Bagaimana sejarah Renaissance?

Renaissance berasal dari bahasa Latin “ renaitre ” yang berarti “hidup kembali” atau “lahir kembali”. Pengertian Renaissance adalah menyangkut kelahiran atau hidupnya kembali kebudayaan klasik Yunani dan Romawi dalam kehidupan masyarakat Barat (Budi, 2011).

Dalam pengertian yang lebih spesifik, Renaissance diartikan sebagai suatu periode sejarah di mana perkembangan kebudayaan Barat memasuki periode baru dalam semua aspek kehidupan manusia, seperti ilmu-ilmu pengetahuan, teknologi, seni dalam semua cabang, perkembangan sistem kepercayaan, perkembangan sistem politik, institusional, bentuk-bentuk sistem kepercayaan yang baru dan lain-lain.

Secara historis Renaissance adalah suatu gerakan yang meliputi suatu zaman di mana orang merasa dirinya telah dilahirkan kembali dalam keadaban. Di dalam kelahiran kembali itu orang kembali pada sumber-sumber murni bagi pengetahuan dan keindahan. Dengan demikian, orang memiliki norma-norma yang senantiasa berlaku bagi hikmat dan kesenian manusia.

Pemakaian kata Renaissance pertama kali oleh Jules Michelet, seorang sejarawan Perancis yang lahir di abad ke-18 dan mulai terkenal di dunia Barat pada abad ke-19 karena karyanya yang berjudul “ History of France ” yang menekankan bahwa masa romatik Abad Pertengahan bukanlah sama sekali tidak berguna bagi perkembangan kebudayaan Barat.

Jules Michelet membedakan antara masyarakat Renaissance dengan masyarakat Abad Pertengahan adalah pada penafsiran pelaksanaan agama dalam kehidupan masyarakat.

Di dalam buku “ History of France ” itulah terdapat kata Renaissance yang digunakan untuk menyebutkan jaman setelah Abad Pertengahan. Menurut Jules Michelet, Abad Pertengahan ditandai oleh faktor dogmatis, sedangkan manusia Renaissance ditandai oleh faktor humanis.

Setelah Jules Michelet menggunakan kata Renaissance dalam tulisannya, selanjutnya dipopulerkan oleh penulis-penulis Eropa lainnya, seperti JacobmBurckhardt, dengan buku berjudul “ The Civilization of the Renaissance in Italy ”.

Jacob Burckhardt mengemukakan definisi Renaissance sebagai gerakan yang menemukan dunia dan manusia yang sebenarnya. Burckhardt memandang Renaissance lah yang menyelami manusia dan dunia, artinya Renaissance dipandang sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai ikatan dan kewajiban lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia tidak lagi berpaling dari dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama Kristen tidak menjadi dasar hidup lagi. Gereja bukan satu-satunya tempat keselamatan.

Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah kebudayaan Barat. Renaissance adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya.

Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal yang hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak ditujukan untuk dunia.

Di jaman Renaissance, manusia hidup bebas dalam menentukan corak hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin gereja. Pengaruh Renaissance makin lama makin meresap di berbagai bidang hidup, sehingga bertambah banyak orang, teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai melepaskan diri dari kuasa Firman Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum mulai memisahkan diri dari ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam yang berdasarkan ilmu pasti, mulai bertentangan dengan pandangan Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan dipercaya sebagai kebenaran ilahi.

Faktor-faktor Munculnya Renaissance
Middle Age merupakan zaman di mana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat memengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereja akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuh.

Paham Helio Centris tidak padam begitu saja, pada tahun 1594 Gardano Bruno melakukan hal yang sama seperti perndahulunya Copernicus, akan teatapi bernasib lain, akibat teorinya Bruno harus mendekam di penjara selama enam tahun dan pada tahun 1600 M dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup. Paham Helio Centris kemudian dimunculkan kembali oleh fisikiawan Jerman Johannes Kapler (1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642) dengan penemuan teleskop sederhana yang menjadikan Galileo harus dipenjara hingga umur 70 tahun, kemudian Galileo bertobat dikarenakan ketakutan nasibnya akan sama dengan Bruno (Surajiyo, 2010).

