Bagaimana strategi manajer marketing dalam perusahaan coca cola ?

image

Coca cola merupakan perusahan penghasil soft drink yang sudah bergerak di 200 negara lebih. Coca cola mendapat keuntungan sekitar 80% dari luar Amerika Serikat. Coca cola juga memiliki pengakuan merek yang kuat di seluruh dunia.

Bagaimana strategi manajer marketing dalam perusahaan coca cola bisa membuat coca cola menjadi produk yang sukses dipasaran?

Marketing perusahaan coca cola memang cukup baik, coca cola berhasil membuat dan merubah presepsi masyarakat dunia bahwa minuman soft drink pastilah coca cola.

Beberapa strategi coca-cola dalam menguasai pasar soft drink yakni menggencarkan dalam bidang sponsorship, menerapkan BCG matrix untuk analisis portofolio bisnis, strategi distribusi dengan memperhatikan informasi geograpi. Namun dengan majunya teknologi saat ini juga membantu perusahaan ini semakin mengembangkan produknya. Salah satu direktur IT coca cola di Indonesia, Debbie memiliki trik tersendiri dalam memanage pemasaran Coca Cola dengan strategi IT tentunya.

“Transformasi digital itu definisinya, pertama, memunyai enabler berupa sistem intelligence yang bisa memberi value kepada bisnis, untuk membantu gain insight, take action, optimize operation, dan change nature of business model” ujar Debbie dalam acara CIO Sharing InfoKomputer bersama APJII Jateng di Semarang, akhir November lalu.

Dalam menjalankan transformasi digital di CCAI, Debbie mengadopsi langkah-langkah yang direkomendasikan lembaga konsultan McKinsey, yaitu :

Pertama, getting strategy right. Di tahap ini, CIO harus mampu menyelaraskan antara strategi digital dan tujuan/objective bisnis perusahaan. CIO juga mesti tahu cara mendapatkan data yang bisa membantu untuk proses pengambilan keputusan.

Kedua, connectivity, yaitu fokus untuk menghubungkan semua individu atau karyawan di perusahaan lewat bantuan teknologi. Ketiga, automate atau otomatisasi guna mendapatkan visibility terhadap data-data yang dibutuhkan secara real-time.

Kami memakai model two-speed IT, front-end yang bertugas menghadapi user dan backend yang mengurusi infrastruktur,” imbuh Debbie.

Debbie kemudian membeberkan digital journey yang ia pimpin dan alami sendiri di CCAI, yaitu:

  1. Know your business atau memahami skala dan lansekap bisnis kita.
  2. Know your customer atau memahami siapa saja dan seperti apa pelanggan kita.
  3. Menyelaraskan digital roadmap kita dengan strategi dan tujuan bisnis perusahaan.
  4. Mau menerima perubahan yang akan terjadi.
  5. Implement at a pace we can absorb atau dalam praktiknya, lakukan perubahan sesuai kemampuan yang bisa kita lakukan, tidak perlu terlalu cepat tapi jangan terlampau lambat. Seimbangkan antara kemampuan investasi, SDM, perubahan kultur, dan dinamika peta persaingan eksternal.

Referensi: