamin ditentukan oleh burung betina. Sperma burung jantan hanya memiliki kromosom Z sedangkan burung betina dapat menghasilkan sel telur dengan kromosom Z atau kromosom W. Sehingga, saat terjadi pembuahan menjadi telur, maka jenis kelamin lebih ditentukan oleh burung betina apakah sel telurnya memiliki kromosom Z atau kromosom W. Jika yang dibuahi oleh sperma adalah kromosom Z maka anak burung akan memiliki kromosom ZZ dan menjadi jantan. Sebaliknya, jika yang dibuahi adalah sel telur dengan kromosom W maka anak burung akan memiliki kromosom ZW dan menjadi burung betina.

Pada semut, penentuan jenis kelamin lebih menarik. Semua semut laki-laki tidak memiliki ayah. Semut betina dapat bertelur tanpa melakukan aktifitas reproduksi. Semut yang menetas dari telur-telur tanpa aktifitas seksual ini akan menjadi semut jantan. Sedangkan jika telur-telur dihasilkan dari aktifitas seksual akan menghasilkan semut betina. Cara penentuan jenis kelamin ini juga ada pada tawon dan lebah.

Berbeda dari semut dan burung yang jenis kelamin ditentukan oleh genetisnya, pada aligator dan penyu, jenis kelamin ditentukan oleh cuaca. Misalkan pada penyu, jenis kelamin belum dapat dipastikan saat telur masih baru keluar sampai mencapai waktu kritis. Pada titik ini, jenis kelamin ditentukan berdasarkan suhu saat itu. Suhu diatas suhu kritis akan menghasilkan penyu betina dan dibawah suhu kritis akan menghasilkan penyu jantan.

Hewan lain yang jenis kelaminnya ditentukan oleh lingkungan adalah cacing sendok. Cacing yang hidup dalam lautan. Jika larva dari cacing sendok jatuh mengenai dasar laut, maka cacing sendok akan berjenis kelamin betina. Namun jika larva jatuh diatas cacing sendok betina, maka akan menjadi cacing jantan.

Berbeda lagi dengan ikan. Jenis kelamin ikan bahkan masih dapat berubah saat sudah lahir. Contohnya pada ikan badut (ikan dalam kartun nemo). Semua ikan badut lahir sebagai ikan jantan namun setelah beranjak dewasa, ikan badut berubah menjadi ikan betina. Ikan badut hidup dalam struktur sosial dimana hanya ikan badut jantan dan betina yang dominan yang berkembang biak. Menariknya, jika betina paling dominan ini meninggal, maka ikan badut jantan paling dominan akan berubah menjadi betina menggantikan posisi ikan betina yang dominan tersebut. Selanjutnya, ikan jantan lain akan naik level menjadi ikan jantan paling dominan menggantikan ikan jantan yang berubah jadi betina.

Sumber:
sains.me