Bagaimana sejarah tentang Revolusi Amerika ?

Revolusi Amerika

Revolusi Amerika merupakan perang penolakan rakyat koloni Amerika terhadap kebijakan-kebijakan Inggris yang sangat merugikan rakyat koloni Amerika.

Bagaimana sejarah tentang Revolusi Amerika ?

Perang Revolusi Amerika Serikat (1775–1783), Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, atau Perang Revolusi saja di Amerika Serikat, berawal sebagai sebuah perang antara Kerajaan Britania Raya dan Amerika Serikat yang baru berdiri, namun perlahan menjadi perang global antara Britania di satu sisi dan Amerika Serikat, Perancis, Belanda, dan Spanyol di sisi lainnya. Perang ini dimenangkan oleh Amerika Serikat dengan hasil yang bercampur dengan kekuatan lainnya.

Dengan adanya peristiwa teh di Boston, George III bertekad untuk menundukkan Massachusetts dengan kekuatan senjata. Rakyat koloni tidak menghiraukan tuntutan dan ancaman Inggris, dua belas negara koloni lainnya telah menyatakan setia kawan berdiri di belakangnya. Pada awal Desember 1774, ke tiga belas koloni mengadakan pertemuan di Philadelphia (yang kemudian dikenal dengan Kongres Kontinental I) untuk menentukan langkah dalam menghadapi Inggris. Peristiwa ini merupa-kan pertama kalinya bagi ketiga belas koloni di Amerika untuk bersatu dan saling bekerja sama. Kongres Kontinental I menghasilkan pernyataan yang pada dasarnya bahwa rakyat koloni di Amerika tetap setia kepada Raja Inggris dan menuntut kebi-jaksanaan agar memulihkan hubungan baik antara daerah koloni dan negara induk Inggris.Sementara itu, telah terjadi pertempuran antara pasukan Inggris dan rakyat koloni. Pertempuran pertama meletus di Lexington, kemudian menjalar ke Concord, dan Boston.

Inggris menolak tuntutan warga koloni. Adanya The Boston Tea Party dan tuntutan tanah koloni dianggap sebagai tanda dimulainya suatu pemberontakan. Pemerintah Inggris segera memperbesar jumlah pasukannya di Amerika. Sejak saat itulah kaum koloni Amerika yakin bahwa jalan damai untuk menuntut hakhaknya sebagai orang Inggris tidak mungkin dapat tercapai. Bahkan, mereka terancam akan dimusnahkan segalanya sehingga mereka bertekad untuk mempertahankan kebebasannya. Kaum koloni Amerika kemudian mengangkat Goeroge Washington, seorang yang berjasa kepada Inggris dalam Perang Laut Tujuh Tahun untuk menghadapi Inggris.

Pada mulanya perang ini hanya bersifat menentang kekerasan pemerintah Inggris terhadap kaum koloni dan belum mempunyai tujuan untuk mencapai kemerdekaan. Akan tetapi, tujuan perang menjadi jelas setelah terbitnya buku Common Sense (1776) karya Thomas Paine. Tulisan ini berisikan paham kemerdekaan yang kemudian menyadarkan kaum koloni untuk mengubah tujuan perjuangannya dari menentang kekerasan menjadi perjuangan mencapai kemerdekaan.

Dalam Kongres Kontinental II tahun 1775 di Philadelphia, para wakil dari ketiga belas koloni sepakat untuk memerdekakan diri. Akhirnya pada tanggal 4 Juli 1776 dicanangkan Declaration of Independence sebagai alasan untuk memisahkan diri dari negeri induk Inggris. Naskah Declaration of Independence ini disusun oleh panitia kecil yang beranggotakan lima orang, yakni Thomas Jefferson, Benyamin Franklin, Roger Sherman,Robert Livingstone, dan John Adams. Mereka itulah yang kemudian dikenal dengan Lima Tokoh Penyusun Naskah Declaration of Independence. Pada tanggal 4 Juli 1776 ditandatangani Declaration of Independence dan dijadikan hari Kemerdekaan Amerika (Independence Day).