Pada Tahun 1642 bertepatan dengan meninggalnya Galileo lahirlah ilmuan baru Isaac Newton, seorang penemu teori Gravitasi Bumi, sehingga dengan penemuanya berhasil mendobrak kebodohan Gereja dan mengubah worldview baru bagi Eropa dalam memahami agama. Newton tidak hanya mengkritik gereja dalam masalah sains, akan tetapi dia juga mengkritik teori Trinitas, seperti yang dikatakan dalam bukunya The Philosophical Origins of Gentile Theology bahwa sebenarnya nabi Nuh telah membuat agama bebas tahayul dimana tidak ada kitab suci yang berisi wahyu-wahyu dan tidak ada lagi misteri, tapi Tuhan yang bisa dikenal melalui perenungan rasional terhadap alam semesta.

Pada Tahun 1670 M mengumumkan bahwa ajaran trinitas dibawa oleh Athanasius untuk mencari muka orang-orang pagan yang baru masuk agama Kristen sekaligus Athanius sendiri yang memberikan tambahan-tambahan terhadap Injil. Sehingga Newton berakhir pada kesimpulan bahwa Tuhan bisa di capai oleh akal melalui perenungan alam semesta seperti tokoh pendahulunya Rene Decrates yakni bukan melalui Al-kitab (Hardiman, 2011).

Keruntuhan otoritas Gereja menjadikan bangsa Eropa terbagi menjadi dua aliran dalam memahami Agama:

  • Aliran Deisme
    Aliran ini masih mempercayai adanya Tuhan tapi tidak mempercayai akan ayat-ayat Tuhan. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650 M), Martin Luther(1483-1556 M), Huldrych Zwingli (1483-1556 M), John Calvin (1509-1564 M), Isaac Newton (1642-1724 M), John Lock (1632-1704), Immanuel Kant (1724-1804 M) dan para pengikut-pengikut mereka seperti Calvinis (Pengikut John Calvin), Lutheran (Pengikut Martin Luher). Diantara ajaran-ajarannya yang paling mendasar adalah:

    • Beriman kepada satu Tuhan yang disebut “ Deus ” melalui kotemplasi akal baik melalui mekanika (seperti Newton) atau matematika (seperti Descartes).

    • Tidak mempercayai mitos wahyu.

    • Tidak mempercayai mukjizat yang bersifat misterius dan bertentangan dengan akal sehat. Keempat , mempercayai Tuhan sebegai pencipta alam dari ketiadaan ( *Cratio ex nihilo).

    • Membagi kehidupan kepada: alam, Tuhan dan akal.

  • Aliran Atheisme atau Materialisme
    Orang pertama meluncurkan gagasan ini adalah George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831 M) dengan menyatakan dalam bukunya Phenomenology of Mind (1807 M) bahwa Roh Universal hanya bisa mencapai kesempurnaan jika menenggelamkan dirinya kedalam kondisi-kondis batas ruang dan waktu. Roh universal paling mungkin diwujudkan dalam pikiran manusia. Jadi, manusai juga harus membuang konsep lama tentang Tuhan transenden agar dapat memahami bahwa dirinya memiliki sifat Tuhan juga.

    Selanjutnya, gagasan sekular Hegel dilanjutkan muridnya Ludwig Feuerbach (1804-1872 M) yang menyatakan bahwa agama dapat memisahkan manusia dari Tuhan, Tuhan itu sempurna sedangkan manusia tidak, Tuhan itu abadi sedangkan manusia fana, Tuhan itu maha kuasa sedangkan manusia lemah. Karl Marx (1818-1883 M), menulis dalam buku Economic and Philosophical Manuscript bahwa agama merupakan gejala masyarakat yang sakit, agama adalah candu masyarakat yang bisa menerima sistem sosial yang rusak. Agama menghilangkan keinginan untuk menemukan obat dengan mengalihkan perhatian dari dunia ini kepada akhirat. Ketidak percayaan atas Tuhan dibuktikan pula secara Ilmiah oleh Charles Darwin (1809-1882 M), dalam buku kontroversinya The Origin of Species by Means Natural Selection (1859) dengan teori evolusinya, Darwin menolak teori yang telah lama dipercayai Gereja yaitu teori cratio ex nihilo. Dengan teorinya tersebut, Darwin mencoba memisahkan interfensi Tuhan dalam penciptaan alam dan kehidupan mahluk hidup di dunia ini. Atheisme berpuncak pada deklarasi kematian Tuhan pada tahun 1882 oleh Friedrich Nietzsche (1844-1900 M) melalui bukunya The Gay Science .

