Bagaimana siklus hodup Leucocytozoonosis?

Leucocytozoonosis merupakan penyakit parasitik pada unggas yang disebabkan
oleh protozoa dari genus Leucocytozoon. Leucocytozoon sp. diklasifikasikan
sebagai protozoa dari phylum apicomplexa, kelas sporozoa, ordo eucoccidiidae,
famili plasmodiidae. Protozoa ini hidup sebagai parasit di dalam sel darah
putih. Di Asia Tenggara, terdapat dua spesies yang paling sering ditemukan
menyebabkan Leucocytozoonosis pada ayam, yaitu Leucocytozoon caulleryi dan
Leucocytozoon sabrazesi. Penyakit ini sering terjadi pada peternakan di negara
beriklim tropis terutama pada peternakan yang dekat dengan sumber air seperti
kolam dan danau. Hal tersebut dikarenakan sumber air merupakan habitat hidup
bagi vektor perantara Leucocytozoon sp. yaitu Simulium sp. dan Culicoides
arakawae. Selain ayam, Leucocytozoon juga dapat menginfeksi unggas air, dan
kalkun.

image

Siklus hidup Plasmodium melibatkan nyamuk sebagai vektor biologisnya. Plasmodium berkembang biak melalui tahap asexual dan tahap sexual. Tahap asexual terjadi di tubuh inang, sedangkan tahap sexual terjadi di dalam tubuh nyamuk. Nyamuk yang terinfeksi memiliki sporozoit di kelenjar ludahnya. Ketika nyamuk tersebut menghisap darah inang, sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk dipindahkan ke dalam tubuh inang. Sporozoit tersebut akan menginfiltrasi sel-sel makrofag di sekitar kulit dan membentuk skizon pre-eritrositik atau yang disebut cryptozoit. Cryptozoit tersebut mengalami perkembangan membentuk merozoit yang akan keluar ketika makrofag lisis. Merozoit yang lepas akan menginfiltrasi kembali makrofag pada kulit atau yang disebut metacryptozoit. Sama seperti cryptozoit, metacryptozoit juga akan mengalami perkembangan membentuk merozoit yang akan keluar ketika makrofag lisis. Merozoit yang keluar dari metacryptozoit akan keluar menuju sel darah merah (skizon eritrositik) dan sel-sel tubuh yang lain (skizon ekso-eritrositik). Untuk kasus Plasmodiosis akibat infeksi P.galinaceum, P.relictum, dan P.cathemerium, merozoit dari metacryptozoit selain menginfiltrasi eritrosit juga akan menginfeksi sel-sel endotel, sedangkan pada Plasmodiosis akibat infeksi P.elongatum dan P.vaughani merozoit dari metacryptozoit akan menginfiltrasi sel-sel haemopoietik. Pada kasus plasmodiosis akibat P.galinaceum dan P.elongatum, merozoit yang keluar dari skizon eritrositik dapat menginfiltrasi sel-sel endotel lagi membentuk phanerozoit. Merozoitmerozoit dari skizon eritrositik dan ekso-eritrositik dapat kembali berulang menginfiltrasi eritrosit dan sel tubuh yang lain lagi atau dapat berkembang menjadi mikrogamet dan makrogamet. Di dalam usus nyamuk, mikrogamet dan makrogamet akan mengalami pendewasaan. Mikrogamet akan mengalami eksflagelasi untuk dapat memfertilisasi makrogamet (synggami). Zigot (ookinet) yang terbentuk dari synggami tersebut akan melakukan penetrasi pada dinding sel usus nyamuk. Di dinding sel usus nyamuk, ookinet membentuk sporozoit yang akan keluar dan menuju kelenjar ludah ketika dinding sel ruptur.