Sementara itu, peperangan semakin meluas hampir di seluruh tiga belas koloni. Pada mulanya tentara Amerika yang dipimpin oleh George Washington tersebut selalu mengalami kekalahan. Kekalahan yang dialami oleh Amerika disebabkan oleh faktor kelemahan militer Amerika yang sebagian besar terdiri atas kalangan sipil yang tidak memiliki pengalaman tempur. Di samping masalah militer, Amerika juga dihadapkan pada kondisi di dalam masyarakat yang belum seluruhnya mendukung terhadap kemerdekaan Amerika. Beberapa golongan masyarakat yang justru umumnya berasal dari kelas menengah ke atas masih banyak yang pro terhadap Inggris dan tidak setuju kalau Amerika merdeka menjadi suatu negara.

Menyadari kelemahan tersebut, para pemimpin Amerika berusaha untuk menyusun strategi agar dapat mengalahkan kekuatan Inggris. Strategi yang kemudian dilakukan adalah dengan meminta dukungan terhadap negara-negara Eropa lainnya terhadap perjuangan kemerdekaan rakyat Amerika. Permintaan dukungan tersebut terutama diarahkan pada negara-negara yang memiliki konflik dengan Inggris seperti Prancis, Spanyol, Denmark, dan Belanda. Melalui dutanya yang bernama Benjamin Franklin, Amerika berhasil menyusun dukungan dari negara-negara Eropa tersebut terutama dari Prancis untuk membantu perang kemerdekaan Amerika.

Bantuan dari negara-negara Eropa sangat berarti bagi kemerdekaan Amerika. Hal ini terbukti sejak tahun 1780, pasukan Amerika berhasil mengalahkan pasukan Inggris di berbagai pertempuran. Walaupun daerah Carolina, Charleston, dan Virginia sempat dikuasai oleh Inggris, akan tetapi pada pertempuran berikutnya pasukan Inggris berhasil dikalahkan oleh pasukan gabungan Amerika dan Prancis. Gabungan pasukan George Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 orang berhasil mengalahkan pasukan Inggris di bawah pimpinan Lord Cornwalis di daerah Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwalis menyerah dan parlemen Inggris segera memutuskan untuk menghentikan perang.

Pada tahun 1782, perjanjian perdamaian dimulai antara Amerika Serikat dengan Inggris dan baru pada tanggal 3 September 1783 secara resmi ditandatangani perjanjian perdamaian tersebut. Hasil Perjanjian Paris tahun 1783 berisi tentang pengakuan Inggris terhadap kemerdekaan dan kedaulatan ketiga belas koloni menjadi negara merdeka yaitu Amerika Serikat. Selain itu, Inggris juga menyerahkan daerah bagian barat Mississippi kepada negara baru tersebut. Sesudah peperangan berakhir, kongres Amerika kemudian mengusulkan agar 13 negara bagian menyerahkan kembali hak milik kaum moderat/royalis yang dulu pro terhadap Inggris yang selama peperangan disita oleh kaum milisi. Pasca perang negara baru ini mulai berkonsentrasi untuk menyusun pemerintahan nasional yang dapat menaungi seluruh aspirasi rakyat Amerika.

Sumber :
http://www.huwagu.com/2015/11/revolusi-amerika-1776-latar-belakang.html

Sejarah mengenai Benua Amerika pertama kali tercatat dalam sejarah berawak ketika Christopher Colombus datang ke benua itu. Benua yang pertama kali ia mengira tersebut sebagai India pada tahun 1492, dengan mengerahkan tiga buah kapal. Setelah kedatangan Colombus, pada awal abad ke-16 seorang navigator dan pedagang dari Florence, Italia yang bernama Amerigo Vespucci tiba di Amerika.

