Bagaimana sejarah Timor Leste dengan Indonesia ?

Timor Leste

Sejarah Timor Leste berawal dengan kedatangan orang Australoid dan Melanesia. Orang dari Portugal mulai berdagang dengan pulau Timor pada awal abad ke-15 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi beberapa bentrokan dengan Belanda, dibuat perjanjian pada 1859 di mana Portugal memberikan bagian barat pulau itu. Jepang menguasai Timor Timur dari 1942 sampai 1945, namun setelah mereka kalah dalam Perang Dunia II Portugal kembali menguasainya.

Bagaimana sejarah Timor Timur dengan Indonesia ?

Sejarah Timor Timur terbagi menjadi 2 bagian penting. Yaitu sejarah bergabungnya dengan Indonesia dan sejarah terlepasnya dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kerusuhan, tragedi, air mata dan perjuangan rakyat Timor Timur patut diapresiasi oleh semua pihak. Terutama negara-negara besar yang menurut para ahli politik menjadi pengaruh kuat pada sejarah Timor Timur.

Timor Timur Bergabung dengan Indonesia


Revolusi Bunga

Carnation-Revolution

Sejarah yang dibuat oleh rakyat Timor Timur berawal dari munculnya revolusi bunga (red flower’s revolution) di Portugal. Pada saat itu, pemerintahan dalam negeri Portugal sangat buruk. Terjadi kerusuhan dan chaos yang disebabkan oleh kudeta militer terhadap Dr. Antonio De Oliveire Salazar. Kudeta ini dinahkodai oleh Jenderal De Spinola.

Akibat dari revolusi bunga ternyata tidak hanya mengacaukan kondisi politik dan perekonomian Portugal. Lebih dari itu, sebagai negara penjajah yang sudah menerapkan kolonialisme dan mempunyai beberapa negara koloni, Portugal memiliki kewajiban mengurusi wilayah-wilayah koloninya. Salah satu daerah koloni milik Portugal yang telah dimiliki sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Pemerintah Timor Timur telah kewalahan menghadapi kudeta militer yang terus menerus menyerang pemerintahan. Akhirnya dari revolusi bunga lahirlah kebijakan yang membebaskan daerah koloni Portugal menentukan sendiri nasibnya. Politik yang dulunya tabu bagi warga sipil mulai dilaksanakan secara mandiri dan bebas menentukan arah masa depan bangsa. Begitu pula dengan rakyat Timor Timur yang dicengkeram Portugal.

Timbul Golongan

Karena diberikan kebebasan oleh Portugal, di golongan rakyat Timor Timur pun timbul beberapa golongan partai politik yang berbeda arah tujuan. Meskipun sudah tidak lagi menjajah, Portugal masih berkewajiban mengurus masa depan Timor Timur sampai jelas. Sebagai tindak lanjut dari tugas tersebut, Portugal yang sudah lemah dari dalam mendatangi Indonesia.

Dipilih Indonesia karena negara ini lebih kuat dan menjanjikan dibanding negara lain di dekat Timor Timur. Lagi pula Indonesia merupakan negara merdeka, berdaulat dan bahkan secara tidak langsung adat istiadat sampai kebudayaannya banyak yang diadopsi oleh warga Timor Timur. Sehingga ada ikatan batin yang erat antara rakyat Timor Timur dengan wilayah merah putih.

Dr. Antonio De Almeida Santos bertindak sebagai Menteri Seberang Lautan Portugal mendatangi Indonesia untuk membicarakan permasalahan Timor Timur. Menteri tersebut mendatangi Presiden RI yang saat itu dijabat oleh H. Soeharto dengan kekuasan orde barunya yang gagah pada tanggal 16 sampai 19 Oktober 1974.

Setelah pembicaraan dengan Indonesia, muncullah beberapa kubu politik di Timor Timur. Kubu tersebut adalah sebagai berikut :

  • Fretilin yang dulu bernama ASDT. Fretilin (Frente Revolutinaria De Timor Leste Independente menghendaki Timor Timur merdeka dan berdaulat di atas kaki sendiri. Fransisco Xavier Do Amaral menjadi tumpuan rakyat Timor Timur yang menginginkan kebebasan sendiri, karenanya dia menjabat sebagai pimpinan partai Fretilin ini.

