Bagaimana Strategi Ketahanan Pangan dari Sektor Pertanian yang Tepat di Tengah Pandemi Covid-19?

Pandemi Covid-19 yang menyerang hampir seluruh negara di dunia termasuk Indonesia memiliki efek yang bervariasi terhadap berbagai sektor. Menurut Analisis SDG’s UNPAD, sektor yang terdampak paling besar akibat pandemi adalah pariwisata. Sedangkan sektor yang terdampak paling kecil dibandingkan sektor lain adalah pertanian. Mengapa? Karena pada sektor pertanian, dampak adanya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang merupakan program pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19 akan relatif kecil. Di samping itu, pusat produksi pertanian di Indonesia sebagian besar berada pada wilayah yang tidak padat penduduk. Elastisitas permintaan terhadap produk pertanian juga menjadi poin penting dalam meninjau dampak pandemi Covid-19 terhadap sektor pertanian. Dimana pada saat ekonomi mengalami booming, permintaan terhadap produk pertanian tidak akan meningkat pesat. Deminikan juga ketika terjadi resesi pada ekonomi negara, permintaan terhadap produk pertanian juga tidak mengalami penurunan drastis. Sehingga diperkirakan sektor pertanian dapat menjadi buffer sector di masa krisis ekonomi akibat pandemi ini, selayaknya ketika terjadi krisis moneter 1997-1998.

Namun, yang perlu digaris bawahi adalah pertanian merupakan penopang ketahanan pangan masyarakat. Hal ini akan menjadi permasalahan yang urgent dan krusial di masa pandemi. Berbicara mengenai penopang ketahanan pangan, ini bukan hanya sebatas bertahan hidup, tapi juga asupan gizi masyarakat. Belajar dari krisis ekonomi 1997-1998, banyak anak-anak yang mengalami malnutrition dan stunting dengan dampak yang permanen. Sehingga rumusan strategi yang tepat sangat dibutuhkan untuk menghindari berubahnya krisis Covid-19 menjadi krisis pangan. Analisis Pemodelan Ekonomi UNPAD memberikan dua pertimbangan yang membuat urgensi pertanian di masa pandemi menjadi lebih tinggi, antara lain (1) perdagangan internasional yang sedang terganggu, terbukti dengan adanya beberapa negara yang melakukan retriksi ekspor produk pertanian, (2) belum adanya kepastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir, (3) intensitas kemiskinan yang meningkat di pedesaan akibat pandemi, dan (4) peramalan akan terjadinya kekeringan yang lebih buruk dibandingkan biasanya.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut hendaknya menjadi acuan penting dalam menyusun strategi ketahanan pangan dari sektor pertanian Indonesia di tengah pandemi. Dimana strategi ketahanan pangan sangat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya krisis pangan akibat Covid-19. Lalu, langkah-langkah apa dan bagaimana yang tepat dan baik untuk menyusun strategi ketahanan pangan dari sektor pertanian di Indonesia di tengah pandemi Covid-19?

Add images