Kedatangan Vespucci menyadarkan banyak orang Eropa, bahwa daerah yang ia datangi tersebut sebenarnya merupakan daerah baru yang belum pernah dikunjungi oleh orang Eropa sebelumnya. Pada tahun tahun selanjutnya setelah kedatangan kedua pelaut tersebut, maka dimulailah gelombang migrasi orang-orang Eropa ke Benua Amerika. Orang-orang Inggris dan Perancis pada umumnya banyak menetap di Amerika Utara, sedangkan orang-orang Portugis dan Spanyol banyak mendirikan koloni di Amerika Selatan.

Pembentukan Daerah Koloni Amerika Utara

Koloni Amerika Utara

Perpindahan berbagai bangsa di Eropa ke Benua Amerika didorong oleh banyak motivasi, diantaranya adalah adanya harapan bagi mereka untuk dapat menjalankan agama mereka (Protestan) secara bebas tanpa ada tekanan dari penguasa, penguasa Eropa pada umumnya merupakan penganut Katolik.

Di benua baru tersebut kaum koloni sebutan bagi para imigran Eropa melaksanakan ajaran agama dan norma-norma Protestan secara ketat sehingga mereka disebut juga sebagai kaum puritan. Setelah jumlah para pedagang semakin besar, maka mereka mulai mendirikan koloni-koloni baru , koloni baru yang mereka didirikan terlepas dari campur tangan pemerintah Inggris.

Koloni-koloni yang ada dalam pendiriannya sangat berciri otonom. Beberapa koloni itu antara lain koloni Virginia koloni Maryland, koloni Pennsylvania, koloni New England, koloni New York, dan sebagainya. sampai menjelang Revolusi Amerika tahun 1776, telah membentuk 13 koloni di Amerika Utara yang nantinya akan menjadi Perintis revolusi dan membentuk negara Amerika Serikat.

Kedatangan John Cabot (1497) beserta sejumlah penjelajah Inggris lainnya mengawali kolonisasi Inggris atas Amerika bagian utara . Di benua baru tersebut, John Cabot dan rekan-rekannya memperoleh hak mengelola beberapa bidang tanah yang kemudian berkembang dan meluas menjadi koloni. Pada tahun 1763, daerahdaerah di Amerika yang menjadi wilayah kekuasaan Inggris telah mencapai tiga belas koloni yang memiliki pemerintahan sendiri.

Latar Belakang Revolusi Amerika Serikat


1. Perang tujuh tahun 1756-1763

Persaingan memperebutkan wilayah wilayah baru di Amerika Utara menyebabkan munculnya persengketaan antara Inggris dan Perancis. Wilayah jajahan atau koloni Inggris di Amerika Utara terletak di sepanjang pantai timur Amerika Utara. Adapun wilayah dari pantai selatan sepanjang Sungai Mississippi (Louisiana) sampai Kanada adalah koloni Prancis. Wilayah koloni Inggris dan Prancis ini dipisahkan oleh daerah pedalaman. Pergerakan Inggris yang terus-menerus memperluas tanah jajahannya ke arah barat kemudian mulai melanggar batas jajahan Prancis (Louisiana).

Hal ini memicu hubungan yang tegang antara Inggris dan Prancis yang mengarah ke peperangan. Pertempuran meletus setelah terjadi tembak-menembak antara pasukan Prancis dan pasukan koloni Inggris (warga Amerika) di dekat benteng Duquesne (Pittsburgh) yang merupakan wilayah Prancis. Dalam peperangan ini, Prancis kalah dan dibuatlah perjanjian perdamaian Paris yang isinya sebagai berikut.

  • Wilayah Kanada dan Louisiana di sebelah timur Mississippi diberikan kepada Inggris, sedangkan wilayah di sebelah barat Mississippi tetap menjadi milik Prancis.

  • Setelah itu Perancis dan Inggris menandatangani perjanjian Paris yang berdampak kepada semakin kuatnya dominasi Inggris di kawasan Amerika Utara, selain di Asia Selatan

Pada tahun 1763 perang baru berakhir setelah Perancis mengalami kekalahan.

