Bagaimana tantangan dan mekanisme ekspor-impor produk pangan yang efektif saat pandemi Covid-19?

Penyebaran wabah Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran akan ketahanan pangan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, karena adanya gangguan produksi dan rantai pasokan. Pada masa pandemi imporpun juga dapat terkendala karena sejumlah negara menahan ekspor pangan demi kebutuhan domestiknya. Menurut teman teman bagaimana tantangan dan mekanisme ekspor-impor komoditas pangan yang efektif di saat pandemi covid-19 ini ?

13 Likes

Tantangan ekspor impor Indonesia selama pandemi Covid 19 berhubungan dengan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Jika ekonomi China mengalami perlambatan 1-2 persen maka akan berdampak pada menurunnya ekonomi Indonesia sebesar 0,1 hingga 0,3 persen; mengingat China merupakan mitra dagang utama Indonesia dan negara asal impor dan tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia. Selama ini ekspor minyak kelapa sawit merupakan salah satu kontributor ekspor terbesar ke China, namun Februari 2020 realisasinya hanya mencapai 84.000 ton. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yaitu Januari 2020 sebesar 487.000 ton. Dari sisi impor pangan , Indonesia yang memiliki ketergantungan bawang putih dari China hanya dapat mengimpor sebesar 23.000 ton pada Februari 2020. Selain itu terdapat penurunan impor pada komoditas buah-buahan dimana komoditas tersebut turun signifikan sebesar 78,88 persen dari USD160,4 juta menjadi USD33,9 juta.

Mekanisme ekspor impor yang efektif dilakukan saat kondisi pandemi yaitu membuat kebijakan untuk mengantisipasi penurunan ekspor pertanian ke China. Salah satu upayanya adalah melakukan koordinasi dengan para eksportir agar dapat memanfaatkan pasar ekspor alternatif. Sedangkan untuk impor perlu adanya antisipasi terbatasnya ketersediaan dan lonjakan harga komoditas khususnya bawang putih yang mengimpor dari China. Kementerian Pertanian juga berupaya mencari negara alternatif lainnya untuk impor bawang putih dan mendorong produksi bawang putih dalam negeri. Pemerintah juga dapat melakukan diversifikasi produk pertanian untuk komoditas yang selama ini masih diimpor dari China, misalnya buah-buahan. Pemerintah perlu mendorong masyarakat untuk meningkatkan konsumsi produk buah-buahan lokal dibandingkan impor. Dalam hal produksi, pemerintah juga harus mendorong petani-petani lokal meningkatkan produksinya baik secara kuantitas maupun kualitas agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Tidak hanya buah-buahan saja, pemerintah juga perlu mendorong ekspor produk pertanian lainnya yang berorientasi ekspor.

Referensi

Budiyanti, E. 2020. Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Perdagangan dan Pariwisata Indonesia. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI. 12(4): 19-24.

3 Likes

Di masa pandemi Covid-19 ini semua aktivitas menjadi terhambat, tak terkecuali distribusi kebutuhan pangan. Indonesia merupakan negara yang bisa menghasilkan produk pangan beraneka ragam, namun tak semua komoditas pertanian yang dihasilkan bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri karena kendala agroklimat dalam budidaya suatu komoditas tertentu. Indonesia masih membutuhkan impor bahan pangan tertentu dari negara lain, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga untuk menstabilkan harga bahan pangan itu sendiri. Misalnya saja kebutuhan gandum yang akan dijadikan tepung terigu dimana gandum sendiri masih sulit di budidayakan di Indonesia. Ada lagi kebutuhan bawang merah. Hasil panen bawang merah di Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga harga sempat naik tajam. Untuk mengatasinya Indonesia melakukan impor bawang putih walaupun proses distribusi tidak bisa cepat karena sedang masa pandemi.
Untuk kegiatan ekspor, menurut berita yang saya tonton sempat terkendala oleh turunnya kepercayaan atau terdapat kekhawatiran oleh negara tujuan ekspor karena adanya pandemi covid-19 ini. Negara tujuan ekspor berusaha melindungi masyarakatnya dengan mengantisipasi adanya virus bawaan dari komoditas yang diekspor Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu hal tersebut dapat diatasi. Sekarang ini walaupun masih dalam masa pandemi, ada banyak komoditas pertanian Indonesia yang berorientasi untuk diekspor bahkan sudah berhasil diekspor.

