Bagaimana Tahapan Diplomasi Publik?

Tahapan Diplomasi Publik

Hans Tuch mendefinisikan diplomasi publik sebagai proses komunikasi pemerintah dengan negara lain dalam upaya untuk memberikan pengertian mengenai ide dan idelisme negara, serta memperkenalkan, institusi budaya sebagai tujuan dan politik nasionalnya.

Bagaimana Tahapan Diplomasi Publik?

Diplomasi Publik


Hans Tuch mendefinisikan diplomasi publik sebagai proses komunikasi pemerintah dengan negara lain dalam upaya untuk memberikan pengertian mengenai ide dan idelisme negara, serta memperkenalkan, institusi budaya sebagai tujuan dan politik nasionalnya. Menurut Jay Wang diplomasi dianggap sebagai suatu usaha untuk mempertinggi mutu komunikasi antar negara dengan masyarakat, dampaknya terjadi pada bidang ekonomi, sosial dan politik. Selain itu, menurut Jan Mellisen (2006), diplomasi publik adalah alat yang digunakan oleh suatu negara untuk mempengaruhi kehendak negara lain dengan cara yang baik. Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa diplomasi publik merupakan alat yang digunakan oleh suatu negara untuk mempromosikan kepentingan negara melalui pemahaman, dan informasi serta untuk mempengaruhi publik di luar negeri.

Berdasarkan sifatnya, diplomasi publik memiliki tiga sifat yang membedakannya dengan diplomasi resmi (tradisonal) (Heninda, 2008) :

  1. Diplomasi publik bersifat transparan dan berjangkauan luas, sebaliknya diplomasi tradisional cenderung tertutup dan cenderung terbatas.

  2. Diplomasi publik ditransmisikan dari pemerintah lain kepemerintah lainnya.

  3. Tema dan isu yang diangkat oleh diplomasi publik lebih ke arah sikap dan perilaku publik, sedangkan tema dan isu yang diusung oleh diplomasi tradisonal ada pada perilaku dan kebijakan pemerintah.

Beberapa tujuan dari diplomasi publik yaitu (Heninda, 2008):

  1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai suatu negara dan merubah pendapat mereka mengenai suatu negara tersebut.

  2. Meningkatkan apresiasi masyarakat mengenai suatu negara, dalam hal ini meningkatkan persepsi positif mereka, menyamakan opini mereka dengan negara tersebut mengenai suatu isu. 8

  3. Meningkatkan hubungan dengan suatu negara, dalam hal ini dalam lingkup pendidikan, mendorong masyarakat untuk datang kesuatu negara, baik untuk berlibur, belajar serta mendorong mereka untuk mengkonsumsi barang-barang milik suatu negara.

  4. Mempengaruhi masyarat di suatu negara untuk melakukan investasi di negaranya, ataupun memperlihatkan posisi kita atau suatu negara serta mengajak aktor politik untuk menyesuaikan ide-ide kita dengan mereka atas dasar kerja sama.

Untuk memenuhi tujuan-tujuan di atas maka diperlukan strategi yang baik, diplomasi publik menekankan pada pesan yang disampaikan oleh siapa saja. Untuk itu, pemerintah harus dapat melakukan strategi komunikasi yang baik misalnya dengan membuka komunikasi pada badan-badan non pemerintah dan membuka komunikasi kepada publik mancanegara. diplomasi publik memiliki beberapa tingkatan komunikasi :

  1. Perangkat diplomasi publik “menjual” apapun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

  2. “Menjual” kebijakan pemerintah namun memiliki wewenang untuk mengkondisikan model serta kebijakan luar negerinya.