2. Pemberlakuan Pajak terhadap Rakyat Koloni Amerika oleh Inggris

  • Sugar Act (undang-undang gula, 1764) pajak terhadap setiap impor gula kaum koloni Amerika

  • Stampt Act (undang-undang materai, 1765) pemberlakuan bawa materia terhadap segala dokumen resmi yang dikeluarkan koloni Amerika.

  • Townsend Act(undang-undang tawnsend) yaitu pemberlakuan pajak terhadap timah, cat, gelas ,dan kertas.

  • Tea Act (undang-undang teh, 1773) yaitu aturan monopoli teh isi yang mengharuskan kaum koloni membeli teh hanya kepada EIC(Kongsi dagang Inggris)

3. Adanya Paham Kebebasan dalam Politik

Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian dari Inggris yang mendapat tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum koloni menyatakan bahwa mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham kebebasan kaum koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang menganggap bahwa daerah koloni adalah jajahannya. Hal ini didasarkan pada Perjanjian Paris 1763.

4. Adanya Paham Kebebasan dalam Perdagangan

Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam perdagangan. hal itu bertentangan dengan paham pemerintah Inggris yang merasa berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negara induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni diwajibkan pemerintah Inggris hanya membeli barang-barang hasil industri negara induk saja. Kaum koloni menentang peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya kebebasan dagang.

5. Peristiwa The Boston Tea Party

image

Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya peristiwa yang dikenal dengan nama The Boston Tea Party pada tahun 1773. Pada saat itu, pemerintah Inggris memasukkan teh ke Pelabuhan Boston, Amerika. Pada malam harinya, muatan teh itu dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang menyamar sebagai orang Indian suku Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan kemarahan pemerintah Inggris (Raja George III) sehingga menuntut pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada yang mau bertanggung jawab sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya Revolusi Amerika.

Revolusi dan perang kemerdekaan Amerika.

1. Reaksi atas perlakuan pajak-pajak

Penolakan kaum koloni terhadap pajak pajak Inggris makin bersifat radikal. Kelompok paling keras dalam melaksanakan propaganda penolakan pajak adalah kelompok sons of Liberty pimpinan Samuel Adam. Tindakan kelompok tersebut yang paling terkenal adalah pemboikotan terhadap Teh Teh Inggris dengan melakukan pembuangan muatan teh yang diangkut oleh kapal yang sedang Merapat di pelabuhan Boston. Peristiwa yang terjadi pada 16 desember 1773 dan kemudian dinamakan the Boston Tea Party tersebutlah menjadi pemicu terjadinya Revolusi Amerika.

2. Kongres Masyarakat Koloni Amerika

Peristiwa yang terjadi di atas mendorong Raja George III sebagai raja Inggris Mulai mengambil tindakan tindakan keras. Pemerintah Inggris mengirimkan pasukan ke daerah daerah koloni Amerika memaksa mereka untuk membayar pajak dan menghentikan pemberontakan dalam upayanya pasukan Inggris terlibat bentrok senjata dengan kaum koloni Amerika di desa Lexington dan Concord Raid (tetapi ketika perang pertama antara koloni Amerika dan Inggris terjadi, kaum koloni belum memiliki pikiran untuk mendirikan suatu negara)

Sebagai reaksi terhadap pertempuran tersebut, maka pada bulan Oktober 1774 diadakan pertemuan bersama 13 koloni di Philadelphia. Pertemuan yang kemudian dikenal dengan nama kongres I itu menghasilkan beberapa kebulatan tekad, yaitu:

  1. Menghentikan segala hubungan dagang dengan Inggris sampai dihapuskannya pajak-pajak yang menindas kaum koloni Amerika.

  2. Menyerukan segenap kaum koloni untuk mempersiapkan diri menyongsong perang.

Pada kongres pertama tersebut kaum koloni belum membicarakan mengenai kemerdekaan Amerika, dan belum memiliki kejelasan sikap tentang motivasi peperangan mereka melawan Pemerintah Inggris.

