Bagaimana Strategi Diplomasi Publik Indonesia Melalui Pariwisata Halal?

Strategi Diplomasi Publik Indonesia Melalui Pariwisata Halal

Diplomasi publik terus dijalankan oleh Indonesia untuk menunjukkan potensi pariwisata Indonesia yang besar dengan kualitas dan kuantitas yang mendukung.
Bagaimana Strategi Diplomasi Publik Indonesia Melalui Pariwisata Halal?

Strategi Diplomasi Publik Indonesia Melalui Pariwisata Halal


Fokus utama dari program pengembangan wisata halal di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata adalah untuk menarik wisatawan di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar terutama di wilayah negara Timur Tengah seperti, Saudi Arabia, Uni Emirates Arab (UEA) dan lain-lain. Sedangkan negara-negara di Asia seperti Malaysia, Singapura, Tiongkok dan India dan di kawasan Eropa seperti, Russia, Jerman, dan Perancis (Indopos, 2018). Hal tersebut dilakukan karena melihat bagaimana potensi pasar wisatawan Muslim yang begitu besar seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Dengan demikian, untuk dapat mencapai tujuan tersebut berbagai strategi terus diupayakan Pemerintah dalam hal pengembangan sektor pariwisata halal. Diplomasi publik terus dijalankan oleh Indonesia untuk menunjukkan potensi pariwisata Indonesia yang besar dengan kualitas dan kuantitas yang mendukung. Strategi-strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia berupa strategi promosi destinasi wisata dengan memanfaatkan media baik online maupun offline, selain itu juga dengan mengikuti berbagai macam expo internasional, mengadakan Familiarization Trip ( Fam-trip ), serta membangun hubungan kerja sama dengan negara lain yang sudah lebih dahulu mengembangkan sektor pariwisata halal di negaranya.

Berikut adalah berbagai macam strategi yang dijalankan oleh Pemerintah Indonesia yang dimanifestasikan dalam berbagai kegiatan:

  1. Strategi yang dilakukan adalah dengan pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas. Hal tersebut dilakukan untuk dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam bidang kemajuan pariwisata khususnya pariwisata halal. 10 destinasi prioritas yang dikembangkan yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bali, Nusa Tenggara Barat (Lombok, Mandalika), Sulawesi Tenggara, Yogyakarta, DKI Jakarta, Aceh, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara Timur (Ratman, 2016). Dari beberapa daerah prioritas pengembangan pariwisata tersebut, Pemerintah menyatakan bahwa ada beberapa daerah yang memang siap dan dikhususkan untuk pengembangan destinasi pariwisata halal unggulan yaitu Aceh, Sumatera Barat, Lombok, Jawa Barat dan DKI Jakarta (Kompas.com, 2017).

  2. Dalam memasarkan produk pariwisatanya, Pemerintah Indonesia melakukan strategi publikasi atau pengiklanan dengan menjalankan metode POSE (paid media, owned media, social media, dan endorse) (Kemenpar, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016, 2017). Penggunaan media dengan metode POSE terkait wisata halal digunakan untuk memperkuat branding serta positioning Indonesia. Dalam penyebaran promosi pariwisata, Pemerintah Indonesia memanfaatkan sarana teknologi dalam penyampaiannya yaitu dengan sarana media sosial. Website yang dimiliki oleh Kementerian Pariwisata yaitu www.parekraf.go.id dan www.indonesia.travel. Tidak hanya website, kementerian juga memiliki akun twitter dan instagram @indtravel dan akun facebook “indonesia travel” sebagai jembatan komunikasi dengan sasaran promosi mereka (Hamzah, 2013). Dengan adanya akun-akun yang dioperasikan langsung oleh Pemerintah diharapkan mampu berperan sebagai media promosi pariwisata di Indonesia. Di samping itu, pemanfaatan sosial media untuk branding serta positioning juga melalui konten, caption dan penggunaan tagar ( hastag ) dengan menonjolkan destinasi utama wisata halal Indonesia seperti Lombok, Sumatera Barat dan Aceh. Kata kunci yang digunakan dalam sosial media mampu merujuk netizen untuk mencari informasi terbaru. Sebagai contoh adalah penggunaan tagar bertemakan #halaltourism. Beberapa tagar populer pada pencarian untuk Lombok seperti #wisatahalallombok (4.976 postingan), #halaltourismlombok (983 postingan) dan #lombokhalaltourism (418 postingan). Untuk Aceh dengan tagar yang hampir sama yaitu #wisatahalalaceh (3.874 postingan), #halaltourismaceh (55 postingan) dan #Acehhalaltourism (7.758 postingan). Selanjutnya untuk tagar wisata halal Sumatera barat seperti #wisatahalalsumbar (901 postingan), #sumbarhalaltourism (372 postingan) dan #minanghalaltourism (11.990 postingan (Chotijah, 2017).

