Bagaimana taksonomi dan morfologi bintang laut planci?

image

Bintang laut Acanthaster planci merupakan salah satu masalah besar yang potensial dihadapi di dalam pengelolaan terumbu karang. Di antara pemangsa karang yang ada, A. planci adalah pemangsa karang yang paling berbahaya ketika terjadi peledakan populasi (outbreak), sehingga hampir seluruh karang hidup dimangsa oleh A. planci.

Bintang laut planci dilaporkan pertama kali dari contoh hewan di Indonesia oleh George Rumphius pada tahun 1705, yang 50 tahun kemudian dideskripsikan Linnaeus pada tahun 1758 (Moran 1990, Lane 1996), sehingga diperkirakan A. planci memang merupakan biota asli Indonesia. Genus terdiri atas tiga spesies, dua spesies lainnya adalah A. ellisi dan A. bervipinnus. A. ellisi merupakan bintang laut pemakan karang yang populasinya sangat jarang, hanya dilaporkan di Filippina. A. bervipinnus adalah bintang laut pemakan detritus (sampah organic). Ketiga spesies tersebut mempunyai genetik yang sangat mirip sehingga kadang terjadi hibrid di antara mereka. Di dalam evolusi, A. planci berasal dari A. brevipinnus yang mendapatkan kemampuan untuk memakan karang.

Bintang laut A. planci memiliki nama Indonesia sebagai terjemahan dari nama Inggrisnya ‘mahkota duri’ atau ‘mahkota berduri’. Menyebut atau menulis nama lengkap ‘bintang laut mahkota duri’ dianggap terlalu panjang, maka penulis mengusulkan digunakan nama kependekannya saja ‘BLMD’. Didalam komunikasi ilmiah berbahasa Inggris, para peneliti menggunakan nama ‘COT’ kependekan dari ‘crown of thorns’, sebagai pengganti A. planci. Di luar Indonesia, A. planci mempunyai nama lokal ‘alamea’ (Tonga, Samoa), ‘bula’ (Fiji) dan ‘rrusech’ (Palau).

Struktur tubuh A. planci sama dengan struktur umum dari Asteroidea. Badan berbentuk radial simetris, dengan tubuh mirip cakram bersumbu oral dan aboral yang mempunyai lengan-lengan. Bagian oral (mulut) menghadap ke bawah sedangkan bagian aboral menghadap ke atas. Di bagian aboral terdapat madreporit dan anus. Lubang madreporit berjumlah 6-13, sedangkan lubang anus berjumlah 1-6 buah. Bintang laut A. planci mempunyai lengan antara 8-21 buah. Duri-duri yang beracun berukuran 2-4 cm menghiasi permukaan aboral tubuh cakram dan lengan-lengannya.

Warna tubuh A. planci dapat bervariasi antar lokasi. Di perairan Thailand dan Maladewa (Maldive) warna tubuh biru keunguan, di GBR berwarna merah dan kelabu, sedangkan di Hawaii berwarna hijau dan merah (Moran 1990). Di Indonesia, warna tubuh A. planci merah dan kelabu pada perairan Laut Jawa dan Laut Flores. Di Cocos Island dan Christmas Island (barat daya Jawa), Australia, terdapat dua macam warna A. planci yang menunjukkan tipe Samudra Pasifik dan Samudra Hindia (Hobbs and Salmond 2008).