Maka pada tahun 1775 diadakan Kongres kedua dengan keputusan kongres atas nama 13 koloni menyatakan sikap tidak lagi mengakui wewenang parlemen Inggris atas kaum koloni Amerika. Pada kongres kongres itu kaum koloni belum membicarakan mengenai kemerdekaan mereka bertempur melawan tentara Inggris karena mereka merasa tertindas oleh aturan-aturan Inggris , akan tetapi hal ini berubah setelah pada tahun 1776 orang Amerika membaca buku Thomas paine common sense.

Pada pada bulan Juli 1776 diadakan Kongres ketiga dengan keputusan sebagai berikut pendeklarasian kemerdekaan (Declaration of independence) pada 4 Juli 1776 yang sekaligus menandai berdirinya negara Amerika Serikat. Deklarasi yang disusun oleh Thomas Jefferson, Benjamin Franklin, dan John Adams tersebut kemudian dibacakan dihadapan rakyat koloni di lapangan state house

Pendeklarasian kemerdekaan Amerika segera mengundang reaksi hebat dari Inggris, yang lalu terjadilah perang kemerdekaan Amerika. Dalam perang kemerdekaan, Amerika mendapat bantuan dari pasukan Perancis dibawah Jendral Lafayette, selain Perancis Spanyol juga ikut membantu. Pada tahun 1783 setelah melalui pertempuran Yorktown pasukan Amerika Serikat di bawah pimpinan George Washington berhasil mengalahkan jendral Cornwallis yang memimpin seluruh tentara Inggris di Amerika beserta 7000 pasukannya pada 19 Oktober 1781. Akhirnya pada 3 September 1783 ditandatangani perjanjian Paris yang isinya Inggris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat tetapi Kanada tetap di bawah Inggris

Penyusun pemerintahan

1. Declaration of independence 1776

Dokumen ini merupakan sumber pertama pemerintah Amerika Serikat mengenai Pengakuan hak asasi manusia yang menyangkut tentang:

  • Hak hidup
  • Hak kemerdekaan
  • Hak kebebasan
  • Hak mendapatkan kebahagiaan

2. Articles of confederation

Articles of confederation merupakan undang-undang negara serikat yang berfungsi sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintahan sampai konstitusi Amerika Serikat terbentuk. undang-undang tersebut juga mengatur hubungan antara negara bagian dan kongres yang bertindak sebagai penyelenggara pemerintahan atau pemerintah pusat.

3. Constitution of United State of America

Constitution of United State of America merupakan undang-undang konstitusi Amerika Serikat yang disusun oleh James Madison dengan lampiran 12 amandemen

4. Bill of Rights amandemen

Bill of Rights amandemendari konstitusi Amerika Serikat yang memuat tentang pengakuan terhadap hak-hak warga negara dan negara-negara bagian

Pengaruh Revolusi Amerika


Revolusi Amerika yang berlangsung selama 7 tahun telah memberikan pengaruh besar sebagai berikut:

  1. Munculnya sebuah negara baru yang memiliki pengaruh yang luas bagi dunia. Banyak peristiwa-peristiwa penting dunia yang tidak terlepas dari pengaruh Amerika Serikat .

  2. Berkembangnya paham liberalisme dan pemikiran demokrasi, yang kemudian menjadi pendorong terjadinya Revolusi Perancis.

  3. Paham liberalisme yang berkembang di Amerika Serikat juga menjadi pendorong Semangat Kemerdekaan rakyat Amerika Latin di bawah pimpinan Simon bolivar dan Jose De San Martin untuk melepaskan diri dari kekuasaan Spanyol

