Bagaimana Sejarah Psikologi?

sejarah psikologi

Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah. Para praktisi di bidang psikologi disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku. Bagaimana sejarah psikologi?

Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala – gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan karena itu tiap – tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di Benua Amerika.

Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kerumitan dan kedinamisan manusia untuk dipahami.

Pada tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Ditandai oleh berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih memahami manusia telah ditemukan walau tidak terlalu memadai. Dengan berdirinya laboratorium ini, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pemgetahuan, sehingga tahun berdirinya laboratorium, Wundt diakui pula sebagai tanggal berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan.

Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, psikologi boleh dikatakan sebagai ilmu yang masih muda dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti ilmu alam, biologi dan lain-lain, karena baru pada akhir abad ke 19 psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri dalam hal isi, metode dan penggunaannya.

Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah berusaha untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom). Sebelum abad ke-19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Perbedaan cara memecahkan masalah jiwa dimasa lampau dengan dimasa modern, terutama terletak dalam cara pendekatannya. Pendekatan dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistik, sedangkan masa modern dengan pendekatan scientific (ilmiah), yaitu melalui penelitian-penelitian empirik.

Sejarah psikologi dapat ditelusuri pada masa Yunani kuno. Pada tahun 1600-an, filsuf Perancis yang terkenal,Rene Descartes, memperkenalkan konsep dualisme yang menekankan pada tubuh dan pikiran yang padadasarnya adalah dua entitas terpisah yang berinteraksi bersama untuk membentuk pengalaman.

Pada pertengahan abad ke-19, muncul Wilhelm Wundt, seorang ahli ilmu fisiologi Jerman yang terkenal akankarya-karyanya, menguraikan hubungan yang paling penting antara fisiologi dan psikologi. Dia mempelajaritentang kesadaran manusia dan berusaha untuk menerapkan metode eksperimental tertentu untukmempelajari proses internal. Proses ini sekarang dikenal dengan introspeksi.

Salah satu murid Wundt yang paling terkenal, Edward Titchener, menjadi salah satu pendiri sekolah psikologipertama. Edward Titchener memunculkan sebuah pemikiran baru yang disebut strukturalisme. Menurutstrukturalisme kesadaran manusia dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil. Menggunakan introspeksi,siswa dilatih untuk berusaha memecahkan reaksi dan tanggapan yang paling dasar dari semua persepsi dan sensasi.


Psikologi kemudian berkembang di Amerika pada abad ke-19. William James adalah seorang psikolog Amerika terkemuka selama periode ini dan prinsip-prinsip psikologi membuatnya menjadi disebut sebagai Bapak Psikologi Amerika. Konsep dan gagasan William James dikenal dengan nama fungsionalisme. Fungsionalisme terfokus pada perilaku manusia bekerja untuk membantu masyarakat di lingkungan masing-masing. Fungsionalis menggunakan metode seperti observasi langsung. Fungsionalis menekankan pada kenyataan bahwa kesadaran adalah proses yang selalu berubah dan berkelanjutan.

Sampai saat itu, psikologi cenderung lebih menekankan pada pengalaman manusia secara sadar. Sigmund Freud, dokter Austria yang terkenal karena mengubah wajah psikologi sedemikian rupa, mengedepankan teori kepribadian yang menekankan pada pentingnya pikiran bawah sadar. Penelitiannya dengan orang yang menderita penyakit mental seperti histeria membuatnya percaya bahwa pengalaman anak usia dini serta impuls bawah sadar kita memberi kontribusi besar terhadap pengembangan kepribadian dan perilaku orang dewasa. Menurutnya, gangguan psikologis pada dasarnya akibat dari konflik tak sadar yang terjadi dalam diri kita, dan yang menjadi tidak seimbang. Teorinya memiliki dampak besar pada psikologi di abad ke-20, yang mempengaruhi bidang lainnya seperti sastra, seni dan budaya.

Psikologi berkembang secara dramatis selama abad ke-20 dan muncul pemikiran yang dikenal dengan behaviorisme. Behaviorisme adalah perubahan yang sangat besar dari semua perspektif teoritis sebelumnya,dan menolak penekanan pada pikiran sadar serta pikiran bawah sadar. Melainkan berusaha untuk membuatdisiplin yang lebih ilmiah dengan menekankan pada perilaku yang dapat diamati. Perilaku menekankan padakenyataan, bahwa materi pelajaran psikologi pada dasarnya adalah perilaku manusia. Dampak dari aliran pemikiran ini sangat besar dan mendominasi selama hampir 50 tahun. Meskipun akhirnya runtuh, prinsip-prinsip dasar behaviorisme masih digunakan sampai sekarang. Metode terapi sering digunakan untuk membantu anak-anak mengatasi perilaku maladaptif dan belajar keterampilan baru.

Pada pertengahan abad ke-20, muncul pemikiran yang kita kenal dengan psikologi humanistik, konsep teoritis yang meletakkan penekanan pada pengalaman sadar. Disiplin ilmu psikologi telah mengalami pertumbuhan dan perubahan besar sejak awal kemunculan Wilhelm Wundt. Psikologi sejak itu terus berubah dan berkembang, membawa perspektif baru. Penelitian psikologis sekarang berfokus pada banyak aspek dari perilaku manusia dan pengalaman, yang mengacu pada faktor budaya dan sosial, serta pengaruhnya pada perilaku manusia.