Bagaimana sejarah perang tujuh tahun ?

Perang Tujuh Tahun

Perang Tujuh Tahun adalah perang militer global yang berlangsung dari tahun 1756 hingga 1763 antara kekuatan-kekuatan besar di dunia pada masa itu. Perang ini dipicu oleh persaingan antara Britania Raya (sedang bersatu dengan Hanover) dengan Wangsa Bourbon (di Perancis dan Spanyol), dan antara Hohenzollerns (di Prusia) dengan Habsburg (Kekaisaran Romawi Suci dan Austria) Perang ini diakhiri oleh Traktat Paris dan Hubertusburg pada tahun 1763. Akibat perang ini, sekitar 900.000 hingga 1.400.000 orang tewas.

Bagaimana sejarah perang tujuh tahun ?

Latar Belakang


Penyebab Perang Tujuh Tahun berakar pada hasil konflik sebelumnya, Perang Suksesi Austria (1740-48). Perjanjian Aix-la-Chapelle yang mengakhiri perang ini tidak mampu untuk meredakan kemarahan Austria karena kehilangan provinsi kaya Silesia yang direbut Prusia. Perjanjian juga tidak mampu menahan ambisi kolonial Prancis dan Inggris yang saling bertentangan, sehingga memicu pertempuran baru yang lebih besar.

Meskipun Perang Tujuh Tahun pada dasarnya merupakan kelanjutan dari Perang Suksesi Austria, namun terdapat dua perbedaan signifikan dibanding perang sebelumnya.

Perbedaan penting pertama adalah bahwa Perang Tujuh Tahun benar-benar perang global, membutuhkan komitmen total dari sumber daya dan semua pasukan. Oleh karena itu, negara-negara yang berperang menempatkan semua yang mereka miliki untuk terus berjuang, keuntungan pun menjadi hal sekunder.

Perbedaan utama kedua adalah pergeseran definitif pada poros aliansi yang telah ada selama paruh pertama abad ke-18. Austria dan Inggris, sekutu lama, melanggar perjanjian mereka dan Austria memihak Prancis yang sebelumnya adalah musuhnya. Prusia pada gilirannya memutuskan hubungan dengan Prancis dan memihak Inggris.

Tokoh-tokoh utama dalam Perang Tujuh Tahun adalah Ratu Maria Theresa dari Austria; George II dan kemudian George III dari Inggris; Louis XV dari Prancis; Frederick II (kemudian dikenal sebagai Frederick Agung) dari Prusia; dan Ratu Elizabeth dari Rusia.

Jalannya Perang


Peperangan dimulai pada tahun 1756 dan berlangsung selama tujuh tahun. Pada masa awal perang ini Prancis dan Austria mendominasi peperangan, sehingga keduanya diramalkan bakal memenangi perang.

Namun, Inggris di bawah Perdana Menteri Pitt the Elder segera bergabung dengan Prusia. Kemenangan gemilang Prusia dalam pertempuran melawan Prancis di Rossbach pada tahun 1757. Kemenangan di Rossbach menandai titik balik peperangan.

Setelah menang di Rossbach, Prusia kembali menuai kemenangan di Leuthen melawan Austria dan di Zorndorf melawan Rusia. Kemenangan Prusia diikuti kemenangan Inggris atas Prancis di Plassey di India dan di Quebec, Kanada.

Pada tahun 1759, pertempuran semakin memanas yang ditandai dengan kemenangan pasukan Inggris-Prusia atas pasukan Prancis di Minden, Jerman. Sementara itu, angkatan laut Inggris juga menorehkan hasil gemilang dengan mengalahkan armada Prancis di Teluk Quiberon. Aliansi Inggris-Prusia terus menorehkan kemenangan, setelah pada tahun 1760 Inggris merebut Montreal, Kanada.

Untuk membalas kemenangan Prusia, Austria dan Rusia menambah jumlah kekuatan pasukan. Penambahan pasukan ini membuat pasukan Prusia merubah strategi perang menjadi bertahan untuk menahan gempuran pasukan tersebut.

Prusia hampir hancur, tetapi diselamatkan oleh kematian Tsarina Rusia, Elizabeth, yang wafat pada tahun 1762. Tsar baru Peter III menarik Rusia keluar dari peperangan dan meninggalkan Prusia dan Austria yang saling berhadapan untuk memperebutkan Silesia dan Saxony.

Orang-orang Prusia mampu meraih keunggulan di kedua provinsi. Namun perang tersebut tidak pernah mencapai tujuan akhir, karena kedua belah pihak telah kelelahan dan kehabisan sumber daya perang. Perdamaian pun menjadi satu-satunya jalan yang dapat ditempuh. Oleh sebab itu, seorang utusan Austria tiba untuk membuka negosiasi damai pada tanggal 29 November 1762.

Di tempat lain, dengan naiknya George III ke tahta Inggris pada tahun 1760, strategi Inggris mulai berubah. George III lebih memperhatikan perang di wilayah koloni dan kurang peduli dengan perang di Jerman.

Pada bulan Oktober 1761, aliansi pemerintah Inggris William Pitt dan Duke of Newcastle yang telah mempromosikan sebuah perang kolonial / kontinental bersama resmi berakhir. Lord Bute menjadi menteri utama dan Inggris pun mulai meninggalkan Prusia baik secara politik maupun finansial.

walnya kedua negara telah sepakat untuk tidak bernegosiasi dengan pihak manapun kecuali jika disetujui, namun Inggris melanggar kesepakatan ini saat mereka mulai mengajukan tawaran negosiasi kepada Prancis. Sikap Inggris tersebut menyebabkan keretakan hubungan yang serius antara Prusia dan Inggris.

Akhir Perang


Perang Tujuh Tahun akhirnya diakhiri dengan dua perjanjian damai yang terpisah. Pertama, Perjanjian Paris, melibatkan Inggris Raya, Prancis, dan Spanyol dan ditandatangani pada tanggal 10 Februari 1763. Di bawah persyaratannya, Inggris mendapatkan Kanada, Pulau Cape Breton, Newfoundland, lembah Sungai Ohio, dan semua tanah di timur Sungai Mississippi.

Prancis melepaskan semua klaim untuk New France dengan menerima imbalan hanya dua pulau di lepas pantai Newfoundland, St Pierre dan Miquelon. Prancis juga menerima Martinique, Guadeloupe dan Marie Galante di Karibia, sementara Inggris mempertahankan Grenada dan semua Lesser Antilles kecuali St Lucia.

Inggris juga menjadi kekuatan Eropa yang dominan di daerah Carnatic dan Bengal di India, sementara Pondicherry dikembalikan ke Prancis. Belle Isle (di lepas pantai Prancis) diberikan kembali ke Prancis sebagai imbalan bagi wilayah Minorca dan Inggris mengembalikan Goree di Afrika Barat dengan imbalan Senegal.

Prancis juga sepakat untuk mengevakuasi semua wilayah George III di Jerman dan sekutu-sekutunya. Inggris mengembalikan Kuba dan Filipina ke Spanyol sebagai pengganti Florida dan penarikan dari Portugal.

Orang-orang Austria dan Prusia menandatangani Perjanjian Perdamaian Hubertusburg pada tanggal 15 Februari 1763. Semua perbatasan tahun 1756 dikembalikan seperti semula. Austria menarik diri dari Silesia dan Prusia mundur dari Saxony. Silesia tetap menjadi bagian Prusia dan pembagian Prusia sebagai negara tidak terjadi. Sebenarnya hasil perang justru telah memperkuat peran Prusia sebagai kekuatan besar Eropa.

Sumber :