Bagaimana tata busana tari remo?

Salah satu tari tradisional dari jawa timur yaitu tari remo.Bagaimana tata busana untuk mendukung tari remo?

Untuk busana penari remo bermacam – macam dan setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, diantaranya seperti Gaya Sawunggaling, Surabayan, Malangan, dan Jombangan. Busana Tari Remo pada dasarnya menggunakan ikat kepala berwarna merah, baju lengan panjang, celana sepanjang lutut, kain batik pesisiran, setagen yang diikat di pinggang, keris yang diselipkan di belakang, selendang di bahu dan di pinggang dan gelang lonceng yang dikenakan di pergelangan kaki. Namun untuk Tari Remo gaya putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya busana Tari Remo yang asli, yaitu memakai sanggul, mekak hitam yang menutup dada, rapak yang menutupi bagian pinggang sampai lutut, dan satu selendang yang disematkan di bahu

  1. Tata Busana Sawunggalingan

    Usia relatif lebih muda digambarkan dengan stamina fisik dan emosi yang masih dominan bergelora. Penampakan bentuk fisik masih sehat, berotot, ditampakkan dengan tanpa menggunakan kemeja (ngligo). Tutup kepala kemplengan (tanpa penutup rambut) yaitu iket atau udeng dilingkarkan dikepala dengan tali menjulang keatas (ditampilkan di kepala bagian belakang). Biasa juga memakai selempang dari jenis kain bludru wama hitam atau merah dengan omamen bunga atau daun-daunan dari mote atau flasmen. Slempang dikenakan pada bahu kanan melingkar kepinggang bawah kiri memutar kepunggung dan bertemu dibahu kanan. memakai celana panji dari jenis kain bludru wama hitam atau merah (panjang nya sampai di bawah lutut).

    Kain jarit (umumnya parang barong wama putih) dengan lipatan wiru di bagian tengah dibentuk seperti dasi atau kupu tarung kemudian diikat dengan stagen melilit diluamya disusuli dengan epek timang. Untuk menambah kesan mewah dan gagah disisipi ricikan bora samir dipasang di paha kanan dan kiri serta kalung penaggalan. Keris bentuk ladrangan diselipkan di pinggang kanan belakang yang di bagian ladrangan diikat sampur atau rangkaian bunga melati menjuntai kebawah. Memakai pols dekker dan atau gelang dikenakan melingkar di kedua pergelangan tangan. Sampur warna merah atau putih diikatkan diepek bagian pinggang kiri,dan kanan dilingkarkan kebelakang, sampur menjuntai kebawah.

  2. Tata Busana Cakraningratan

    Selisih dari busana Sawunggalingan adalah bahwa busana Cakraningratan mengenakan kemeja warna putih kain jenis saten atau kain jenis bludru wama hitam. Tutup kepala menggunakan bentuk tutup/ iwet yaitu rambut bagian atas tertutup rapat dengan tali menjulang keatas ditempatkan dikepala bagian belakang. Mengenakan giwang ditelinga kiri. Selebihnya sama dengan busana Sawunggalingan. Pemakaian kerneja menambah kesan kematangan dan kedewasaan. Pada busana Cakraningratan ini dilengkapi dengan menggunakan timan rompi dan Ther yaitu di pundaknya menyandang tiruan bentuk kepangkatan pembesar militer tentara kerajaan Belanda di Indonesia masa kolonial.