Mekanisme ekspor-impor yang efektif dapat dilakukan dengan menjaga produk tetap higenis supaya negara tujuan ekspor tetap mau membeli produk dari Indonesia. Koordinasi dan negosiasi antar negara juga perlu ditingkatkan demi kelancara proses ekspor-impor.

3 Likes

Kalau menurut pandangan saya, tantangan ekspor impor di era pandemi ini akan terasa hebat, namun saya juga berpikir terdapan langkah langkah yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan hal tersebut, yaitu memang benar mencari alternatif negara impor, selain itu memang langkah yang lebih ekstrim lagi yaitu menekan impor juga dapat dilakukan, untuk ekspor sendiri saya kira tetap bisa berjalan secara normal namun semua tergantung dengan kebijakan negara tujuan ekspor

1 Like

Pandemi mau tidak mau mengubah banyak hal dalam struktur perekonomian bangsa, salah satunya adalah aspek pangan dimana mayoritas negara masih mengandalkan proses ekspor dan impor. Tantangan terbesar dari kegiatan ekonomi ini adalah izin serta regulasi dari negara yang bersangkutan. Baik yang membatasi impor untuk mencegah penyebaran virus dari negara terjangkit, dimana COVID-19 berupa musuh tidak tampak.

Pembatasan impor, juga punya dampak positif dimana pembelian produk lokal bisa digalakkan, dengan begitu bisa mendorong daya beli dari petani dalam negeri.

1 Like

Masa pandemic sangat berpengaruh disegala aspek kehidupan, tidak terkecuali pada akses pangan. Dalam menghadapi tantangan dalam ekspor-impor produk pangan dalam masa pandemic adalah perlu adanya kerjasama Dan koordinasi yang terstruktur Dari mulai pengemasan products harus tetap hygienist dan safety - proses pengangkutan transportation - pengecekan products. Hal ini dikarenakan masalah pandemic yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan sehingga diharapkan products tetap dapat dikirim sesuai dengan procedure yang memperhatikan protocol kesehatan. Selain itu juga perlu diperhatikan waktu pengiriman. Mungkin jika dihari biasa bisa 1-2 hari, dimasa pandemic ini perlu adanya antisipasi pengiriman yang membutuhkan waktu lama, sehingga perlu diperhatikan bagaimana procedure pengemasan products agar dapat sampai dan diterima dengan baik.

1 Like

Dalam pengolahan, sebuah produk harus mengikuti standar operasional yang diterapkan oleh negara sasaran ekspor. Sebuah negara bisa saja menetapkan standar kesehatan, ekologis dan sebagainya yang harus dipenuhi oleh pengimpor.

Dalam pemasaran, pendekatan-pendekatan marketing harus dilakukan secara komprehensif mulai dari pameran, business matching, iklan dan seterusnya. Sementara, dalam pengemasan juga harus bisa memenuhi standard dan ekspektasi konsumen agar menarik serta meningkatkan nilai tambah.

olahan pangan dan produk pertanian terus menunjukkan kinerja yang baik dan dapat menopang kinerja ekspor. Untuk mendorong ekspor, pemerintah dapat melakukan beberapa langkah, di antaranya pendampingan calon eksportir dalam Export Coaching Program (ECP), konsultasi desain melalui Indonesia Design Development Center (IDDC), hingga promosi. Kementerian Perdagangan juga mengusulkan pemberian insentif berupa asuransi, kredit ekspor, atau pembiayaan lainnya dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bagi eksportir yang terkena dampak COVID-19.

Kebijakan pemerintah yang membuka keran impor untuk komoditas pangan merupakan kebijakan yang strategis yang memang perlu dilakukan saat ini. Selain untuk menekan dampak penyebaran COVID-19 terhadap perekonomian, kebijakan ini juga perlu dilakukan untuk memastikan ketersediaan komoditas pangan menjelang Ramadan dan hari raya.

