Bagaimana sejarah Pertempuran Stalingrad ?

Pertempuran Stalingrad

Pertempuran Stalingrad adalah pertempuran besar Perang Dunia II di mana Nazi Jerman dan sekutunya melawan Uni Soviet untuk menguasai kota Stalingrad di Rusia Selatan, di perbatasan timur Eropa.

Bagaimana sejarah pertempuran Stalingrad ?

Pertempuran Stalingrad merupakan salah satu perang paling berpengaruh dalam Perang Dunia II. Penaklukan Uni Republik Sosialis Soviet selalu menjadi impian Adolf Hitler. Ia jauh lebih tertarik untuk menghancurkan Uni Soviet daripada menaklukkan Skandinavia, Prancis, dan negara-negara lainnya. Ada beberapa alasan. Mungkin yang terpenting, meski yang paling sulit dipahami, adalah ideologi.

Hal Ini sangat sulit dipahami karena orang menganggap Nazisme maupun Komunisme, sebagai suatu sistem yang hampir mirip. Keduanya bersifat sosialis dan otoriter. Keduanya mengaku sebagai partai rakyat (Nazi adalah kependekan dari Partai Pekerja Sosialis Nasional). Namun, keduanya dikuasai oleh diktator kuat: Hitler di Jerman dan Joseph Stalin di Uni Soviet.

Rencana penyerbuan Nazi ke Uni Soviet dikenal dengan nama “Operasi Barbarossa”. Sekilas, operasi ini mungkin terlihat sebagai operasi bunuh diri, karena Uni Soviet memiliki tentara terbesar di dunia, dan memiliki kekuatan tank terbesar di dunia. Secara individu, pesawat tempurnya tidak sebanding dengan yang ada di Jerman atau Inggris, namun angkatan udara Soviet juga merupakan yang terbesar di dunia. Populasi USSR tiga kali lipat dari Jerman, dan luas daratannya melebihi semua Eropa non-Soviet. Bahkan, seorang Napoleon pun telah menemui kejatuhannya di dataran salju Rusia.

Akan tetapi Hitler punya beberapa alasan untuk merasa percaya diri. Persenjataan Soviet kurang mengesankan selama “gladi resik” untuk Perang Dunia II (Perang Saudara Spanyol). Pada tahun 1940-41 “Perang Musim Dingin” melawan tentara kecil Finlandia, Tentara Merah telah dianiaya dengan buruk. Selain itu, hal paling penting ketika Stalin yang paranoid hampir saja melumpuhkan tentara dengan pembersihannya pada tahun 1937-38. Ia mengeksekusi sebagian besar pemikir militer asli yang didakwa atas konspirasi anti-Soviet, dimulai dengan Marsekal Mikhail N. Tukhachevsky, kepala staf tentara, dan perwira militer senior lainnya seperti Ieronim Uborevich, Iona Yakir, Robert Eideman, August Kork, Vitovt Putna, Boris Feldman dan Vitaly Primakov. Pada saat pembersihan berakhir, tiga dari lima marsekalnya tewas, bersama dengan 13 dari 15 komandan militer, 110 dari 195 komandan divisi, dan 186 dari 406 jenderal brigadir. Stalin mengisi kekosongan itu terutama dengan tentara tua yang telah menunjukkan kesetiaan mereka kepada faksi Partai Komunisnya.

Untuk mengimbangi jumlah pasukan Soviet, tentara invasi Hitler termasuk tentara dari aliansinya: orang Italia, Rumania, Hungaria, dan Slovakia. Bahkan ada unit relawan Spanyol, meskipun diktator Spanyol, Francisco Franco, telah menolak bergabung dengan Poros Roma-Berlin-Tokyo dan mengizinkan pasukan Jerman melewati Spanyol untuk menutup Laut Tengah.

Operasi Barbarossa dimulai dengan tiga serangan utama. Serangan pertama ke utara menyusuri pesisir Baltik untuk merebut Leningrad, sementara tentara Finlandia menyerang bekas ibukota Rusia dari utara. Serangan kedua ditujukan langsung ke Moskow, ibu kota Soviet. Ketiga, serangan yang menyapu ke Ukraina, lumbung pertanian Uni Soviet.

Pertempuran Stalingrad

Serangan di utara tidak pernah dapat menduduki Leningrad. Pasukan Finlandia mendorong Tentara Merah kembali ke perbatasan Finlandia yang lama. Lalu mereka berhenti. Hitler memutuskan dua serangan lainnya lebih penting daripada serangan di utara, sehingga ia tidak memperkuat serbuan ke Leningrad. Meskipun demikian, orang-orang Jerman dapat membuat pengepungan parsial di Leningrad di mana satu juta orang Soviet kelaparan sampai mati.

Pertempuran Stalingrad

Dua serangan lainnya terhambat oleh strategi Hitler sendiri. Ia terus mengalihkan pasukan dari Moskow untuk menyerang Ukraina dan kembali lagi. Akibatnya, Nazi tidak berhasil mencapai tujuan sebelum musim dingin tiba. Kesalahan strategi Hitler ini akan menjadi lebih berbahaya bagi Jerman jika Stalin tidak melakukan hal yang sama.

Sebelum Operasi Barbarossa dimulai, Stalin yakin bahwa orang-orang Jerman tidak akan menyerang. Ia menganggap orang yang membantah dirinya sebagai pengkhianat. Ada banyak wilayah pengungsian di wilayah Uni Soviet, dan patroli Jerman dengan seragam Soviet melintasi perbatasan. Perwira Soviet, bagaimanapun, takut melewatkan informasi intelijen ini ke Stalin. Namun, Stalin mengabaikan peringatan yang ia dapatkan dari pemerintah lain. Misalnya, Amerika Serikat menyampaikan peringatan bahwa Jerman berencana melakukan serangan ke Uni Soviet dan mereka mempunyai bukti otentik yang mendukung pernyataan tersebut.

Ketika tentara Jerman menyerang, Stalin memerintahkan para komandannya untuk tidak menyerah satu inci pun. Pasukan panzer Jerman menusuk garis pertahanan Soviet, meninggalkan bangkai tank baja tipis Soviet di belakang mereka. Kemudian, mereka berbalik dan mengepung pasukan yang mengikuti perintah Stalin untuk tidak menyerah satu inci pun. Pasukan Jerman menangkap 5.700.000 tentara Soviet, kebanyakan antara bulan Juni dan November 1941. Dari jumlah tersebut, 3.300.000 orang tewas dalam penawanan akibat kelaparan dan penganiayaan.