Bersama Nadiem Makarim, Alamanda merintis Go-Jek dari nol hingga bisa menjadi salah satu digital startup paling besar yang ada di Indonesia. Namun sekarang, Alamanda memilih hengkang dan bergabung bersama Kibar untuk fokus membangun ekosistem digital startup di nusantara. Hal ini bisa dikatakan sesuatu yang baru di Indonesia dimana sosok perempuan menjadi salah satu pionir dalam bidang teknologi.
Menurut kalian, bagaimana Alamanda dapat menjadi inspirasi bagi wanita muda Indonesia dalam bidang teknologi informasi?
Ya, seperti yang saya baca dari biografi Alamanda, bahwa peran sang ayah yang sejak usia 4 tahun sudah mengenalkannya pada Matematika Dasar ternyata melatih Alamanda mempunyai mata yang jeli dalam mengidentifikasi suatu masalah (problem solving) dan memberikan solusi. Yang dapat wanita muda Indonesia teladani dari sosok Alamanda ini adalah kematangan ia dalam menjaga dan melakukan prinsipnya, yang ia peroleh dari orangtuanya, yaitu selalu bekerja dengan sepenuh hati dan harus selalu jadi yang berbeda.
Alamanda menarik perhatian lantaran dirinya bisa klop di dunia teknologi, bidang yang kerap identik kaum lelaki.
Ia kemudian mengerti tentang stigma bahwa industri teknologi dikuasai oleh para lelaki, sementara dirinya wanita yang sebetulnya sejak dini telah tertarik dengan hal yang berbau hi-tech.
“Sudah bisa coding sejak umur 14 tahun,” ucap Alamanda. “Tapi saya rasa semakin ke sini peran wanita dan lelaki sudah semestinya seimbang, tidak ada perbedaan.”
Alamanda menambahkan, selama ini tidak pernah mendapat pengalaman di mana dirinya direndahkan atau diremehkan hanya karena dirinya ‘wanita yang kecemplung’ di sektor teknologi. Menurut Alamanda, menjadi wanita di dunia teknologi khususnya berada di posisi kepemimpinan seperi dirinya, justru menjadi suatu kelebihan.
“Perempuan kan apa-apa pakai perasaan, jadi kita manfaatkan sense itu untuk membangun teamwork yang lebih kokoh,” ujarnya.
Alamanda Shantika Santoso bisa dibilang salah satu tokoh wanita di Indonesia yang berperan penting dalam dunia teknologi. Bagaimana tidak, Alamanda merupakan salah satu orang yang berperan penting dalam membangun Gojek, salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang transportasi online. Tidak tanggung-tanggung, Alamanda merupakan salah satu anggota tim yang tergabung dalam merancang aplikasi Gojek mulai dari merancang tampilan (UI/UX) sampai bagian programming. Hal ini tentu saja merupakan hal yang luar biasa mengingat kebanyakan programmer yang ada khususnya di Indonesia adalah laki-laki. Namun berbeda dengan Alamanda, ia sudah menggemari dunia programming sejak usia belia.
Wanita lulusan Binus ini mengaku bahwa ia sangat menyukai Matematika dan IT karena mampu membuatnya belajar lebih dalam tentang problem solving. Hal ini juga tidak lepas dari peran Ayahnya yang sejak kecil sudah mengenalkan Alamanda dengan matematika dasar.
Hal ini tentu memecah stigma khususnya di Indonesia dimana kebanyakan programmer adalah seorang laki-laki. Wanita juga tidak kalah dalam hal ini asal benar-benar memiliki minat pada bidang tersebut. Sekarang wanita di Indonesia juga sudah mulai banyak yang berminat di bidang pemrograman dibuktikan dengan di kampus-kampus di Indonesia yang memiliki fakultas atau program studi ilmu komputer tidak hanya diminati oleh laki-laki namun sudah banyak wanita yang menjadi mahasiswa Ilmu Komputer.
Kedepannyadi harapkan akan muncul tokoh-tokoh wanita lain yang akan memegang peran penting dalam bidang teknologi di Indonesia.
Alamanda berani mengambil resiko, dan tidak berdiam di zona nyaman
Menjabat sebagai seorang Vice President di Gojek pastilah bukan posisi yang mudah untuk ditinggalkan, apalagi Gojek berkembang dengan sangat pesat dan menjadi role model bagi banyak startup lain. Namun walau begitu, Alamanda tidak berdiam diri di zona nyaman, dan memilih untuk mengembangkan startup lain agar terdapat banyak startup di Indonesia yang dapat berkembang dengan baik.
Alamanda Shantika Santoso dulunya merupakan mahasiswa BInus yang lulus pada tahun 2010. Alamanda menekuni jurusan TI dan matematika pada tahun 2005. Dan ternyata sejak kecil Alamanda sudah menyukai pelajaran matematika. Setelah lulus dari Binus Alamanda mencoba di perusahaan – perusahaan IT sampai sebelumnya menjadi Vice President Gojek. Setelah itu Alamanda mencoba keluar dari zona nyaman dan menerima ajakan temanya yang bernama Nadiem untuk bergabung di Gojek. Setelah bergabung di Gojek nama Alamand pun melambung berkat kesuksesannya dan menjadi sosok wanita yang sukses di dunia IT yang notabene dunia ini banyak ditekuni oleh kaum laki-laki.
Dibalik kesuksesan Alamanda, tentunya ada orang tua Alamanda yang selalu mensupport Alamanda sehingga seperti sekarang. Meskipun Alamanda seorang perempuan tetapi Alamanda percaya bahwa pada saat ini wanita harus setara dengan kaum laki-laki di dunia pekerjaan.
Untuk menjadi Inspirasi, tentunya Alamanda telah melakukan sesuatu sehingga dia bisa di jadikan inspirasi. Contohnya adalah teguh dalam memegang prinsip, merasa tidak adanya perbedaan antara pria maupun wanita sehingga mampu melawan stigma yang ada pada masyarakat, selalu ingin berkembang dimana Alamanda juga telah tergabung dalam gerakan 1000 startup. Maka dari itu, Alamanda dapat menjadi inspirasi khususnya bagi para wanita Indonesia.
Sosok Alamanda Shantika bisa sukses di dunia start up karena dimulainya ketertarikan beliau pada matematika dan coding dan juga suka menulis dan mendesain. Dengan keahlian serta hobinya itulah, beliau memiliki cara berpikir untuk membangun start up itu tidak untuk demi kesuksesan yang beliau dapat semata. Melainkan beliau juga memiliki pemikiran seperti “Kita harus mempunyai kesadaran sosial terhadap lingkungan. Kita harus membuka mata lebar-lebar. Lihat persoalan sekitar. Masih banyak juga yang tidak melihat persoalan-persoalan itu. Lalu, mau untuk melakukan perubahan”