2 Likes

Tantangan setiap negara adalah apakah mereka sudah mencukupi kebutuhan pangan selama pandemi covid 19 ini dan menjaga kehigienisan serta kebersihan produk pangan.Kebutuhan negara yang ingin melakukan ekspor seharusnya lebih memerhatikan cadangan kebutuhan pangan pokok dinegara tersebut. Dilihat dan lebih diamati karena resesi ekonomi pertumbuhan ekonomi menjadi negatif semua. Jika ingij melakukan ekspor lakukanlah kepada negara yang memang sedang darurat dan terdefisit pangan.

1 Like

Pandemi Covid 19 memang telah merambah ke segala sektor kehidupan di muka bumi.
Sektor pertanian pun menjadi salah satu perhatian utama karena merupakan hidup matinya suatu bangsa sekaligus penggerak sektor lain.Meskipun di tengah pandemi , sektor pertanian di Indonesia tetap positif dalam mengisi devisa negara tidak seperti sektor lain yang macet bahkan lumpuh total.
Untuk mekanisme ekspor dan impor di masa pandemi ini tentunya pemerintah harus cukup jeli.Saya rasa perlu dilakukan pemetaan intensif mengenai produksi lokal dari setiap daerah.Setelah data tersebut didapat disini lah peran pemerintah dalam ekspor dan impor.
Jangan sampai seperti halnya kelapa sawit , Indonesia yang menjadi produsen nomor 1 kerap disudutkan dengan “Black Campaign” sehingga membuat harganya cukup murah.Bahkan konsumen lah yang mengatur harganya.Diperlukan kerjasasama yang baik serta cerdas mulai dari hulu ke hilir guna menjadikan pertanian menjadi sektor besar.

2 Likes

menurut saya, di kondisi pandemi covid 19 kegiatan ekspor dan impor cukup mengalami tantangan. Untuk mengurangi risiko penyebaran covid-19, terbentuk kebijakan lockdown yang menghambat intensitas interaksi para negara ekportir/importir harus menemui hambatan terkait perebutan stok yang diimpor dari suatu negara, inflasi, dan sebagainya.

mekanisme ekspor-impor yang efektif telah diusahakan oleh pemerintah, seperti: adanya regulasi dan deregulasi. Relaksasi ini salah satunya adalah impor tanpa mempersyaratkan Surat Perizinan Impor (SPI), jadi bebas. Dengan relaksasi impor ini, pengusaha melakukan impor dan usahanya lebih mudah dan cepat, supaya harga-harga bisa ada penyesuaian dan stok tetap tersedia.

1 Like

Dimasa-masa pandemi seperti ini, banyak sekali negara yang harus melaksanakan lockdown sehingga dipastikan adanya pembatasan ekspor impor. Indonesia memang negara yang dapat mencukupi kebutuhan pangan dengan pertanian dalam negeri yang dihasilkan, namun ada beberapa produk yang sekiranya kita perlu impor dari negara lain. Memang saat ini kondisi perdagangan internasional masih sangat terdampak pandemi Covid-19, Indonesiapun juga merasakan dampak tersebut. Sebagai contoh persetujuan impor untuk daging kerbau dari India. Namun kendati demikian, pemerintah tetap meningkatkan daya saing ekspor impor. Sebagai contoh persetujuan impor untuk daging kerbau dari India. Sebagai contoh persetujuan impor untuk daging kerbau dari India yang sampai saat ini masih terus dipantau. Untuk hambatan izin impor terdapat SPI (Surat Izin Impor) yang semakin diperketat dalam masa COVID-19 ini. Ada beberapa peraturan yang bermaksud merelaksasi impor dan juga memberikan larangan ekspor. Untuk relaksasi impor kali ini berkaitan dengan alat kesehatan terutama untuk menghadapi COVID-19. Kemudian juga impor kita permudah terutama bahan pokok, salah satunya bawang putih dan bawang bombai. Karena saat itu harganya tinggi, dan tidak bisa dibiarkan lama tingginya agar tidak terjadi inflasi. Relaksasi ini tanpa mempersyaratkan Surat Perizinan Impor (SPI), jadi bebas. Untuk hambatan lain dari ekspor tergantung pada kebijakan negara yang menjadi tujuan ekspor.