  • AITI (APODETI), Partai Buruh (Pratido Trabalhista), dan KOTA maunya Timor Timur lepas dari Portugal dan menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka berargumen bahwa Indonesia dan Timor Timur tidak dapat terpisahkan. Sejarah masa lalu sempat memberikan kenangan hubungan kedua wilayah tersebut. Bahkan Timor Timur merasa terkait dengan sejarah bahasa Indonesia yang dalam prakteknya banyak dipakai sebagai bahasa komunikasi mereka.

  • UDT (Uni Demokrasi Timor) ingin Timor Timur bergabung dengan negara Portugal yang menjadi induk semangnya bertahun-tahun. Alasan Mario Vegas Carascalao sebagai pemimpin partai untuk tetap menjadi bagian dari Portugis karena Timor Timur tidak memiliki potensi merdeka. Timor Timur masih menjadi negara bekas jajahan Portugal yang sama sekali tidak memiliki persiapan untuk merdeka sehingga dari segi ekonomi, politik dan taraf hidup rakyatnya dikhawatirkan kondisi Timor Timur jika merdeka sendiri justru semakin terpuruk dan miskin.
    Ketiga kubu politik di atas sama-sama ingin mencapai tujuannya sendiri. Namun di kemudian hari, UDT memutuskan bergabung dengan kubu pro bergabung dengan Indonesia. Jadi ia masuk bersama 3 partai lain yang sudah lebih dulu menyuarakan pendapat mayoritas rakyat Timor Timur.

Keputusan Timor Timur

Di hari lain, Fretilin nekad memproklamasikan berdirinya negara Timor Timur. Negara baru ini mendudukkan Xavier Do Amaral yang awalnya menjadi pemimpin partai sekarang sebagai presiden. Negaranya dinamai Republik Demokrasi Timor Timur dan dideklarasikan tanggal 28 November 1975.

Sebagai aksi balasan dan usaha mempertahankan tujuan dari kubu lawan, gabungan 4 partai politik yang lain turut mengambil tindakan sebagai sikap tanggapan atas kelancangan yang dilakukan Fretilin. Mereka pun membuat deklarasi lain yang dilakukan sehari setelah proklamasi kemerdekaan Timor Timur. Tepatnya pada tanggal 29 November 1975, Kubu ini mengumumkan telah bergabung dengan NKRI. Namun penandatanganan sebagai tanda resminya baru dilaksanakan akhir November tanggal 30 tahun 1975. Kemudian proklamasi ini dikenal dengan nama proklamasi Balibo karena dilangsukan di Balibo.

Kubu pro Indonesia menunjukkan tekad yang tidak main-main dengan keinginannya bergabung bersama Indonesia. Mereka menyelenggarakan Pemerintahan Sementara Timor Timur (PSTT) di tanggal 17 Desember 1975 sebagai bentuk kekuatan hukum dan keseriusan mereka dalam menjadi bagian dari negara berdaulat.

Keputusan Fraksi pro Indonesia baru menyampaikan maksudnya secara resmi kepada Presiden Soeharto di tanggal 7 Juni 1976. Keinginan berintegrasi dengan Indonesia diterima oleh Preside RI 10 hari setelah surat tersebut sampai di Jakarta. Sebagai bukti tertulis diterimanya Timor Timur menjadi provinsi ke-27 Indonesia, Presiden mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1976. Arnodo Dos Reis Araujo bersama Fransisco Xavier Lopez Da Cruz menjadi pasangan gubernur dan wakilnya yang perdana.

Seusai dikeluarkan keputusan resmi dari pemerintahan Indonesia, pihak Indonesia yang berinduk di Jakarta mengerahkan segenap usaha pembenahan di Timor Timur. Bukan hanya kerusuhan, melainkan juga usaha meningkatkan taraf hidup rakyat Timor Timur yang rendah, dan usaha meratakan pembangunan di bidang infrastruktur, ekonomi dan kesehatan sebagaimana wilayah RI lain yang juga mengalami pembangunan.

Timor Timur Terlepas dari Indonesia


Tidak Puas

Setelah sekira 24 tahun bersama dengan Indonesia, Timor Timur akhirnya menyalahi janji kesetiannya sendiri yang dulu diabdikan untuk Indonesia. Namun di balik Tragedi Timor Timur yang menyedihkan, ada hubungan tak terlihat antara kasus ini dengan sejarah keruntuhan Uni Soviet.

Keanehan menyeret nama sejarah Uni Soviet dalam sejarah Timor Leste bukan tanpa alasan. Kerusuhan yang terjadi di akhir abad 19 tersebut mengundang perhatian dunia internasional, termasuk Amerika Serikat yang menjadi polisi dunia. Amerika, Australia dan semua sekutunya menginginkan modernisasi dan kapitalisme dipakai seluruh negara di dunia.

