Bagaimana stereotipe bisa berkontribusi pada prasangka yang berat sebelah (bias)?

Stereotipe adalah kepercayaan atau gambaran umum yang dimiliki oleh individu terhadap anggota kelompok tertentu sebagai sesuatu yang bersifat normal, karena melihat individu sebagai makhluk yang selalu memproduksi dan mereproduksi pesan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimana stereotipe bisa berkontribusi pada prasangka yang berat sebelah (bias)?

Prasangka terjadi di mana-mana dalam berbagai bentuk, dan hal itu memengaruhi kita semua. Prasangka dapat terjadi dalam dua arah: mengalir dari kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas, dan sebaliknya. Kelompok manapun dapat menjadi sasaran prasangka. Banyak aspek dari identitas kita yang dapat menyebabkan kita diberi label dan didiskriminasi, antara lain kebangsaan, ras, etnis, jenis kelamin, orientasi seksual, agama, penampilan fisik, negara, dll.

Pada dasarnya stereotype merefleksikan keyakinan budaya mengenai hal tertentu. Individu dapat menginternalisasi stereotype tersebut dan menggunakannya sebagai bagian dari skema yang dimilikinya.

Prasangka sendiri adalah produk sampingan dari cara kita memproses dan mengatur informasi. Dengan adanya stereotipe maka secara otomatis kita akan cenderung untuk mengkategorikan dan mengelompokkan informasi, membentuk skema dan menggunakannya dalam menafsirkan informasi baru atau unik, mengandalkan pada heuristicts (jalan pintas dalam penalaran mental) yang tidak akurat, dan bergantung pada proses memori yang salah, dimana semua aspek kognisi sosial tersebut dapat membawa kita membentuk stereotip negatif dan menerapkannya dengan cara diskriminatif.

Oleh karena itu, stereotipe sangat berkontribusi terhadap prasangka yang ada, terutama stereotipe yang negatif. Apabila prasangka-prasangka ini tidak diminimalisir, maka dampak terbesarnya adalah terjadinya konflik sosial, bahkan bisa berakibat terjadi perang.

Sebagai contoh adalah bagaimana Nazi ketika Perang Dunia kedua, memanfaatkan stereotipe yang ada, yaitu bangsa Yahudi adalah bangsa penghianat dan bangsa yang licik, mengakibatkan prasangka yang negatif dari warga Jerman terhadap keturunan Yahudi. Akibatnya, masyarakat Jerman sendiri membiarkan atau bahkan mendukung perlakuan-perlakuan Nazi terhadap keturunan Yahudi.