Sumber: hariansejarah.id

Revolusi Amerika bermula dengan adanya kemerdekaan Amerika akan imperium Inggris. Hal yang paling menonjol adalah sikap tidak puas kaum kolonis terhadap kebijaksanaan Ingeris antara lain ditunjukkannoleh James Otis yang berbicara mengatasnamakan pedagang Boston tahun 1761. Othis menentang kesewenang-wenangan dan otoritas Perlemen Inggeris mengenai beberapa aspek kehidupan kaum kolonis termasuk di bidang perdagangan.
Demikian juga pada tahun 1763, Patrick Henry menentang hak-hak Privi Council mengenai masalah hukum di Virginia. Walaupun kedua tokoh tersebut tidak mewakili aspirasi orang-orang Amerika secara keseluruhaa, sikap yang mereka tunjukkan merupakan bentuk perlawanan kaum kolonis terhadap sistem imperium Inggeris. Demikian juga tidak semua orang Amerika menentang sikap Inggris. Banyak di antara mereka terutama yang berpandangan aristokrat mendukung kebijaksanan Inggris.
Puncak dari latar beakang revolusi Amerika adalah peristiwa Pembantaian Boston tahun 1770 yang memakan lima orang korban sipil. Peristiwa tersebut menggambarkan betapa pemerintah kolonial Inggeris telah memaksakan kehendaknya terhadap rakyat Amerika., Dicabutnya Townshend Act pada tahun 1770 dapat meredakan ketegangan. Namun demikian, kehadiran pasukan Inggris di daerah koloni yang mengawasi kegiatan perdagangan dan mencegah terjadinya penyelundupan menimbulkan rasa tidak senang kaum kolonis.
Kapal patroli Inggeris Gaspee, yang melakukan pengawasan di sekitar Rhode Island dibakar oleh kaum patriot dan membuat takut pejabat Inggeris yang harta miliknya ikut hancur. Para juri koloni menolak bekerjasama dengan para pejabat kerajaan dalam mengakhiri perdagangan ilegal. Ketika Gubernur Massachussetts, Thomas Hatchinson menyatakan tahun 1772 bahwa para hakim akan.dibayar dari uang kerajaan, timbul protes dari berbagai kalangan________________________________________
Salah seorang di antaranya adalah tokoh Boston, Samuel Adams, menentangnya dengan cara membentuk panitia korespondensi untuk mengkordinasi berita dan serta keluhan kelompok masyarakat yang berkaitan dengan tindakan pemerintah kerjaaan Inggris.


