Bagaimana tanda-tanda kematian dalam keadaan baik menurut Islam?

Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan. Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan.

Bagaimana tanda-tanda kematian dalam keadaan baik dalam islam?

Beberapa tanda-tanda kematian yang baik atau khusnul khotimah berdasarkan dalil-dalil hadist dan Al-quran antara lain :

1. Orang yang meninggal dengan mengucapkan kalimat syahadat “La ilaaha illallah

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang akhir perkataannya adalah ‘Laa ilaaha illallooh’ maka dia akan masuk Surga.” (HR. Abu Dawud)

2. Orang yang meninggal pada malam Jum’at atau hari Jum’at

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

“Tidaklah seorang muslim meninggal dunia di hari Jum’at atau pada malam Jum’at kecuali Allah akan menjaganya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

3. Orang yang meninggal dengan keringat di dahi

“Dari Ibnu Buraidah dari ayahnya bahwa ia berada di Khurasan, ia menjenguk saudaranya yang sakit, ia menemuinya tengah sekarat dan dahinya berkeringat, ia berkata: Allaahu Akbar, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang mu`min meninggal dunia dengan (mengeluarkan) keringat didahinya.” (HR. Ahmad)

4. Orang yang meninggal dalam keadaan sakit perut (gangguan lambung, ginjal, usus dan sebagainya yang ada di sekitar perut)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :slight_smile:

“Barangsiapa yang mati karena sakit perut maka dia adalah syahid.” (HR. Muslim)

5. Wanita yang meninggal saat melahirkan bayinya

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

“Terbunuhnya seorang muslim terhitung syahid, kematian karena wabah thaun terhitung syahid, kematian karena sakit perut terhitung syahid, kematian karena tenggelam terhitung syahid dan seorang wanita yang mati karena melahirkan anaknya terhitung syahid.” (HR. Ahmad)

6. Orang yang meninggal karena wabah penyakit Tha’un

Menurut Ibnu Qoyyim al Jauziyah dan Imam Nawawi, Tha’un adalah sejenis penyakit kulit, seperti bisul-bisul, bengkak, memar diseluruh anggota tubuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang mati karena wabah penyakit Tha’un, dia syahid. (HR. Muslim)

7. Orang yang meninggal di medan perang dengan niat membela agama Islam (jihad Fisabilillah)

Allah Ta’ala berfirman:

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati bahkan mereka hidup di sisi Rabb mereka dengan mendapatkan rizki.” (QS. Ali Imran).

Dari Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Bagi orang syahid di sisi Allah ia beroleh enam perkara, yaitu diampuni dosanya pada awal mengalirnya darahnya, diperlihatkan tempat duduknya di surga, dilindungi dari adzab kubur, aman dari kengerian yang besar (hari kiamat), dipakaikan perhiasan iman, dinikahkan dengan hurun ‘in (bidadari surga), dan diperkenankan memberi syafaat kepada tujuh puluh orang dari kalangan kerabatnya.” (HR. Turmudzi, Ibnu Majah)

8. Orang yang meninggal karena terbakar api

Dari Jabir bin Atik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Selain yang terbunuh di jalan Allah, mati syahid ada tujuh: mati karena tha’un syahid, mati karena tenggelam syahid, mati karena sakit tulang rusuk syahid, mati karena sakit perut syahid, mati karena terbakar syahid, mati karena tertimpa benda keras syahid, wanita yang mati karena melahirkan syahid.” (HR. Abu Daud).

9. Orang yang meninggal karena tenggelam

Dari Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

“Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan (bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

10. Orang yang meninggal sebab kejatuhan bangunan atau jatuh dari tebing

Dari Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

“Orang yang mati syahid itu ada lima; orang yang meninggal karena penyakit tha’un, sakit perut, tenggelam, orang yang kejatuhan (bangunan atau tebing) dan meninggal di jalan Allah.” (HR. Bukhari)

11. Orang yang meninggal setelah menjalankan amalan shaleh

Seseorang yang meninggal saat melakukan amal shaleh, seperti bersedekah, puasa, solat, haji dan ibadah lain tergolong dalam meninggal khusnul khatimah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang mengucapkan: Laa ilaaha illallah mengharapkan wajah Allah lalu wafat setelah mengucapkannya maka dia masuk surga, barangsiapa berpuasa satu hari mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk surga, barangsiapa yang bersedekah dengan satu sedekah mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk surga.”

12. Orang yang meninggal dengan wajah tanpa ketakutan

Orang-orang mukmin yang gemar melakukan amalan shaleh semasa hidupnya, maka mereka tidak akan takut menghadapi kematian. Sebaliknya, mereka justru berharap akan kematian agar segera bertemu dengan Rabb Semesta Alam. Umumnya orang-orang tersebut akan meninggal dengan wajah berseri-seri. Dari Anas bin Malik Radhiyallohu ‘anhu, bahwa nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa senang bertemu dengan Allah, maka Allah senang bertemu dengannya. Dan barangsiapa tidak senang bertemu dengan Allah, maka Allah tidak senang bertemu dengannya.” Para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, kami semua tidak menyukai kematian?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Bukan itu yang aku maksud, namun seorang yang beriman apabila menghadapi sakaratul maut, maka seorang pemberi kabar gembira utusan Allah datang menghampirinya seraya menunjukkan tempat kembalinya, hingga tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai kecuali bertemu dengan Allah. Lalu Allah pun suka bertemu dengannya. Adapun orang yang banyak berbuat dosa, atau orang kafir, apabila telah menghadapi sakaratul maut, maka datang seseorang dengan menunjukkan tempat kembalinya yang buruk, atau apa yang akan dijumpainya berupa keburukan. Maka itu membuatnya tidak suka bertemu Allah, hingga Allah pun tidak suka bertemu dengannya.” (HR. Ahmad).

13. Orang yang meninggal karena mempertahankan hartanya

Harta disini dapat diartikan sebagai benda (seperti uang, emas, rumah, dan sejenisnya) atau juga bisa kehormatan diri. Dari Abu Hurairah RA meriwayatkan:

“Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam dan bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau ada seseorang yang hendak mengambil hartaku?” Beliau bersabda, “Jangan engkau berikan hartamu!” Bagaimana kalau ia melawanku?” Beliau bersabda; “Lawanlah dia!”, “Bagaimana kalau dia membunuhku?” Beliau bersabda; “Engkau syahid”, “Bagaimana kalau aku yang membunuhnya?” Beliau bersabda; “Dia di neraka!.” (HR. Muslim)

14. Orang yang meninggal karena mempertahankan keluarganya

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan hartanya maka dia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan agamanya maka dia syahid, barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan nyawanya maka dia syahid dan barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan keluarganya maka dia syahid.” (HR. Tirmidzi)

15. Orang yang meninggal dengan pujian

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan:

“Suatu ketika para sahabat melihat sebuah jenazah yang diangkat menuju pemakamannya. Mereka pun memuji jenazah ini. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘wajib wajib wajib.’ Tidak berselang lama, lewat jenazah lain. Kemudian para sahabat langsung mencelanya. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, wajib wajib wajib.’ Umar pun bertanya, ‘Apanya yang wajib?’ Rasul menjawab “Jenazah pertama kalian puji dengan kebaikan, maka dia berhak mendapat surga. Jenazah kedua kalian cela, maka dia berhak mandapat neraka. Kalian adalah saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari dan Muslim)