    Kedua paham inilah yang merasuki masyarakat Eropa dari mulai akhir abad ke 17 masehi sampai sekarang, sebagai konsekuensi sekaligus rival atas praktek-praktek otoritas gereja yang selama beratus-ratus tahun bangsa Eropa merasa dibodohi dan dikekang olehnya. Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan.

Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theologi. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Sehingga mereka menamakan jaman sebelum revolusi dan reformasi sebagai The Dark Age dan menamakan zaman setelahnya sebagai Renaissance .

Adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja menimbulkan sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat Renaissance.

Ernst Gombrich menyatakan bahwa munculnya Renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, artinya bahwa Renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan.

Prancis Michel De Certeau Renaissance berpendapat bahwa muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elit baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).

Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

Keadaan Eropa Menjelang Renaissance
Latar belakang timbulnya Renaissance jika dilihat dari beberapa aspek adalah kondisi sosial, budaya, politik, dan ekonomi Abad Pertengahan.

  • Kondisi sosial
    Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dan kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai dalam masyarakat.

  • Kondisi budaya
    Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja.

  • Kondisi politik
    Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya. Adakalanya kekuatan militer kaum bangsawan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer milik raja.

  • Kondisi ekonomi
    Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan penguasa.

Kondisi-kondisi di atas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidakmemiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu, timbullah upaya-upaya untuk keluar dari keadaan tersebut. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi Abad Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance, adalah sebagai berikut:

  • Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan materialistis semakin berkembang mendesak kehidupan keagamaan.

  • Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad Pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini hilang berganti dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.

  • Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis menjadi juga pusat perdagangan dan industri.

  • Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali memegang kekuasaan politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh seluruh lapisan masyarakat.

  • Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.

  • Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.

Sejarah Pudarnya Renaisan di Italia

Renaissance pertama kali muncul di Italia setelah tahun 1300 M, di saat seluruh ciri-ciri institusi dan cita-cita masa feodal mulai melemah. Hal ini ditandai dengan merosotnya sistem kekesatriaan, feodalisme, kekaisaran Romawi, kekuasaan mutlak kepausan, dan sistem serikat kerja perdagangan dan industri. Masa kebesaran katedral Ghotik merosot tajam, filsafat skolastik mulai tidak berdaya dan dipandang rendah, supermasi agama dan etika hidup secara perlahan tapi pasti menjadi kurang diperhatikan. Bersamaan dengan itu, secara bertahap muncul institusi baru dan pola berpikir yang cukup penting, yang sekaligus menandai abad ini, abad dengan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan sebelumnya. Rentang masa ini antara tahun 1300 sampai kira-kira 1650 M.

Setelah tahun 1550, renaisan di Itali mulai masuk tahap akhir. Penyebabnya tidak dapat diketahui secara pasti. Kemungkinan yang paling kuat adalah mundurnya tingkat perekonomian. Hal ini kelihatannya berkaitan dengan wilayah-wilayah di sekitar Itali. Kota-kota Itali pada dasarnya sangat bergantung dengan perdagangan mereka dengan wilayah-wilayah Timur dekat setelah kejatuhan kemaharajaan Muslim dan Bizantium. Tetapi dengan ditemukannya ‘dunia baru’ pada akhir abad ke 14 telah menimbulkan perubahan yang cepat di pusat-pusat perdagangan Mediterania.

Sebab lainnya adalah dengan terjadinya reformasi Katolik dan ketidak-adilan politik di Itali. Akibat pertama yang dirasakan adalah munculnya sikap fanatik dan tidak toleran. Ketidakstabilan politik Itali telah menimbulkan individualisme yang tidak terkendalikan dan kecemburuan di kalangan para penguasa. Kebanyakan republik-kota diperintah oleh para ‘despotik’. Dalam mempertahankan kekuasaannya mereka tidak segan-segan menggunakan kelompok-kelompok ‘gangster’. Sebagai gambaran, kematian Lorenze the Magnificent pada tahun 1492, telah diikuti dengan naiknya Piero, anaknya yang sangat bodoh dan kemudian berkuasa secara diktator di Florence. Untuk selanjutnya renaisan menyebar ke berbagai belahan dunia Eropa.