Permusuhan antara Amerika dan Uni Soviet yang sudah berakhir seiring selesainya perang dingin ternyata masih menyisakan kewaspadaan. Amerika takut dengan paham komunisme dan marxisme yang dianut oleh pemimpin Timor Timur. Oleh karenanya, ada usaha terselubung yang direncanakan secara dramatis.

Meskipun Indonesia sebagai negara sudah berusaha melakukan pembangunan sebaik mungkin pada Timor Timur, masih saja ada golongan yang tidak puas. Tidak berhenti pada kedongkolan hati karena merasa pembangunan masih kurang, mereka melakukan tindakan separatis yang memicu disintegrasi bangsa.

Konflik ternyata terus berlangsung sejak 1975 Timor Timur mendeklarasikan bergabung dengan Indonesia sampai tahun 1999 ketika Indonesia baru saja keluar dari krisis moneter yang menyisakan kekacauan ekonomi dan politik. Ratusan ribu permasalahan disintegrasi bangsa terus bermunculan di bumi loro sae. Hingga memakan korban nyawa rakyat jelata. Ada 84.200 orang mati karena terserang penyakit dan belasan ribu orang lainnya menjadi korban perang saudara.

PBB Datang


Salah satu demonstrasi di Australia yang menentang kependudukan Indonesia di Timor Timur

United Nation Organization (UNO) atau disebut PBB dalam bahasa Indonesia, merupakan organisasi dunia yang memiliki banyak sayap untuk menyelesaikan konflik di dunia internasional. Kedatangan PBB ke Timor Timur bertujuan memastikan masa depan Timor Timur tanpa menimbulkan lebih banyak korban.

PBB datang untuk melaksanakan jajak pendapat rakyat Timor Timur. Apakah mayoritas berada di pihak pro integrasi atau malah pro disintegrasi. Jajak pendapat atau referendum ini dilaksanakan tanggal 30 Agustus 1999 dan disokong oleh Amerika beserta sekutunya seperti Australia. Sungguh mengagetkan, 78,3 % rakyat Timor Timur ingin berpisah dari janji kesetiannya pada NKRI.

Sebenarnya pada waktu Presiden Habibie menggantikan Soeharto setahun sebelumnya, beliau telah mengambil kebijaksanaan yang sangat tepat. Ada tawaran otonomi daerah kepada Timor Timur untuk mengurus sendiri rumah tangganya tetapi masih di bawah payung NKRI. Namun dunia internasional kurang sejalan dengan sikap Habibie, banyak negara dari Eropa dan Australia yang lantas menekan Indonesia agar melepaskan Timor Timur.

Bahkan Perdana Menteri Australia menyarankan Habibie untuk membebaskan Timor Timur agar merdeka sendiri. Tentu saja Habibie yang sudah memanggul banyak beban dalam negeri semakin kecewa karena ternyata dunia internasional lebih banyak menekan melepas TimTim dibanding mempertahankannya. Beliau pun menyetujui referendum PBB setahun setelahnya yang resmi memisahkan TimTim dengan NKRI.

Setelah referendum PBB, kondisi internal Timor Timur masih kacau. Perang saudara masih terjadi, dan administrasi wilayahnya dipegang oleh UNTAET -organisasi bawahan PBB yang mengurus kasus Timor Timur. Kesiapan kemerdekaan Timor Timur baru didapatkan pada abad 20. Mula-mula dilakukan pemilihan umum untuk memilih konstitusi negara sejak tahun 2001 hingga bulan Februari 2002.

Segala persiapan untuk sebuah negara merdeka sudah cukup kuat di awal millenium kedua. Timor Timur pun memproklamasikan kemerdekaan negaranya sendiri di tanggal 20 Mei 2002 dengan Xanana Gusmao sebagai Presiden awalnya. Sejak saat itulah, Timor Timur merubah namanya menjadi Timor Leste dan menghapus segala kenangan bersama NKRI.

Bahasa yang digunakan di Timor Leste adalah Portugal. Sementara itu, mata uang yang diberlakukan di negara tersebut yaitu Dollar Amerika. Adat istiadat dibuat sebisa mungkin lebih condong ke daerah sendiri atau Portugal. Dengan Dili sebagai ibukotanya, Timor Leste diterima sebagai anggota UNO (PBB) tepat pada tanggal 27 September 2002.

sumber