  3. Strategi selanjutnya yang dirancang dalam pemasaran pariwisata adalah strategi endorser sebagai media untuk melakukan promosi atau pengenalan pariwisata Indonesia kepada masyarakat luas. Kementerian Pariwisata telah melakukan strategi endorser untuk promosi pariwista sejak tahun 2016. Performa media sosial endorser dihitung berdasarkan jumlah like pada akun tersebut, jumlah like dalam suatu unggahan media sosial bisa digambarkan sebagai salah satu tolak ukur terdapat interaksi antara pengguna dengan pengunggah. Di sini, Kementerian Pariwisata memanfaatkan artis/selebriti sebagai model dalam mempromosikan sektor pariwisata. Selebriti yang dipilih sesuai dengan kriteria yang dipilih Kementerian Pariwisata seperti halnya Pevita Pearce, Laudya Cynthia Bella dan lain-lain dengan akun media sosial miliknya sebagai sarana promosi (Wicaksono, 2018).

  4. Strategi lain yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan Muslim friendly amenities (WICF, 2018). Dalam menerapkan dan mengembangkan sektor pariwisata halal di Indonesia, Kementerian Pariwisata bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menentukan standar halal bagi produk-produk pariwisata. Disebutkan bahwa terdapat empat obyek utama dalam wisata syariah yang disepakati oleh Kemenpar dan MUI adalah kuliner, Muslim fashion, kosmetik-spa dan perhotelan. Keempat komponen tersebut harus bersertifikasi halal dari LPPOM-MUI. MUI dan Kementerian Pariwisata menjamin sertifikasi halal terhadap produk-produk halal yang di hasilkan sehingga aman dikonsumsi oleh turis Muslim secara khusus dan turis non-Muslim secara umum (Jaelani a. , 2017).

  5. Selanjutnya adalah adanya labelling Lombok sebagai pulau seribu masjid. Hal ini menjadikan suatu dukungan positif terhadap branding wisata halal Indonesia karena representasi masjid sebagai tempat ibadah mencitrakan bahwa Lombok adalah tempat yang religius, tempat di mana kita akan mudah mendapatkan sarana ibadah sehingga tidak menimbulkan keraguan pada wisatawan. Di samping itu labelling Aceh yang dikenal dengan sebutan serambi Makkah di mana Makkah merepresentasikan kota suci umat Muslim (Chotijah, 2017,).

  6. Mempromosikan kunjungan raja Salman ke Indonesia (Liputan6.com, 2017). Kedatangan raja Salman ke Indonesia diyakini mampu menarik minat banyak orang khususnya dari Timur Tengah untuk datang berwisata ke Indonesia dan juga mendorong ketertarikan pengusaha Arab Saudi menanamkan investasi di sektor pariwisata. Menteri Pariwisata, Arief Yahya memaparkan bahwa Pemerintah telah menghabiskan 50 persen anggaran promosi ke media televisi di Timur Tengah (Kompas.com, 2017).

  7. Di samping itu juga, untuk lebih banyak mendatangkan wisatawan ke Indonesia, Pemerintah menjalankan sebuah strategi yaitu dengan membuat kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang diberikan kepada 169 negara. Hal tersebut yang menjadi salah satu terobosan yang sangat berpengaruh pada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara (Kemenpar, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata Tahun 2016, 2017).

  8. Mengikuti Arabian Travel Market (ATM), sebuah konferensi pariwisata untuk travel halal dengan tajuk ATM global halal pada 2017. Kegiatan ini dikhususkan sebagai bagian dari line-up acara yang berfokus pada industri produk halal (www.gomuslim.co.id, 2016). Dalam acara tersebut, Indonesia memaksimalkan promosi terkait wisata halal kepada seluruh negara-negara yang mengikuti kegiatan tersebut.