Sikap pemerintah kerajaan Inggeris masih tetap keras. Inggris mengeluarkan Undang-undang Teh yang memberikan hak monopoli kepada East India Company untuk melakukan eksport ke suluruh daerah koloni. Tindakan ini dibuat oleh kaum kolonis dengan cara memboikot seluruh produksi teh Inggris yang dikirim ke daerah koloni dan menganjurkan para agen untuk tidak mendual tehnya ke pasar Amerika serta mengirim kembali teh yang diterimanya ke Inggris atau ditimbun di gudang.
Banyak agen-agen dagang Inggeris, yang mendapat dukungan gubernur, yang menolak tuntutan kaum kolonis. Mereka memaksakan diri untuk menurunkan muatan kapal the Inggeris di Pelabuhan Boston. Kaum kolonis yang mendapat dukungan dari Samuel Adam menjawab sikap keras para agen itu dengan cara kekerasan. Pada tanggal 16 Desember 1773 kaum kolonis yang menyamar sebagai Indian Mohawk menaiki tiga kapal Inggris yang akan berlabuh di Pelabuhan Boston dan segera menceburkan muatan teh ke laut. Peristiwa yang dalam bahasa kaum kolonis sebagai “Boston Tea Party” tersebut sangat menjengkelkan Inggeris.
Pada tahun 1774, diselenggarakan Kongres Kontinental yang dihadiri oleh delegasi-delegasi dari semua daerah koloni, kecuali Georgia. Kongres yang diselenggarakan di kota Philadeplhia dimaksudkan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin memburuk. Akhirnya semua delegasi sepakat untuk mengeluarkan “Deklarasi Hak dan Keluhan” (Declaration of Right and Grievances) berupa pernyataan akan tetap setia kepada Raja dan tetap menentang hak Parlemen Inggris untuk mengenakan pajak terhadap darah koloni Amerika.
Ditengah-tengah ketegangan antara Inggris dan kaum kolonis, Kongres Kontinental Kedua diselenggarakan tanggai 10 Mei 1775 Walaupun delegasi kongres kedua itu lebih banyak dihadiri kelompok radikal dibandingkan dengan delegasi pada kongres yang pertama, tidak dicapai kesepakatan mengenai pernyataan kemerdekaan kecuali menyepakati perlunya angkat.
senjata melawan Inggeris seperti diusulkan oleh John Dickinson dan Jefferson Kongres yang dipimpin oleh John Hancock dan dihadiri juga oleh Benjamin Franklin tersebut menyepakati perlunya dikirim pasukan ke Massachusetts untuk membantu kaum kolonis di sana dan menugaskan George Washington sebagai pemimpin pasukan Kontinental untuk memimpin pasukan ke Boston untuk melindungi kota yang sedang dikepung pasukan Inggris.
Pada tanggal 7 Juni Richard henry Lee dari Virginia mengajukan resolusi yang menyatakan persetujuan atas kemerdekaan dari Inggris. Kongres ini menghendaki adanya dukungan dan konsensus yanbg lebih luas, membentuk sebuah komite yang dipimpin oleh Thomas Jefferson untuk menyiapkan langkah-langkah rasional menuju pernyatan kmerdekaan. Kongres juga menyepakati usulan Richard Henry Lee tanggal 2 Juli 1776 dan mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan dua hari kemudian.
Deklarasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Thomas Jefferson tersebut berisi dua bagian. Pada pembukaannya, Jefferson menyatakan bahwa pada dasarnya pemberontakan atau gerakan merupakan hak alamiah umat manusia untuk mendirikan pemerinthan baru yang didasarkan atas keinginan warganya. Bagoian kedua yang lebih panjang berisi tuduhan terhadap Raja Inggris yang mngabaikan hak-hak khusus kaum kolonis, dan memprotes ikut campurnya pemerintahan raja dalam pemerintahan kolonial di Amerika.
Peperangan Amerika
Perang kemerdekaan AS yang berlangsung selama enam tahun membuktikan bahwa kekuatan baru yang ditunjang oleh semangat kemerdekaan telah menang terhadap kekuatan lama Imperium Inggeris.- Kemenangan militer awal dalam pertempuran di Lexington, Charleston, Concord dan Bunker Hill telah memperkuat optimisme orang-orang Amerika.
Pada awal meletusnya perang, Inggris berusaha memaksakan kemenangan militeraya. Ditunjang dengan angakatan bersenjata yang besar, kekuatan ekonomi serta angkatan laut terkuat di dunia, Inggris ternyata memiliki banyak kelemahan. Pasukannya dan perlengkapan perang dalam jumlah besar hams diangkut dari jarak sekitar 3000 mil dan tidak mengenal medan tempur Amerika.