  3. Menempatkan sebagai instrumen kebijakan bukan pada metode komunikasi kebijakan.

Kemudian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penerapan strategi komunikasi:

  1. Dalam pembentukan dan penerapannya diplomasi publik harus disesuaikan dengan keadaan tempat dan kasus-kasus tertentu.

  2. Diplomasi budaya dapat dijadikan jembatan untuk mengisi gap antara budaya- budaya radikal.

  3. Diplomasi publik dapat dilakukan dalam komunikasi dua arah

  4. Berusaha untuk menyewa jasa konsultasi untuk melakukan diplomasi publik meskipun cara ini belum tentu berhasil.

Tahapan Diplomasi Publik


Simon membagi tahapan perkembangan diplomasi dalam tiga tahap:

  1. Ketika para pelaku diplomasi publik secara sederhana menempati posisinya dalam pemerintahan untuk menentukan beberapa kebijakan yang dapat diambil. Misalanya, untuk mempromosikan kebudayaannya Korea Selatan mulai merancang kebijakankebijakan yang bertujuan untuk mempromosikan kebudayaan mereka.

  2. Ketika fungsi dari para aktor masih mendasar untuk “menjual” kebijakan negara, namun lingkup para aktor ini semakin meningkat dan memiliki kewenangan lebih untuk mengatur kondisi dan bentuk penyampaian isi dari kebijakan luar negeri ini. Mempromosikan kebudayaannya menjadi salah satu kebijakan luar negeri Korea Selatan, Korea melakukan misinya tersebut melalui Korean Wave .

  3. Tahap terakhir adalah di mana diplomasi publik digunakan sebagai alat kebijakan luar negeri dalam dua cara sekaligus, baik secara formal maupun informal. Atau kata lain diplomasi digunakan sebagai instrumen kebijakan dari pada sebagai sebuah metode komunikasi. Korean Wave menjadi alat diplomasi publik Korea yang tertuang dalam beberapa dokumen penting seperti, white paper 2006, white paper 2008 dan Visi Global Korea.

Dalam pelaksanaan diplomasi publik melewati beberapa tahapan, dan masing-masing tahapannya memiliki aktivitas yang berbeda:

  • Tahapan pertama adalah tahapan yang paling mendasar di mana negara mencoba memberikan pengetahuan mengenai keberadaan negaranya kepada dunia internasional. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memperkenalkan negaranya kepada publik negara lain. Aktitivitas-aktivitas yang dilakukan dalam tahapan ini adalah memperkenalkan sebuah negara kepada negara lain termasuk masyarakat di dalamnya misalnya dengan melakukan perbaikan citra atau meningkatkan citra yang sudah ada agar dikenal oleh masyarakat negara lain (Effendy, 2013).
  • Tahap kedua adalah tahapan di mana masyrakat negara lain telah mengenal dan telah terbiasa dengan keberadaan negara tersebut, maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah meningkatkan apresiasi terhadap negara tersebut. Ketika masyarakat dari negara lain telah mengenal masyarakat dari negara yang bersangkutan maka hal yang harus dilakukan adalah berusaha agar masyarakat dari negara lain tersebut memiliki pandangan yang positif kepada masyarakat dari negara yang bersangkutan. Aktivitas yang dilakukan adalah menciptakan apresiasi yang positif seperti mencoba untuk menggambarkan bahwa negara yang bersangkutan adalah negara yang pantas diperhitungkan dalam dunia internasional. Misalnya negara yang memiliki kelebihan dalam isu-isu tertentu dari segi kapasitas kapabilitas dan peran yang dimainkan. Hal lain yang dapat dilakukan adalah dengan cara menunjukkan dirinya sebagai “teman” di mana memiliki kesamaan pandangan terhadap isu tertentu (Effendy, 2013). Setelah masyarakat negara lain telah memiliki pandangan yang positif pada negara yang bersangkutan, maka hal lain yang selanjutnya dilakukan adalah menciptakan ketertarikan masyarakat negara lain dengan negara yang bersangkutan. Aktivitas yang dilakukan misalnya dengan mengundang masyarakat negara lain untuk datang berkunjung. Baik untuk belajar, pariwisata, membeli produk bahkan memahami nilai dan budaya negara tersebut (Effendy, 2013).
  • Tahap ketiga yaitu ketika tahap-tahap di atas telah terlaksana. Tahap akhirnya adalah dengan mempengaruhi. Tahap ini dilakukan dengan banyak cara, misalnya meningkatkan kerja sama dalam bidang pendidikan seperti, pertukaran pelajar, penelitian bersama maupun memberikan bantuan dana pendidikan seperti pemberian beasiswa (Effendy, 2013).