  9. Kementerian Pariwisata mengikuti pameran Halal Trade Expo Korea 2017 di COEX Hall C, Seoul, Korea Selatan, pada 2017. Halal Trade Expo Korea merupakan gelaran yang pertama kali diadakan di Korea. Event ini bagian dari rangkaian World Halal Exhibiton yang sepanjang 2017 digelar di delapan negara (Liputan6, Kemenpar Ikuti Halal Trade Expo Korea 2017, 2017). Dengan mengikuti kegiatan tersebut diharapkan mampu menarik minat lebih banyak lagi wisatawan asal Korea untuk datang ke Indonesia.

  10. Kementerian Pariwisata juga mengikuti pameran pariwisata halal pada Malaysia International Halal Showcase (MIHAS), di Kuala Lumpur Convention Center. MIHAS adalah pameran wisata halal terbesar di Asia (Nathasi, 2017).

  11. Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta menggelar pameran wisata halal dalam menyemarakan Ramadan pada tahun 2017. MUI DKI Jakarta bersama DDW Communication menggelar acara bertajuk “Kawasan Halal Fair 2017”, dengan menjadikan Jakarta sebagai destinasi wisata halal. Event ini digelar sebagai ajang sosialisasi, promosi, edukasi sekaligus syiar MUI DKI untuk mengenalkan produk yang sudah tersertifikasi halal dan destinasi wisata halal kepada publik. Acara tersebut didukung oleh Moslem Community Gathering , seperti Cooking Class with Chef Halal, My Halal Kitchen , Wajah Bunda Indonesia, Indonesia Affiliate Community (IDAFF), Komunitas Terang Jakarta, Ozafest, Masyarakat Tanpa Riba dan Sinergi Komunitas Pendaki Muslim (Detiktravel.com, 2017).

  12. Pemerintah daerah NTB merilis calendar of event Lombok-Sumbawa 2017. Dengan dirilisnya calendar of event bertujuan untuk memberikan kemudahan dengan memberikan informasi kepada masyakat khususnya calon wisatawan apa saja kegiatan wisata selama setahun 2017 dengan menonjolkan atraksi yang sangat menarik serta mempromosikan potensi pariwisata NTB yang semakin mendunia, terlebih lagi dengan diperolehnya berbagai macam penghargaan oleh lombok pada ajang internasional (Gomuslim.co.id, 2016). Pada sepanjang tahun 2017 setidaknya ada 22 event pariwisata unggulan yang ditampilkan. Event unggulan ini tersebar di 10 kabupaten dan kota NTB. Beberapa Event yang ditampilkan beserta waktu pelaksanaanya adalah: Lombok-Sumbawa Great Sale (1 Januari-30 Januari); Pesta Rakyat Bau Nyale (Februari); Festival Pesona Lawata, Festival Pesona Tambora (11-19 April), Lombok Sumbawa Pearl Ferstival (10-12 Juni), Bulan Pesona Lombok-Sumbawa (18 Agustus-16 September); Festival Pesona Mentaram (21-23 Agustus); Festival Pesona Senggigi (16 September-19 September); Mandalika Tour D` Lombok (22-23 September); Festival Pesona Lakey, Festival Pesona Gili Indah (5-6 November); International Halal Travel Fair , dan Rinjani Golf Tournament (10 Desember) (Gomuslim.co.id, 2016).

  13. Kementerian Pariwisata bersama lima pelaku bisnis pariwisata dari lima destinasi ungulan Indonesia ikut berpartisipasi dalam pameran dan bursa pariwisata internasional terbesar di Arab Saudi yaitu Jeddah International Tourism & Travel Exhibition (JITTE), yang berlangsung di Convention Centre Jeddah Hilton, Jeddah, Arab (Handayani, 2018).

  14. Kegiatan lain yang dilakukan adalah, Indonesia ikut berpartisipasi pada Moscow Halal Expo (MHE) yang diselenggarakan pada november 2017 di Sokolniki Exhibition Center . MHE merupakan pameran produk dan jasa halal tahunan yang diselenggarakan sejak 2010 di bawah pengawasan KADIN Rusia dan Dewan Mufti Rusia dengan dukungan penuh dari 40 Pemerintah Rusia. Acara tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai wilayah di Rusia serta lebih dari 12 negara, antara lain Amerika Serikat, Arab Saudi, Azerbaijan, Brunei Darussalam, Indonesia, Kazakhstan, Kirgyzstan, Korea Selatan, Malaysia, Mesir, Turki, Syiria dan Uzbekistan. Beberapa destinasi serta event wisata halal yang dipromosikan kepada masyarakat Rusia dalam berbagai paket destinasi wisata halal seperti: Sail Sabang dan Rapai Festival di Aceh, wisata belanja dan obyek wisata Kepulauan Seribu di Jakarta serta perjalanan ke pantai halal pertama di Indonesia yang bertempat di Banyuwangi (PPHI, 2017).