Sebaliknya pasukan Amerika dapat sembunyi dan melakukan serangan dimanapun di daerahnya. Lebih lanjut, di Inggeris tidak teradapat kesepakatan di antara warganya mengenai pengiriman pasukan ke Amerika terlebih-lebih pengiriman tersebut telah menimbulkan permusuhan dari Spanyol dan Perancis. Konflik strategi juga terlihat anatara Jenderal William Howe, sebagai komandan militer dan Admiral Richard Howe sebagai komisaris perdamaian.
Walaupun mengalami kekalahan di beberapa tempat, Washington mencoba mengkonsolidari pasukannya pada musim gugur tahun 1776 dan mundur melalui New Jersey. Ketika pasukan Howe memasuki musim dingin, pasukan Washington memukul pangkalan Inggeris di Trenton pada Natal 1776. Setelah kemenangan kecil di Princeton, pasukan Washington istirahat pada musim dingin. Pertempuran awal tersebut merupakan rahasia awal kemenangan Wahington. Pasukan Inggeris berusaha memperoleh wilayah strategis seluas-luasnya seperti New York, sedangkan Washington berusaha memperoleh kemenangan pasukan.
Seperti halnya pada perang gerilya moderen, pasukan revolusioner Amerika mengorbankan wilayah sambil tetap memelihara konsolidari pasukan, dan sepanjang pasukan tetap terpelihara, Inggeris tidak bisa mengklaim kemenangan. Sikap tegtuh George Wahington telah memberi waktundan pelung kepada pasukan Amerika unruk memperkuat din. Kemenangan di New Jersey telah meningkatkan moral pasukan negeri baru tersebut.
Pada musim gugur Inggris memulai serangan baru ke pusat-pusat perlawanan pasukan Amerika. Serangan dilakukan melalui tiga pusat penyerangan. Dari utara, Jenderal John Burgoyne melakukan serangan dari Kanada ke Albany. Pasukan lain dipimpin oleh Barry St Leger bergerak dari Danau Ontario ke Albany. Sedangkan pasukan Howe bergerak dari New York menuju Sungai Hudson lalu menuju selatan dan mengalahkan pasukan Washington di Brandywine (September 1777), dan selanjutnya menduduki Philadephia, markas Kongres Kontinental Amerika.
Dalam waktu yang sama Burgoyne bergerak ke arah selatan dari Kanada dan merebut Fort Ticonderoga. Setelah itu, pasukan Inggeris mulai dihadapkan pada kesulitan. Dukungan kaum Loyalis tidak bisa dibuktikan, sedangkan para patriot lokal mulai berpartisipansi dalam merintangi pasukan Inggeris dengan cara menebangi pohon dan menempatkannya di jalan raya yang dilewati pasukan Inggeris. Ketika laju pasukan Burgoyne berhenti, pasukan kecil Amerika yang dipimpin oleh Bennedick Arnold, mengalahkan pasukan St Leger di Oriskany, dan memaksa pasukan Inggris menarik diri dari Fort Oswego di Danau Ontario.
Burgoyne yangterhenti di hutan New York dan dikepung oleh para patriot Amerika, mencoba menghancurkan kekuatan kaum kolonis di Saratoga. Ternyata Burgoyne tidak mampu memaksakan kekuatannya dan akhirnya menyerah pada pasukan Amerika pada bulan Oktober 1777.
Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin sepenuhnya kemenangan Amerika terhadap Inggris. Namun demikian, bantuan internasional tetap memiliki peran besar terhadap tumbuhnya semangat juang pasukan kontinental Amerika., Sejak tahun; 1780, pasukan Inggeris mulai mengalami kekalahan di berbagai medan tempur Amerika. Dalam pertempuran di Lembah Ohio mereka kalah. Demikian juga usahanya untuk menyerang daerah Selatan tidak berhasil. Walaupun Karolina, Charleston dan Virginia sempat dikuasai, pada pertempuran berikutnya pasukan Inggeris tidak bisa mengalahkan pasukan gabungan Amerika dan Perancis.
Gabungan pasukan Washington dan Rochambeau yang berjumlah 15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Cornwallis di Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis menyerah dan Parlemen Inggeris segera memutuskan untuk menghentikan perang. Setelah mengalami kekalahan perang, Inggeris sepakat untuk berunding pada bulan Maret 1782. Perundingan damai yang diselenggarakan di Paris dihadiri oleh delegaasi dari AS, Inggeris, Perancis, Spanyol dan negara-negara yang berkepentingan dengan daerah koloni di Amerika.
Hasil perjanjian-Paris ditandatangani secara formal tanggal 3 September 1783. Raja George III dari Inggeris mengakui kemerdekaan AS, mengakui perbatasan AS yang terbentang dari utara (Great lakes), barat (Sungai Mississippi) dan Selatan hingga 31 derajat LU. Selain itu disepakati juga bahwa orang-orang Amerika diijinkan untuk menangkap ikan di perairan Kanada, kedua negara berhak melayari Sungai Mississippi; dan Kongres AS harus mengembalikan hak milik kaum royalis yang dirampas pada masa perang.