Bagaimana terapi untuk hewan memamahbiak yang mengalami Radang Usus?

Apabila letak bagian usus yang mengalami radang tidak diketahui, secara klinis radang tersebut dikenal sebagai enteritis. Bagaimana terapinya?

cows

Pengobatan terutama ditujukan untuk mengatasi penyebab primernya. Juga perlu dipertimbangkan pemberian protektiva (kaolin, pektin), adstringensia (sediaan-sediaan tannin, tanalbumin), spasmolytica (atropin sulfat. glycopymolate), antiseptika (enterovioform dan sebagainya), atau kombinasi-kombinasinya.

Rasa sakit yang terus-menerus kadang perlu dikurangi dengan pemberianan (aspirin, dipyron) atau kadang juga diberikan tranquilizer (chlorpromazine). Pemberian sediaan yang bersifat asam hendaknya dilakukan dengan hati-hati, karena diare sendiri dapat menyebabkan derajat keasaman isi usus menurun. Mutlak penting diperhatikan adalah penggantian cairan yang hilang, dengan cairan faali maupun elektrolit.

Apabila radang usus diduga disebabkan oleh karena keracunan, usaha menghentikan racun harus segera dilakukan, misalnya dengan memberikan air susu atau telur mentah. Pemberian telur mentah dalam jumlah banyak pada ruminansia tidak dianjurkan. Penggunaan laksansia ringan, misalnya minyak klentik atau kacang, meskipun hal tersebut bersifat kontra indikatif, dapat difikirkan, sekedar untuk membebaskan bahan-bahan yang beracun yang masih tinggal.

Obat-obat antimikrobial dapat dianjurkan pemberiannya. Perlu diingat bahwa penggunaan antibiotika yang diberikan secara oral mempunyai konsekuensi yang luas. Antibiotika tersebut mungkin akan merangsang terjadinya radang usus menjadi lebih luas bila diberikan dalam keadaan perut yang kosong. Juga karena penyerapan oleh usus sedang terganggu, pemberian antibiotika secara oral tidak menjamin kadar obat di dalam darah berada dalam batas-batas terapetik. Sebagai akibat keadaan tersebut, kuman-kuman di dalam usus dan alat-alat lain mungkin menjadi resisten. Pemberian obat antibiotika secara oral juga dapat kematian kuman-kuman yang berguna di dalam proses pencer Selanjutnya perlu difikirkan tentang kemungkinan pencemaran karkas oleh obat, apabila dalam waktu yang belum diizinkan penderita terpaksa harus dipotong. Waktu bebas obat (withdrawal time) untuk masing-masing antibiotika perlu diperhati kan sebelum diberikan pada penderita, dengan maksud untuk melindungi konsumen, pertimbangan ekonomik dan pertimbangan hukum.

Referensi: Subronto. 1989. Ilmu Penyakit Ternak I. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.