  15. Familiarization Trip ( Fam-trip ) yang diadakan oleh Kementerian Pariwisata yang bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur 2016, bertempat di Lombok (Kemlu.go.id, 2016). Asisten Deputi Direktur Marketing Asia Tenggara Kementerian Pariwisata, Joko Sarwono mengatakan bahwa Famtrip tersebut merupakan upaya untuk memfokuskan peningkatan jumlah wisatawan Malaysia untuk datang dan menikmati keindahan Lombok sebagai ikon destinasi wisata halal. Kegiatan tersebut di ikuti oleh 10 travel agent dan 10 wartawan Malaysia, seperti wartawan dari BERNAMA TV, Harian Kosmo, Gaya Travel Magazine, New Straits Times dan the Star. Kegiatan juga dihadiri oleh ketua Association of the Indonesian Tours and Travels Agency (ASITA) NTB, Dewantoro Umbu Jaka. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) NTB, I Gusti Lanang Putra dan praktisi industri pariwisata NTB lainnya (Kemlu.go.id, 2016). Dalam Famtrip ini para peserta diajak untuk lebih mengeksplorasi potensi wisata, kuliner, serta adat-istiadat Lombok sehingga dengan adanya eksplorasi secara langsung diharapkan dapat memberikan pemahaman objektif terhadap pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dan dapat diberitakan kepada negaranya. Kegiatan Fam-trip Malaysia tersebut berlanjut ditahun berikutnya yaitu pada tahun 2017 dengan destinasi yang berbeda. Sebanyak 38 perwakilan agen dan biro perjalanan wisata yang terdiri dari 36 orang asal Malaysia, serta satu orang dari Batam dan Medan melakukan fam-trip ke Aceh selama tiga hari. Kegiatan pengenalan destinasi wisata di Aceh tersebut disponsori oleh Aceh Great Wall Tour bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Yuanita, 2017).

  16. Selanjutnya, sebanyak 6 orang jurnalis dan selebriti media sosial asal Arab Saudi di undang ikut dalam program Fam-trip di Indonesia selama 10 hari dengan kegiatan menyusuri rute kunjungan raja Salman. Terdapat tiga profesional media yang ikut dalam program Fam-trip tersebut yakni wartawati Saudi Gazzette Layan Zoheir Damanhuri, wartawan majalah pariwisata Mesfar, Turki Alzarani, dan fotografer belia berbakat Abdurrahman al-Ghamdi (Kompas.com, Jurnalis Arab Saudi Ikuti Paket Wisata “Rute Raja Salman”, 2017).

  17. Indonesia dan Malaysia bersepakat menjalin kerja sama dalam promosi dan pengembangan wisata halal guna mengoptimalkan potensi masingmasing negara di sektor tersebut. Menteri Pariwisata Malaysia YB Datuk Mas Ermieyanti mengatakan kedua negara memiliki potensi wisata Islami besar dan bisa bekerja sama mempromosikannya ke dunia (Ramadhan, 2015).

  18. Indonesia dan Thailand sepakat membuat paket pariwisata dengan destinasi wisata di kedua negara, sebagai upaya meningkatkan jumlah wisatawan asal Timur Tengah untuk berkunjung ke Indonesia (Deny, 2017).

  19. Indonesia dan Arab Saudi melakukan hubungan kerja sama dalam sektor pariwisata. Setidaknya ada 5 poin penting yang di bangun oleh kedua negara tersebut seperti yang dijelaskan Menteri Pariwisata Arief Yahya. Pertama, pemasaran bersama, MICE ( Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions ), saling memberi kemudahan dalam visa and permit. Kedua, terkait pertukaran informasi pariwisata Indonesia dan Arab Saudi yang menekankan kepada informasi terkait wisata halal. Ketiga, kerja sama di bidang investasi pariwisata, terutama di Mandalika, NTB; Tanjung Lesung, Banten; Tanjung Kelayang, Belitung; dan Mandeh, Sumatera Barat. Keempat, adalah terkait peningkatan sumber daya manusia untuk kepentingan pariwisata di kedua negara. Kelima, kerja sama business to business antar-industri pariwisata di Indonesia dan Arab (Travel.kompas.com, 2017).