1 Like

Adanya pandemi Covid 19 ini merupakan tantangan bagi hampir semua orang dan berdampak pada semua bidang. Tantangan dalam ekspor impor produk pangan yang ada di Indonesia yaitu sulitnya mendapat pasokan bahan pangan yang berasal dari luar negeri karena negara tersebut tentu lebih mendahulukan distribusi di negaranya dan demi mencegah virus menyebar lebih luas. Hal ini juga berdampak pada melonjaknya hargadi pasar. Mekanisme yang efektif dalam ekspor impor adalah memberikan kebijakan terhadap hal tersebut sehingga dapat tetap memberikan keuntungan dan menjadi jalan tengah bagi kedua pihak. Selain itu, perlu dicari cara alternatif misalnya mencari negara yang impor ke Indonesia. Menekan kebijakan impor juga perlu dilakukan terutama pada bahan pangan yang tumbuh subur dan memiliki hasil tani besar di Indonesia.

1 Like

Dalam masa pandemi ini, diperlukan protokol yang sangat ketat terhadap kegiatan ekspor impor terutaman produk makanan. Tantangan utama dalam kegiatan inpor dan ekspor produk pangan saat ini adalah bagaimana kita atau pemerintah dapat menjamin bahwa produk tersebut bebas dari virus dan higeinis selama pengolahannya. Ada baiknya pemerintah membatasi kegiatan ekspor dan impor pada saat ini kecuali produk-produk kebutuhan dasar agar harganya tudak melambung tinggi atau menjadi langka di pasaran karena nantinya dapat menyebabkan masalah lain seperti inflasi.

1 Like

Karena pademi ini sangat berdampak pada tertahannya ekspor pangan, maka sebaiknya Indonesia harus menghapus sementara ataupun mengurangi impor bahan pangan agar tidak terjadi kelangkaan, jadi dengan kata lain lebih memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dari pada melakukan impor.

1 Like

Tantangan yang dihadapi Indonesia selama covid ini adalah menjaga bagaimana ketahanan pangan tetap berjalan meskipun ada beberapa kendala. Karena diberlakukannya sistem PSBB, tentunya timbul gangguan dalam sistem distribusi. Adanya covid ini dapat memperlambat, tapi tetap bisa berjalan. Saat ini demand besar tapi tidak terlalu besar, artinya dalam koridor yang cukup. Walaupun ada kenaikan ini hanya sedikit, tidak signifikan, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar juga masih bisa terjangkau. Dengan adanya relaksasi impor ini justru mempermudah dan mempercepat proses-prosesnya.

Dimasa pandemi seperti ini kegiatan ekspor impor juga ikut terhambat, karena berlakunya lockdown di beberapa negara yang menyebabkan kegiayan baik espor maupun impor menjadi terhambat. Negara yang memberlakukan lockdown pastinya akan membatasi impor bahan pangan yang masuk ke wilayahnya dan melakukan penghematan bahan pangan sebagai persediaan selama pandemi. Akibatnya juga harga bahan pangan ikut melonjak naik.
Memang dalam situasi ini kita membuat regulasi dan juga melakukan deregulasi. Yang artinya, salah satunya cara dengan merelaksasi impor dan juga memberikan larangan ekspor. Kemudian kegiatan impor kita permudah terutama bahan pokok, salah satunya bawang putih dan bawang bombai.
Dengan relaksasi impor ini, pengusaha melakukan impor dan usahanya lebih mudah dan cepat, supaya harga-harga bisa ada penyesuaian. Selain itu, kita juga bisa menggunakan bahan pangan dalam negeri, hasil panen petani Indonesia sendiri atau dengan memanfaatkan kebun atau halaman rumah untuk menanam bahan pangan alternatif selain padi.

