Bagaimana tata cara melaksanakan tarian Ma'badong pada upacara kematian khas Sulawesi Selatan?


Masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan sangat kaya akan budaya dan adat istiadat setempat. Mereka masih memegang teguh adat istiadat yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Banyak sekali ragam budaya yang dimiliki oleh masyarakat Sulawesi Selatan, contohnya tarian Ma’badong yang biasa dilakukan pada upacara kematian di Toraja, Sulawesi Selatan. Bagaimana tata cara pelaksanaan tarian Ma’badong?

Sebelum upacara diadakan, yaitu pada saat persiapan upacara, para anggota keluarga yang sedang berduka cita memilih siapa saja yang akan menjadi pa’badong untuk upacara kematian, yaitu keluarga, sanak saudara, rekan, tetangga, dan orang lain. Hingga pada saat upacara kematian berlangsung, orang-orang yang telah ditentukan sebelumnya menuju tempat yang telah ditentukan, pada saat yang sudah ditentukan pula. Para pa’badong berdiri dan saling menunggu teman yang lain berada di posisi masing-masing, lalu pemimpin badong (pemberi aba-aba yang dipilih dari pa’badong-pa’badong) memberikan aba-aba untuk memulai tarian mereka.
Pada awal ma’badong, para pa’badong menyanyikan empat badong secara berturut-turut sesuai dengan fungsinya, yaitu badong nasihat, badong ratapan, badong berarak, dan badong selamat (berkat). Setelah itu, dilanjutkan oleh para pa’badong yang sudah menyiapkan doa dan nyanyian riwayat hidup yang sudah dipersiapkan.
Jika tiba waktu yang telah ditentukan, namun syair badong, doa, dan nyanyian riwayat hidup belum selesai, para pa’badong akan berhenti secara bersamaan dan mereka kembali ke lantang (rumah papan dan kayu yang digunakan hanya untuk upacara) untuk beristirahat, hingga pada waktu yang mereka rencanakan bersama, mereka akan ma’badong lagi.

Tata cara Badong :

  1. Membentuk lingkaran sebagai nyanyian doa, penari badong paling sedikit harus berjumlah lima orang.
  2. Syair lagu badong adalah syair yang sudah terstruktur sesuai dengan keempat fungsi yang ditambahkan dengan riwayat hidup orang yang meninggal dunia.
  3. Badong dilaksanakan di upacara pemakaman yaitu di lapangan terbuka yang dikelilingi lantang (rumah adat).
  4. Badong dilaksanakan oleh pria dan wanita dewasa.
  5. Badong hanya dilakukan di upacara kematian dan bersifat sakral, bukan untuk permainan
  6. Rangkaian gerakan badong berupa gerakan kepala, pundak, tangan, dan kaki, serta perputarannya tidak mengalami perubahan dan variasi, tetapi berupa tata cara yang masih sama dengan yang diwariskan turun-temurun.