Dengan alur pendistribusian bahan pangan yang panjang, diiringi dengan kondisi negara yang terdampak oleh covid19 ini dapat menyebabkan terhambatnya pemenuhan kebutuhan pangan. hal ini akan menjadi hambatan yang sulit untuk mewujudkan kedulatan pangan suatu negara. Semakin panjang alur distribusi, semakin tinggi pula harga yang ditawarkan, ditambah dengan pandemi covid19 ini membuat para oknum untuk mendapatkan keuntungan lebih. Untuk pemenuhan kebutuhan pangan suatu individu, dibutuhkan kesadaran akan pentingnya ketahanan pangan dimulai dari diri kita sendiri. Contoh yang dapat kita ambil adalah melalui urban farming menggunakan pertanian tingkat rumah tangga, hal ini diyakinkan dapat meningkatkan kebutuhan pangan tingkat individu.

1 Like

Pada masa pandemi seperti ini membuat semu hal dan aktivitas jadi terhambat seperti halnya penyaluran bahan pangan baik secara impor maupun ekspor. Ini menjadi tantangan yang sangat berat bagi Indonesia maupun negara lainnya untuk bisa tetap melakukan kegiatan tersebut. Karena pada masa seperti sekarang ini banyak yang kesulitan dalam mendistribusikan maupun mengkonsumsi bahan pangan.
Untuk kegiatan impor dan ekspor mengalami sedikit hambatan dikarenakan kekhawatiran masyarakat terhadap barang atau bahan yang diimpor ataupun diekspor dapat menggangu kesehatan dari masyarakat. Jadi dalam menghadapi tantangan dalam ekspor-impor bahan pangan perlu diadakannya kerjasama dalam menjaga kehigienisan dan kebersihan bahan pangan tersebut sehingga masyarakat pun tidak terlalu khawatir akan kehigienisan dan kebersihan bahan pangan tersebut yang dapat mengancam kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi nya.
Jadi mekanisme dari ekspor-impor bahan pangan dapat dilakukan dengan tetap menjaga kehigienisan serta kebersihan bahan pangan agar tetap aman dikonsumsi oleh masyarakat. Pemerintah harus membuat kebijakan kepada para produsen untuk tetap menjaga produk bahan pangan tetap higienis serta bersih.

Saya kurang setuju kebutuhan pangan di Indonesia saat ini dalam kondisi kekhwatiran, hanya karena dilihat dari sisi impor saja. Menurut informasi yang saya baca pada bulan Agustus 2020 ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan II 2020 yang mengalami penurunan sebesar -4,19% (Q to Q) dan secara year on year (yoy) turun -5,32%. PDB pertanian tumbuh 16,24% pada triwulan-II 2020 (q to q) dan bahkan secara yoy, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19%.
Artinya meskipun masih memiliki tantangan untuk terus memperhatikan kondisi pertanian di masa pandemi ini, namun pemerintah telah berhasil melakukan upaya peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, juga guna mengurangi impor atau meningkatkan volume ekspor melalui fasilitas kredit usaha rakyat (KUR) dan pengembangan pertanian berbasis korporasi dan klaster.

1 Like

Dalam masa pandemi covid19 ini, kegiatan ekspor-impor bahan pangan mengalami kendala. Akibat adanya pandemi ini, kegiatan impor terhambat karena adanya pembatasan sosial atau lockdown. Kegiatan impor dapat berisiko menyebarkan virus sehingga perizinan akan lebih sulit. Mekanisme ekspor-impor yang efektif telah dilakukan pemerintah dengan relaksasi impor. Relaksasi ini tanpa mempersyaratkan Surat Perizinan Impor (SPI), jadi bebas. Dengan adanya relaksasi impor ini akan mempermudah dan mempercepat proses-prosesnya. Namun, pemerintah juga perlu teliti dan berhati-hati dalam melakukan kegiatan impor ini. Menurut saya, pemerintah juga dapat membantu memberikan fasilitas kepada petani-petani di Indonesia untuk lebih memaksimalkan produksi pertanian sehingga hasilnya juga dapat menyokong kebutuhan bahan pangan di Indonesia.

1 Like